Jisung berjalan di koridor dengan berat. Dance. Jisung bahkan sudah lupa gerakan dasar dance saat ia masih berada pada awal trainee nya.
Ia kembali teringat keputusan bodohnya yang terucap.
"Yaudah, iya. Jisung mau gantiin Felix." Minho tersenyum lega mendengar jawaban Jisung. Jisung buru-buru menambahkan."Demi nama sekolah ya. Karna Jisung juga salah satu murid disini. Jadi udah tugas nya Jisung."
Minho mengangguk paham. Tidak mau ambil pusing adik kelas nya yang sedang salah tingkah sambil merona. "Yaudah, kamu tunggu di ruang latihan aja dulu. Kalo kakak gak sibuk nanti kakak yang ajarin kamu. Kalo disana ada Hyunjin nanti kamu di latih sama dia."
Jisung hanya mengangguk lalu melangkah keluar.
Hufft.
Jisung kembali menghela napas berat. Kakinya terhenti di depan ruang latihan dance. Dalam ia merapalkan doa semoga ruangan itu kosong nantinya.
Dengan ragu ia buka pintu itu dan seketika lemas sudah persendian Jisung begitu mendapati ada Hyunjin di sana.
"Yah sudah kuduga." Ucapnya.
Hyunjin tak tampak terkejut sekalipun. Sepertinya ia sudah tau akan mengajari orang yang membencinya.
"Sudah siap dengan latihannya Tuan Han?" Hyunjin menatap datar Jisung.
"Sebelum itu, ada satu hal yang harus lu tahu Hwang Bangsat Hyunjin. Jangan. Pernah. Sentuh. Gue. Selama. Latihan." ucap Jisung penuh penekanan. Hyunjin yang hendak menyalakan music pengiring pun seketika berhenti dan berbalik menatap heran Jisung.
"Terus kalo gue ga boleh nyentuh lu, latiannya gimana?"
"Y-ya pokoknya jangan. Udah lah katanya latian. Kelamaan gue mau cepet-cepet pergi, gerah gue lama lama." Jisung pura-pura mengipasi tubuhnya dengan tangan sambil mengalihkan pandangannya.
Woojin mengernyit aneh. "Padahal di ruangan ini ada AC. Panas darimana coba, dasar aneh." gumam Hyunjin pelan namun masih dapat di tangkap jelas oleh telinga Jisung. Bayangkan saja adegan di kartun saat tokoh serasa di jatuhi batu yang besar.
Jisung yang sadar akhirnya hanya bisa merutuki kebodohannya.
Musik mulai mengalun dan Hyunjin segera mengajari Jisung dengan teliti. Jisung dengan cepat menghapal setiap gerakan membuat Hyunjin sedikit terkagum. Yah, hanya sedikit.
"Bagaimana gerakan yang ini?" Jisung menunjuk sebuah gerakan sulit pada tablet yang di pegang Hyunjin.
"Ya lu cuma perlu menggerakkan tangan seperti ini, lalu membentuk wave kecil." Hyunjin mempraktekkan gerakan tersebut.
Jisung tampak kesulitan mengikuti gerakan. Hyunjin yang menyadarinya kemudian berjalan ke arah belakang Jisung. Ia menggerakkan tangan Jisung dari belakang hingga posisi mereka seperti sedang berpelukan.
Hyunjin menjelaskan detail gerakan tepat di sebelah telinga Jisung. Napas hangat menyapa bagian telinga hingga lehernya. Leher adalah kelemahannya. Detak jantung Jisung bahkan berpacu lebih cepat. Jisung tidak dapat fokus mendengar penjelasan Hyunjin.
"Nhh" tanpa sadar Jisung sedikit bersuara seperti melenguh membuat Hyunjin sedikit menjauh karna kaget. Jisung yang sadar pun terdiam menahan malu. Oh ayolah, melenguh tanpa sadar di depan rivalmu adalah hal yang memalukan.
