Restoran mewah menjadi tujuan Changmin saat ini, menghiraukan bibir cheri Jaejoong yang mengerucut minta di kecup.
Jaejoong menggerutu sebal menyadari dimana kini dia berada, restoran yang sekalipun tidak pernah di datanginya dan kini dia datang bersama namja tampan berpenampilan elegan, sedangkan memandang dirinya sendiri Jaejoong sedikit ngeri, celana panjang sobek dibagian lutut dengan kaos terkena noda wine, jas hitam kebesaran. Sungguh sempurna kau Kim Jaejoong, dumelnya dalam hati.
Seorang pelayan menghampiri dan menuntun mereka duduk disebuah meja kosong dengan dua kursi, Jaejoong cukup gugup, bagaimanapun juga dia bukan dari kalangan berada jadi cukup wajar merasa aneh dengan ini semua, terbiasa makan seadanya dan kini di suguhi berbagai hidangan yang menggugah selera.
"Kenapa tidak dimakan? Kau tidak menyukainya?"
Jaejoong menghela nafas berat dan menatap Changmin dengan mata bulatnya, bibirnya mengerucut sebal dan demi apapun Changmin baru menyadari jika Jaejoong sangat indah.
Kulit putih bak pualam dengan mata bulat serta bibir semerah cheri yang sangat menggoda.
"Kau memilih terlalu banyak makanan tuan Jung!!"
Changmin terbelalak saat ada yang berani meninggikan suara didepannya, apa namja cantik ini tidak mengenal siapa dirinya? Bahkan seluruh Korea pun pasti mengetahui siapa Jung Changmin, putra bungsu dari pengusaha Jung Jihoon.
"Makanlah apa yang kau mau, dan jangan membentakku" seru Changmin kesal, sementara Jaejoong menyadari kesalahannya hanya bisa tersenyum canggung.
"Maaf" lirih Jaejoong masih terdengar ditelinga Changmin.
"Setelah ini aku akan mengantarmu pulang"
Jaejoong menggeleng cepat, dia tidak suka merepotkan orang lain, apalagi yang baru dikenalnya.
"Tidak perlu tuan, aku bisa pulang sendiri"
Changmin berdecak dan menaruh garpu serta pisau diatas meja, nafsu makannya seolah menghilang entah kemana, Kim Jaejoong sungguh berbeda dari kebanyakan namja yang pernah dikenalnya.
"Dan aku tidak menerima penolakan"
Jaejoong mendengus dan memilih mengangguk, melanjutkan makannya yang sempat tertunda. Biarlah malam ini dia menuruti keinginan seorang Jung Changmin karena setelahnya mereka tidak akan bertemu lagi.
Benarkah?
•
•
•
Changmin menatap bergantian bangunan tua didepannya dengan Jaejoong yang hanya memasang wajah tenang, tak menyangka jika namja menawan seperti Jaejoong tinggal ditempat tak layak seperti ini, bangunan tua yang pasti akan runtuh sekali tendang.
Ck, terlalu merendahkan kau Jung!!
"Apa kau yakin ini bisa ditempati?"
Pemilihan kata yang kurang tepat, Jaejoong melotot dan menatap garang Changmin, yang sialnya terlihat berkali lipat lebih menggemaskan.
"Jangan menghina rumah keluargaku"
Mengerutkan keningnya tak mengerti, rumah itu bukan seperti sebuah rumah, lebih tepatnya Panti Asuhan.
"Tapi ini Panti Asuhan" sergah Changmin, membuahkan hembusan nafas lelah di bibir merah Jaejoong.
"Aku memang tinggal disini semenjak kecil"
Changmin tak menanggapi dan memilih diam, sembari terus memperhatikan wajah sendu Jaejoong. Sisi liar dalam dirinya menginginkan menarik Jaejoong dalam pelukan tapi dia urungkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Help Me (YunJaeMin) 🔞
FanfictionBukankah akan sangat menggairahkan jika kita bermain bertiga? Threesome!! 11 juli 2018