Chapter 4

942 69 1
                                    







Cerita sebelumnya...

"Nah bagaimana pendapatmu tentang mobilku?" Tanya Kory.

"Elegan, tapi aku menemukan satu kaos kaki disana," Tunjuk Lily ke arah dashboard, tentu saja spontan Kory mengambilnya.

"Ah maaf," Kory menggaruk kepalanya.

"Hahaha, santai kali," Jawab Lily. Mereka tertawa bersama-sama.

Lily pun memulai topik baru, "Kory kau tau Tobot?"

~Cousin: Kory~

Kory kaget, kenapa Lily tiba tiba bertanya seperti itu? Apa dia tahu Rahasianya?

"Kenapa kau tanya begitu?" Tanya Kory yang berusaha terlihat tenang.

"Tak apa beberapa tahun yang lalu di Pulau Jeju pernah ada hampir kecelakaan kereta, aku ada di dalam salah satu kereta itu, Untung Tobot menyelamatkan kami" Jelas Lily

"Aku pernah dengar kalau Tobot berasal dari Kota Daedo" Sambungnya sambil tersenyum simpul

"Ooh iya Tobot itu dari Kota Daedo. Lily, aku pernah dengar Pilot tobot Y itu sangat keren lho!" Kata Kory (yang memuji diri sendiri)

"Benarkah? Versi yang kudapatkan Kalau Pilot Y itu Ceroboh, Pemalas, Jorok Dan suka bikin gaduh. Itu yang ku tahu dari situs resmi penggemar tobot " Kata Lily sambil menatap kearah Kory.

Y yang mendengar itu berusaha sekeras tenaga untuk menahan tawa, Muka Kory terlihat merah padam. Image pilot Y sangat buruk. Andai apa yang terjadi bila Lily Tahu dia pilot Tobot Y, Mungkin Lily akan meremehkannya dan menatap dirinya dengan penuh kejijikan.

"Awas Kau Dolly berani menulis macam-macam di situs penggemar Resmi" Batin Kory wajah Kory terlihat sangat kesal.

"Eh, Kita sudah sampai tuan putri" ujar Kory yang melihat rumahnya, sekalian mengganti topik.
Kory turun terlebih dulu lalu membukakan pintu Lily.

"Terima kasih, tapi barang-barang ku dimana Kory?" tanya Lily, dia baru ingat tentang bawaannya.

"Sudah ada di kamarmu" Kory tersenyum. Korypun mengantar Lily kekamarnya sambil memberikan denah rumah.

"Tidak ada yang membuka kan?" Tanya Lily sekali lagi, wajahnya serius dan panik. Lily menatap kedua mata Kory lamat-lamat.

"T..Tidak kok, aman" Jawab Kory gugup, muka Lily terlalu dekat!

"Oke, baguslah kalau begitu," Lily menjauhkan wajahnya dari Kory.

Mereka berduapun menaiki tangga, saat menuju ke kamar, Kory menjelaskan sedikit tentang denah rumah dan bola.

"Nah ini dia kamarmu," Kory menunjukkan sebuah kamar kecil yang sudah bersih. Disana sudah ada satu ranjang kecil, meja rias, satu lemari baju, tas-tas Lily dan beberapa box.

"Kata Ayah, kalau kamu mau menyimpan barang bisa di box dulu. Lemari bukunya sedang di pesan oleh Limo," Jelas Kory.

"Oke, terima kasih Kory," Jawab Lily mengangguk.

"Kalau ada perlu, bilang aja ke aku," Kory mengacungkan jempolnya.

"Sip," Lily mengacungkan jempolnya juga. Kory tersenyum lalu keluar dari kamar Lily. Meninggalkan Lily seorang di dalam kamar.

Lily berjalan mengamati sekitar, kasurnya walau agak lama masih bisa dipakai, lalu seprainya juga baru saja di ganti. Dimeja Rias ada sekuntum bunga mawar dan kartu kecil. Dia mengambil kartu dan bunga mawar itu. Dia mengamati kartu itu dengan saksama, di kartu ucapan tertulis dengan sangat jelas, 'Maaf Lily - Ahn rio-'

"Cih, pencitraan", Lily tanpa ragu membuang bunga itu ke keranjang sampah dan merobek kartu ucapannya.

Lily menutup jendela kamarnya, lalu mengeluarkan belati yang ada di jaketnya. Belati itu memantulkan cahaya lampu yang agak silau.