Jisung menatap tajam Hyunjin yang malah menatapnya heran. "Wae?" tanya Hyunjin.
"UDAH GUE BILANG TADI JANGAN DEKET-DEKET APALAGI SENTUH SENTUH GUE!!" Jisung membuang wajahnya ke arah lain karna sudah sangat jelas jika wajahnya memerah sekarang. "Kita lanjut besok." setelah berkata begitu Jisung segera berlari meninggalkan Hyunjin yang hanya diam melihat kepergian Jisung.
"Dia kenapa?" gumam Hyunjin. Ia kemudian mengendikkan bahunya dan lanjut berlatih.
----
Jisung berjalan menyusuri koridor sambil sedikit berlari. Tepat di ujung koridor ia bertabrakan dengan seseorang membuat ia terjatuh.
Bruuk,
"Aaww" Jisung terjatuh dengan bokong yang pertama kali mendarat. Pria di depannya segera mengulurkan tangannya yang langsung diraih oleh Jisung tanpa pikir panjang.
"Kau baik-baik saja?" tanya pria itu pada Jisung yang tengah membersihkan celananya. Jisung mendongak menatap pria di depannya dengan terkejut.
Jisung berjalan mundur menatap takut. Pria itu malah menyeringai melihat Jisung tampak ketakutan. Ia semakin melangkah mendekat hingga Jisung terpojok. Jisung bahkan tak mampu menatap ke arah mata pria itu.
"Aku hanya ingin berkenalan denganmu. Pertemuan kita terjadi tanpa perkenalan. Aku Kim Seungmin, ingat nama itu karena aku adalah pemilikmu." Seungmin mengatakan itu dengan tegas dan aura dominan yang begitu kental. Jisung hanya menunduk gemetaran sambil menggigit bibir bawahnya.
Melihat Jisung tak berkutik membuat Seungmin tersenyum. Ia mengangkat tangannya untuk mengelus pipi Jisung. Jisung membuang mukanya ke arah lain sambil menutup mata.
Seungmin mendekat ke telinga Jisung dan berbicara dengan suara lirih,"Katakan sesuatu kak."
Seungmin menyeringai, ia mengecup pelan pipi Jisung dan mengacak surai rambutnya. Kemudian berlalu meninggalkan Jisung yang mulai merosot karena ketakutan.
Jisung benar-benar ketakutan. Apalagi setelah kejadian kemarin yang sulit Jisung lupakan. Jisung ingin tenggelam saja ke dalam bumi.
Minho yang tak sengaja melewati koridor itu terkejut melihat Jisung terduduk di lantai.
"Dek, kenapa duduk di bawah?" Jisung seperti orang linglung menatap Minho di depannya. Minho merengkuh Jisung yang mulai menangis sesenggukan di dada Minho.
Tanpa mereka ketahui dua pasang mata mengamati pergerakan mereka dari kejauhan.
"Kau tau, anak itu benar-benar lemah." Seungmin duduk di tangga sambil memainkan batu ditangannya. Sementara Jeongin berdiri menatap aksi pelukan Jisung dan Minho dengan perasaan marah. Minho adalah kekasihnya dan tidak ada yang boleh menyentuhnya.
Tanpa kata, Jeongin pergi meninggalkan tempat tersebut dengan kesal. Seungmin yang menatap kepergian Jeongin hanya melongo.
"Cih, setelah aku membantunya selama ini,itukah ucapan terimakasih yang kuterima?" gerutu Seungmin sambil mengikuti Jeongin.
TBC
Tidak pede mau lanjut. Gaje banget.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Rival ; Hyunsung
FanfictionJisung sama Hyunjin rival abadi. Entah apa yang membuat mereka berseteru yang pasti dimanapun dan kapanpun mereka bertemu kayaknya adu bacot jadi hal wajib yang harus mereka lakukan. Tapi bagaimana jika salah satu dari mereka jatuh cinta? 'Sampai...