#2 Lie - Prolog

9 2 0
                                    

"Caught in a lie"

Aku meraih sebuah lolipop dari saku celana sekolahku.
Aku membukanya sambil menatap hyung yang dimulutnya juga sudah terselip sebuah lolipop juga.

Hyung menyandarkan tubuhnya di tiang halte bis.
Kedua tangannya berada di dalam saku celana.
Satu kakinya menekuk kebelakang.
Sebuah headphone terpasang di kedua telinganya.
Mata hyung terpejam.

Hyung pasti mengantuk.

Sesekali kakinya diketuk-ketukan di lantai halte.

Ternyata hyung tengah membayangkan gerakan baru.

Mataku masih menatap hyung hingga bus 101 berhenti di depan kami.

Seluruh penumpang yang menanti bis tersebut berebut masuk.
Mereka berdesakan hingga membuat kegaduhan.
Hyung juga sepertinya sadar dengan kegaduhan tersebut hingga ia terbangun.

"Akhirnya.. Itu bus mu. Naiklah" Hoseok hyung mendorongku untuk naik ke dalam bus.

Aku mengangguk dan melangkah ke dalam bis yang hampir sesak seiring dengan hyung yang juga menjauh dari halte.

Aku menunggu sekitar 5 orang di depanku yang tengah bersiap naik.
Perlahan aku menoleh ke arah hyung yang telah berjalan menjauh dari halte.

Itulah yang Hoseok hyung lakukan setiap hari sepulang sekolah.
Ia akan menunggu hingga bus ku datang.
Setelah aku pergi maka ia akan pulang dengan berjalan kaki.
Saatku tanya mengapa ia tidak menggunakan bus lainnya dia hanya mengatakan bahwa ia percaya bahwa bus kalah cepat dengan langkahnya.

Walaupun semua itu hanya candaan, aku selalu berakhir dengan senyum lebar.

"Banyak hal yang bisa kutemukan ketika berjalan kaki. Ini salah satunya.."hyung menunjukkan koin 1 won.

Dan yang aku lakukan hanya kembali tertawa.
Sebodoh apapun cerita yang Hoseok hyung katakan dia selalu tampak keren dihadapanku.

Selain kekonyolannya, hyung adalah penari yang sangat hebat.
Dan aku ingin menjadi seperti hyung.

"Haekseng, kau jadi ikut busku tidak? Ayo bayar!" perkataan pak sopir melaburkan lamunanku.

Aku tersenyum dan membungkuk minta maaf.

"Maaf, aku tidak ikut pak"
Aku turun dari bus tanpa mendengar omelan pak supir.
Aku yang salah.

*****

Hoseok hyung hampir tidak terlihat diantara para siswa yang baru keluar dari gerbang.
Baju seragam ini juga tidak membantu.

Kendati begitu, aku pastikan aku bisa menemukan hyung dengan sangat gampang.

Dan..

Itu hyung.
Ia berjalan dengan menunduk melihat ponselnya.
Aku merindik sesaat.

Aku sedikit melompat untuk merangkul pundak hyung yang beberapa senti lebih tinggi dariku.
Hyung tampak terkejut. Buru-buru ia melepas headphonenya. Dahinya berkerut.

"Hyaa.. apa yang kau lakukan disini? Bukannya kau sudah di bus tadi?" Hoseok hyung menatapku bingung.

"Yupp .."

Your M(a)yTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang