07.10 p.m
"Shinwu, Ikhan, Sui, ini sudah malam, sebaiknya kita segera pulang" kata Yuna. "Ah, iya, ayo pulang!" jawab Sui. "Aaaah! Sebentar lagi saja! Nanggung nih!" protes Shinwu. "Iya! Sebentar saja! Kurang sedikit lagi permainannya selesai" dukung Ikhan.
"Tidak bisa, kalau kita terlambat pulang, kita tidak bisa mengerjakan pr dan kalau tidur terlalu larut besok tidak bisa bagun. Sudahlah, ayo pulang!" kata Yuna. "Huft, baiklah" -Ikhan.
Shinwu, Ikhan, dan Sui lalu berdiri dan mengambil tas mereka. "Rai! Kami pulang dulu ya! Besok kami ke sini lagi!" ucap Shinwu ke Raizel. Raizel hanya membalasnya dengan anggukan.
"Hei Tao! Aku pulang dulu! Besok ajari aku caranya meretas tanpa jejak ya!" ucap Ikhan. "Haha. Iya iya baiklah"
"Biar aku yang mengantar mereka" kata Rael dingin. "Apa? Kau yakin?" jawab Regis. "Hmm, sudahlah, ayo kuantar" Rael lalu berdiri dari duduknya dan berjalan ke arah pintu utama. "Tunggu dulu Rael" ucap Frankenstein. Rael pun menghentikan langkahnya.
"Ada apa?" jawab Rael tanpa menoleh. "Aku khawatir dengan kondisimu. Sebaiknya ada sesesorang yang menemanimu. Tapi siapa?" Frankenstein menaruh jari telunjuk dan jempolnya di dagunya.
"Hmm, m-21 dan takio kan harus mencuci piring, lalu Regis harus membersihkan meja, dan Karius harus berjaga jaga. Bagaimana kalau...."
"......... Angelya saja?"
'Yang ngira kalo itu Seira siapa hayo? Ngaku!' -awtor terbacodh
"Terserah kau saja" jawab Rael santai. Seira terkejut mendengar jawaban Rael. Ia merasa tidak suka jika Rael bersama dengan Angelya.
"Tidak! Biar aku dan Rael saja yang mengantar mereka" -Seira
"Hm? Apa kau tidak lelah Seira? Kau sudah memasak tadi. Jadi sekarang giliran Angelya" kata Frankenstein sambil tersenyum licik.
'Hmft! Dia mulai terpancing!' -Frankenstein
"Iya, Seira, kau tadi kan sudah memasak, jadi biar aku dan Rael saja yang mengantarkan mereka" ucap Angelya dengan semangat. Namun, Seira malah menatap tajam dan sinis kepada Angelya.
'Bagus Angelya bagus! Ayolah Seira, katakanlah' -Frankenstein
"Jika aku bilang tidak ya tidak. Lagipula aku lebih mengetahui kondisi Rael daripada Angelya" kata Seira penuh penekanan pada setiap katanya. Angelya merasakan nyalinya ciut menghadapi Seira yang seperti itu.
"O-oh, b-baiklah"
Seira lalu bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah Rael, Shinwu, dkk.
"Kalau begitu kami pulang dulu ya! Dah semua!" ucap Sui sambil melambai.
Sekip.
Di perjalanan menuju rumah mereka berempat, Rael dan Seira hanya diam saja. Rael hanya memperhatikan Shinwu yang terus mengoceh. Ia tidak berniat berkomentar tentang apapun. Hm, sepertinya sekarang Rael hampir menyusul Raizel yang menyerupai candi itu.
Sedangkan Seira, ia terus mencuri curi pandang ke arah Rael dan tentu saja tanpa sepengetahuan Rael.
Seira POV
"Biar aku yang mengantar mereka" ucap Rael. Hah? Apa? Dia mau mengantar mereka? Tidak biasanya. "Apa? Kau yakin?" jawab Regis. "Hm, sudahlah ayo kuantar" Rael lalu berdiri dari duduknya dan berjalan ke arah pintu utama.
"Tunggu dulu, Rael" ucap Frankenstein menghentikan langkah Rael. Rael pun berhenti. "Ada apa?" jawabnya tanpa menoleh. Hei! Itu tidak sopan! Apa dia tidak tahu tata krama?! Huft.
"Aku khawatir dengan kondisimu. Sebaiknya ada yang menemanimu. Tapi siapa?" Frankenstein terlihat berpikir sebentar.
"Hm, m-21 dan takio kan harus mencuci piring, lalu Regis harus membersihkan meja, dan Karius harus berjaga jaga. Bagaimana kalau Angelya saja"
Hmft! Apa? Angelya? Tentu saja Rael tidak akan setuju. Aku yakin sekali.
"Terserah kau saja" jawab Rael santai.
DEG!
HAH? APA? DIA SETUJU? SHIT! INI TIDAK BOLEH DIBIARKAN. HANYA AKU YANG BOLEH BERSAMA DENGAN RAEL.
"Tidak! Biar aku dan Rael saja yang mengantar mereka" bantahku tp msh dengan nada datar.
"Hm? Apa kau tidak lelah Seira? Kau sudah memasak tadi. Jadi sekarang giliran Angelya"
Huh! Apa apaan Frankenstein ini.
"Iya, Seira, kau kan tadi sudah memasak, jadi biarkan aku dan Rael saja yang mengantarkan mereka"
Kau pikir aku akan membiarkanmu berdua saja dengan Rael? Cih
"Jika aku bilang tidak ya tidak. Lagipula aku lebih mengetahui kondisi Rael daripada Angelya" kataku penuh penekanan.
Hmft! Sepertinya nyalinya mulai ciut.
"O-oh baiklah"
Diam diam, aku melakukan smirk. Aku lalu bangkit dari dudukku dan berjalan ke arah Rael, Shinwu, dkk.
"Kalau begitu kami pulang dulu ya! Dah semua!" ucap Sui sambil melambai ke arah mereka.
Skip.
Di perjalanan, Rael tidak berbicara sepatah katapun. Diam diam aku mencuri curi pandang ke arah Rael. Hey, ada apa dengannya? Kenapa dia jadi lebih pendiam akhir akhir ini? Apa karena mimpinya itu? Atau karena dia teringat oleh Alyna?
Memangnya Alyna itu orang yang bagaimana sih? Sampai sampai Rael bisa seperti ini? Aku tidak suka ada perempuan lain ada di hatinya selain aku dan ibundanya. Tidak. Aku tidak cemburu atau apalah itu. Aku hanya tidak suka saja. Tidak lebih.
Hai guys! Ayem kambek egen! Sorry udh lama ga apdet, coz hp gw eror :) tp skrg udh bener ko :)
Gw ingetin lagi yaa, kalo ni cerita mulai gaje alurnya, bisa dikonfirm aja yaa.
Yang terakhir, jgn lupa voment!
Sekian, terima Daniel rl :3
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Vinculum Fortis • Rael><Seira
FanfictionKisah ini tentang seorang lelaki bernama Rael Kertia yang tidak pernah menyerah untuk mendapatkan hati wanita yang dicintainya, Seira J. Loyard. Berbagai rintangan dihadapi oleh Rael. Mulai dari kata-kata pedas Seira sampai pertarungan maut pun diha...