"You make me begin"
Aku masuk ke sebuah ruangan yang tidak terlalu besar.
Asing.
Tentu saja hal itu yang pertama kali aku rasakan.
Aku berdiri di belakang ibu dan ayah baruku yang saling tersenyum melihat objek yang pasti sama dengan yang aku lihat.
Entah hal apa yang dapat membuat tertawa namun setahuku tidak ada yang lucu.
Seorang wanita yang usianya lebih tua dariku muncul dari dalam ruang yang tadinya tidak terlihat.
Dengan senyuman, yang dipaksakan. Tentu saja.
Aku tahu dia tidak akan menyambut kami dengan tangan terbuka.Dari awal aku sudah mengetahuinya.
******
Malamnya kami mengadakan jamuan makan malam.
Kata ayah baruku yang bermarga Min tersebut, ini merupakan pesta kecil untuk menyambut ibu dan aku sebagai anggota baru.
Tapi, apapun itu aku tidak menyukainya.Semua orang diruangan itu terlihat palsu.
Yoo Jung, kakak tiriku bahkan hanya menyunggingkan senyum yang aku artikan ia tidak menyukai hal ini.
Mataku melihat sekeliling.
Semua orang terlihat berbicara penuh basa-basi yang membuatku semakin muak.Tapi, dimana ibuku?
Mataku menjelajah di seluruh ruangan kecil itu.
Dan aku menemukan ibuku tengah sibuk melayani para tamu yang merupakan saudara ayah tiriku layaknya seorang menantu.
Ibu tidak memandangku sedikitpun.
Tapi aku tahu ia sedang sibuk dengan suguhan disana.Diam-diam aku mengutuk Yoo Jung yang malah asyik dengan ponsel ditangannya.
Beberapa kali ibuku terdengar tertawa.
Dan itu satu hal yang membuatku melupakan segala yang terjadi.Yah, kebahagiaan ibu adalah segalanya bagiku.
Ruangan ini semakin sesak.
Botol soju bergelimpangan di meja disamping hidangan.Dan aku tidak tahan lagi.
*****
Aku berjalan mengikuti kemana kakiku melangkah.
Lingkungan ini baru bagiku.
Tidak banyak yang bisa dilihat disini.Rumah baruku berada di kawasan rumah susun.
Jika tidak salah rumahku berada di lantai 5. Cukup membuat betisku ngilu karena harus menaiki tangga.Kakiku terus melangkah hingga aku aku berada di depan sebuah toko seven eleven.
Saat itu aku sadar jika aku belum makan sejak pagi.
Akhirnya perutku meraung meminta 1 cup ramyon.
****Aku memilih meja tanpa kursi di depan jendela toko untuk menikmati makan malamku.
Aku sempat melihat ada seseorang yang juga tengah makan disana.
Aku cukup yakin dia orang walau kepalanya tidak terlihat karena ia menggendong gitar di punggungnya.Sedang kedua tanganku memegang mangkuk kertas pembungkus ramyon.
Karena tanganku hanya dua, aku terpaksa membawa sumpit dengan mulutku.3 menit.
Sangat lama menunggu 3 menit dalam keadaan perut lapar.
"Ash..kimci" tidak ada yang seenak ramyon yang dimakan bersama dengan kimci.
Aku merogoh saku hoodie yang aku kenakan.
Tidak ada uang yang tersisa.
Aku terburu-buru keluar rumah tanpa memeriksa apakah ada uang di sakuku.Aku merutuk mengapa aku meninggalkan rumah yang penuh makanan dan akhirnya terdampar dengan semangkuk ramyon tanpa kimci.
Aku melirik ke orang di ujung meja yang tadi juga memakan ramyonnya.
Ada sebotol bir yang telah terbuka, sekotak rokok dan 1 cup kimci dihadapannya.Aku meliriknya dan ia tidak menyadariku.
Walau kondisi makan kami yang sama, diam-diam aku iri karena ia bisa makan ramyon dengan kimci.
Aku melihat orang itu bersiap akan pergi.
Selain kotak rokok, semua barang ditinggalkannya.
Sebelum pergi ia sempat melihatku sekilas.
Mungkin aku terlalu jelas meliriknya hingga ia terganggu.
Buru-buru ku alihkan pandanganku kedepan.Tanpa melihat lagi, aku bisa merasakan lelaki itu melenggang dibelakangku.
Aku melirik ke sisa ia makannya.
Cup kimci masih ada disana.
Aku yang masih tidak bisa mengalah untuk makan dengan kimci mulai berfikir.Tidak papa kan jika aku memakannya. Toh, dia sudah meninggalkannya. Tapi, yang benar saja.
Hanya demi kimci kau rela memakan makanan bekas orang.
Jangan gila kau, Jungkook.Aku perlahan mendekati cup kimci itu.
Namun sayangnya, cup itu telah kosong.
Aku merutuk.Menyerahlah, Jungkook. Kau tidak berjodoh dengan kimci.
Tak.
Aku menoleh mendengar suara ketukan uang logam dengan meja.
Sesaat aku bingung.
Lelaki itu langsung meninggalkan meja setelah meninggalkan uang logam 1 won disampingku."Permisi...." Aku yang kebingungan mencoba memanggilnya.
Namun, aku mendengar lelaki itu berkata sebelum pergi,
"Beli kimcimu sendiri".
Ia langsung melangkah pergi tanpa menoleh lagi.
Aku bisa merasakan nada dingin saat lelaki itu berbicara.Dan anehnya justru kehangatan yang aku rasakan dalam hatiku.
Terima kasih kimcinya....hyung.

KAMU SEDANG MEMBACA
Your M(a)y
FanfictionTerinspirasi dari mini album kelima BTS Love Yourself 承 'Her' Before & after story