"Untung belati ini tidak ketahuan di bandara. Kak Kat benar, logam jenis ini tidak terdeteksi metal detector," Lily tersenyum lagi. Lily memasukkan benda yang dia pegang ke dalam sarung bantalnya.

"Eh apanya Miss Kat membawakanku sesuatu?" Batin Lily.

Dia membuka kopernya dan mengambil sebuah bola bening. Dari dalamnya terlihat cahaya berwarna ungu berpendar indah. Lily tersenyum kearahnya, lalu mengelus bola itu dengan lembut.

"Ah ternyata kau disini, inti pikiran,"

****


Jam menunjukkan pukul 10 malam, Lily hanya terduduk dikasurnya. Ia tak bisa tidur. Masih terpikir di benak nya kejadian beberapa tahun silam.

Lily melangkah keluar kamar, mencari udara segar. Kamar dia berada di lantai dua, jadi bisa melihat keadaan lantai 1 dari atas. Dari atas terlihat ruang keluarga lampunya masih menyala, Lilypun segera pergi kesana, siapa tahu ada orang. Sesampainya di ruang keluarga di sana ada seorang anak laki-laki yang sedang duduk di sofa. Lily mendekati anak laki-laki itu,

"Oh Kory toh," Gumam Lily, dia duduk di sofa, di sebelah Kory.

Kory menoleh dan tersenyum, "Ah Lily, kau belum tidur?" tanya Kory

"Aku tak bisa tidur, kalau kamu?"

"Hari ini tim jagoanku tanding. Aku tidak akan melewatkannya" Jawab Kory cengengesan.

"Pasti kau memikirkan hari pertama masuk sekolahkan?" Tebak Kory sambil memakan kacang rebus buatan ayahnya.

"Iya, Itu benar benar trauma" Kata Lily dengan nada sedih.

"Tenang saja, aku dan teman-teman takkan membiarkan itu terjadi" Ujar Kory, salah satu tangannya kini berada diatas pundak Lily. Lily spontan menoleh.

"Aku janji gak ada yang berani mengganggu tuan putriku di sekolah" Sambungnya sambil tersenyum, senyum Kory benar-benar cerah.

"Ya, Ku pegang janjimu" Kata Lily tersenyum, sambil menutupi wajahnya yang sedikit memerah karena malu.

"Ah maaf aku sok akrab ya?" Kory menjadi kikuk dan melepaskan tangannya dari pundak Lily, kini dia juga ikutan malu.

"Ah enggak, kok," balas Lily.

Mereka berdua menjadi membisu karena malu. Sepertinya tidak ada pilihan lain selain melanjutkan menonton bola.

Tak terasa sudah jam 12,Pertandingan sudah selesai, Kory juga sudah tertidur di sofa. Dia tertidur dipundak Lily.

"Ah, sudah tidur ya?," Lily meletakkan kepala Kory ke sisi lain sofa dan meletakkan bantal disana, tak lupa Lily mengambil selimut yang terlipat diatas meja dan membuka lipatannya. Dia memberikan selimut kepada Kory yang sudah tertidur lelap.

"Terima kasih atas hari ini, Kory," Gumam Lily tersenyum tipis. Lily bangkit dan pergi menuju kamar, hingga dia melihat kunci pintar Kory yang tergeletak di atas meja.

"Ah ini," Lily melihat lihat kunci pintar milik Kory .

Ia menggeser geser layar kunci pintar Kory.

"Mungkin ini semacam Smart Watch? Tapi kok gede banget ya?" Gumam Lily bingung.

Lily melihat tulisan 'Galeri'. Lily tidak bisa menahan rasa penasarannya, jadi dia melihatnya.

Foto pertama ada Kory yang sedang berulang tahun, wajahnya berlomotan krim kue.

"Hahaha, dari dulu Kory memang sangat lucu," Batin Lily sambil melirik kearah Kory. Tidur Kory benar benar pulas.

Foto kedua merupakan foto yang tidak Lily duga. Di foto itu terpampang jelas Kory sedang berdiri bersama tobot Y. Mereka berdua menunjukan pose peace.

"Jadi Kory adalah pilot Tobot Y?"


Bersambung...


Tetap Kasih Kritik + Sarannya ya.

Dan tetap ikuti kelanjutan ceritanya ya!

Thanks and Bye!

Tobot : Cousin (Super Sloow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang