TULISAN RINDU

31 2 0
                                    

Ayah,
teman kost sebelahku sedang memainkan lagu-lagu kesukaanmu. Seketika aku rindu suasana rumah.

Teringat ketika lagu yang kudengar ini sedang dimainkan, disitu kau sedang asyik menyeruput teh tawar dengan surat kabar di tanganmu.

Serasa kau ada di sini. Apa memang kebetulan kau sedang di sini juga? Ah! Aku rindu suasana pagi itu, Ayah.

Akhir-akhir ini juga kau sering hadir dalam mimpiku. Apa kau merindukanku juga? Kau pasti rindu, kan?

Adik-adik sedang mengejar mimpinya di sekolah kebanggaannya, Yah. Terpaksa bertahun membiarkan ibu sepi karena mereka berasrama.

Sekarang, aku pun begitu. Di rumah baru. Sekolah baru. Meninggalkan ibu pula. Beliau tak pernah melewatkan doa untuk kita, Yah. Kau juga merasakan doanya kan?

Berbahagialah di sana, Yah. Jangan sampai berani bersedih meski hanya mencoba-coba. Percayalah, ini hanya sebuah tulisan kerinduan si sulung kepada cinta pertamanya.

Kau tidak jauh, Ayah. Kau mengalir dalam tubuhku.

Beribu maaf karena saat ini, detik ini, aku sangat merindukanmu. Sangat.

Aku menyayangimu, Yah. Jangan lupa singgah dalam mimpi.

Sekali lagi, aku sungguh sangat menyayangimu.

010917

SUARA DARI ANAKDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang