Suara gemericik shower menyamarkan isakan yang keluar dari bibir cheri Jaejoong, dia meringkuk dengan kaki tertekuk, menelungkupkan kepalanya diantara lutut, isakannya semakin terdengar memilukan.
Tangannya bergerak menyentuh tubuhnya yang penuh bercak merah, kissmark yang entah dia dapat dari siapa.
Menggosok kasar agar kissmark tersebut hilang dari kulit putihnya, tak ingin lagi mengingat kejadian beberapa jam yang lalu, dimana suaminya sendiri tega membagi tubuhnya pada saudara kandungnya, dosa apa Jaejoong di masa lalu sehingga mendapati kehidupan yang membuatnya ingin mengakhiri hidup. Tangannya semakin brutal menggosok kulit putih nya, tak mempedulikan luka gores yang mengeluarkan darah.
Jaejoong merasa sangat kotor, bagaimana bisa dia terjebak dalam lingkup saudara yang mengerikan.
Tok
Tok
Bunyi ketukan pintu cukup keras membuat Jaejoong semakin beringsut dalam duduknya, rasa takut seakan mendominasinya kala telinganya mendengar suara suaminya.
"Tidak, aku mohon jangan lakukan lagi"
Jaejoong masih terus merapalkan kalimat permohonan dalam hati agar Changmin dan Yunho tidak lagi melakukan hal menjijikkan itu.
Air mata Jaejoong tak bisa untuk sekedar berhenti, mengalir bak aliran sungai.
"Sayang, apa kau masih lama? Aku menginginkanmu"
Jaejoong tau itu suara Yunho, jadi dua saudara Jung masih berada didepan pintu kamar mandi.
"Apa kau ingin aku bertindak secara kasar, hm?"
Kali ini Changmin yang menyahut, tubuh Jaejoong semakin bergetar hebat dengan tangan yang mencoba memeluk tubuhnya sendiri, menghiraukan rasa perih dibagian kulit yang tergores kuku. Tak mempedulikan rasa sakit dibagian analnya yang sudah bisa di pastikan robek akibat dua penis Jung masuk kedalam lubangnya.
"Pergi" suara Jaejoong serak, tubuhnya semakin bergetar akibat hawa dingin yang terus dirasakan.
•
•
•
Baik Yunho maupun Changmin cukup kesal menunggu Jaejoong tak kunjung keluar dari kamar mandi, melirik sekilas dan menyeringai setelahnya.
"Apa istrimu sedang mengundang kita untuk bermain didalam?" seruan Yunho membuat Changmin tak bisa lagi menyembunyikan seringai dibibirnya, cukup mengenal watak saudaranya yang tak akan membiarkan buruannya bernafas tenang.
"Aku rasa juga begitu, Hyung"
Jung Yunho terkekeh dan berjalan menjauhi Changmin, mencari letak dimana kunci duplikat berada.
"Kau tau tubuh pasanganmu sangat menggairahkan, bahkan aku tidak bisa untuk sekedar berhenti, tapi sayangnya daya tahan tubuhnya terlalu lemah, permainan belum berakhir dia sudah pingsan"
Changmin tergelak mendengar gerutuan Yunho, ingat saat bercinta tadi, dimana Jaejoong tergeletak tak sadarkan diri meskipun permainan belum selesai. Ingatkan Changmin untuk memberi vitamin agar Jaejoong bisa melayani mereka tanpa kelelahan.
Ceklek
Pintu kamar mandi sudah dibuka oleh Yunho, masuk kedalam dan menemukan tubuh Jaejoong duduk dengan melipat lutut, guyuran shower membuat tubuh Jaejoong bergetar.
Changmin terlutut didepan Jaejoong yang menelungkupkan kepalanya diantara lutut.
"Apa kau tidak kedinginan, sayang"
Changmin berujar lembut, membiarkan tubuhnya terkena air shower yang terus mengalir, bukankah bercinta dibawah guyuran shower pun akan menyenangkan? Mungkin itulah yang ada dikepala namja jangkung tersebut.
Jaejoong diam tak menjawab.
"Apa kau tidak mendengarku?"
Tetap bungkam.
Yunho yang jengah mencoba menyentuh tubuh dingin Jaejoong dan seketika itu juga Jaejoong tersungkur dengan wajah pucat pasi.
Menghiraukan tubuh Jaejoong yang basah kuyup, Yunho segera mengangkat tubuh mungil Jaejoong menuju ranjang.
Mata musangnya terus melihat wajah pucat jaejoong, hingga mengerjap saat melihat tubuh mulus penuh luka gores, setau Yunho saat melakukan hubungan sex tadi baik dirinya maupun Changmin tidak melakukan kekerasan. Dan Yunho dapat menyimpulkan jika luka itu goresan tangan Jaejoong sendiri.
"Istrimu cukup menyusahkan!!"
Yunho bangkit dan meninggalkan kamar Changmin, dimana saat ini Changmin hanya bisa menghela nafas berat.
•
•
•
Pagi pun tiba, saat sang surya sudah menampakkan dirinya tanpa malu, memberikan sinar kehidupan bagi seluruh manusia dibumi, hanya saja dari jutaan manusia dibumi hanya satu yang tidak ingin lagi melihat pancarannya.
Kim Jaejoong atau sekarang sudah berubah menjadi Jung Jaejoong, berharap tak melihat matahari pagi karena saat itulah kehidupan baru benar-benar dimulai, setelah kejadian semalam menghabiskan malam bersama dua saudara Jung membuat Jaejoong tak ingin melihat indahnya dunia.
Kembali Jaejoong terisak, membangunkan seorang namja yang tertidur disampingnya.
"Apa tidurmu nyenyak, sayang?" bisik Changmin dengan suara parau khas bangun tidur, tangannya menarik pinggang Jaejoong yang sedikit menegang mendengar suaranya. Changmin tau itu, tapi apa pedulinya? Dia hanya akan melakukan apa yang dia suka, termasuk menyentuh Jaejoong, pasangannya.
"Le-lepas" Jaejoong mencoba menghindar dari dekapan Changmin.
"Kenapa?"
"Aku membencimu Jung Changmin"
"Dan aku mengetahuinya"
Changmin tak peduli, membiarkan lidahnya bermain di tengkuk Jaejoong meskipun berkali-kali Jaejoong berontak tapi tak mungkin bisa menandingi tenaganya.
Disini Changmin yang dominan diatas ranjang , dan tidak akan mudah untuk didominasi dalam segala hal.Benarkah itu Jung? Saat cinta sudah mengambil alih segalanya, percayalah jika dominan saja tidak akan berpengaruh.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Help Me (YunJaeMin) 🔞
FanfictionBukankah akan sangat menggairahkan jika kita bermain bertiga? Threesome!! 11 juli 2018