H.M 7

16.3K 723 172
                                    

Kehidupan Jaejoong benar-benar berubah setelah dia resmi menjadi pasangan Changmin di depan altar beberapa waktu lalu, setiap harinya hanya dihabiskan didalam rumah tepatnya kamar pribadi milik suaminya, meratapi nasib yang sungguh kejam.

Bagaimana bisa dia berada di tengah-tengah dua saudara Jung yang gila akan sex, dirinya merasa sungguh kotor hingga hanya kematianlah yang lebih baik, Jaejoong hanya bisa menangis dalam diam, tak bisa untuk sekedar berontak dari kekejaman pria Jung tersebut.

Tapi biarkan hari ini dia pergi menemui sahabatnya, tak mempedulikan jika nanti Changmin atapun Yunho melarangnya, Jaejoong hanya ingin merasakan kehidupan normal pada umumnya, ketika saat kembali kerumah harus bisa menjadi boneka sex bagi Jung Yunho dan Jung Changmin.

Segera bersiap dengan mengenakan celana jeans di padukan sweater berwarna gelap, sangat kontras dengan kulit putihnya, tak perlu menunggu waktu lebih lama Jaejoong ingin segera keluar dari rumah seperti neraka itu, berjalan dengan tergesa meskipun bibirnya sesekali meringis kecil merasakan lubang analnya perih terkena gesekan celana dalam yang di pakainya, semalam kedua Jung tersebut memasukinya untuk kesekian kali, Jaejoong tidak berontak karena secara tidak langsung tubuhnya berkhianat akan sentuhan tangan Yunho maupun Changmin.

Mengingat hal yang menjijikkan Jaejoong mengepalkan tangannya, meredam rasa sakit yang terus menghujam kuat jantungnya, bagaimana bisa dia bekerja layaknya jalang? Bukankah dia disini merupakan istri dari Changmin? Hanya saja suaminya tak sebaik yang dibayangkan.

"Kau mau kemana Joongie?"

Langkah Jaejoong terhenti mendapat pertanyaan dari suara bass yang cukup dikenalnya, tubuhnya sedikit bergetar antara rasa takut juga marah, benci mendominasi hingga rasanya Jaejoong ingin membunuh pria bermata musang yang kini berjalan kearahnya.

"Bukan urusanmu" ketus Jaejoong melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti, mengabaikan sepasang mata musang yang menggelap.

"Berhenti di tempatmu Jung Jaejoong!!"

Deg

Jaejoong rasanya ingin menangis mendapat bentakan dari iparnya, bukan tanpa alasan tapi pasti setelah ini Jaejoong akan berada dalam kungkungan Jung Yunho karena berhasil membangkitkan amarah Yunho.

Mengabaikan rasa takutnya, Jaejoong memilih tetap berjalan dengan lebih cepat, berlari menuruni tangga meskipun bagian analnya terasa menyiksa, Yunho yang melihat Jaejoong tak terpengaruh dengan ucapannya dan memilih pergi membuatnya semakin geram.

Disusulnya namja cantik tersebut yang masih menuruni anak tangga dengan terburu-buru.

Grep

Jantung Jaejoong bertalu lebih cepat saat tangan kekar seseorang menarik pergelangan tangannya keringat dingin keluar dari pelipisnya, memejamkan matanya dan memilih berdo'a dalam hati, semoga saja kejadian buruk tidak akan terjadi setelah ini.

"Bukankah sudah ku peringatkan untuk tetap berada ditempatmu Jung Jaejoong? Tapi kenapa kau semakin lari? Apa kau tidak mendengarkan ucapan Hyung iparmu ini?"

Jaejoong muak dengan bisikan Yunho ditelinganya, apalagi namja bermata musang yang merupakan saudara suaminya dengan lancang menjilat daun telinganya, tangannya terkepal dikedua sisi, hembusan nafas hangat di tengkuknya membuat Jaejoong merasakan firasat buruk.

"Cih, apa seperti ini kelakuan seorang ipar?" desis Jaejoong tajam, matanya berkilat penuh kebencian pada Yunho yang memasang wajah tak berdosa, disertai seringai dibibir hatinya.

"Jika kau lupa, dongsaengku menikahimu hanya karena kebutuhan bilogis kami"

Satu fakta lagi alasan kenapa Changmin menikah dengannya terlontar tanpa beban dari bibir hati Yunho, menghiraukan perasaan Jaejoong yang mungkin saja tersakiti, Yunho tidak peduli baginya Jaejoong hanyalah alat untuk memuaskan hasrat sex nya.

"Tanpa kau katakan aku sudah mengetahui nya" desis Jaejoong mencoba menekan rasa sakit di ulu hatinya. Pernikahan yang dibayangkan akan seindah surga dunia tapi pada kenyataannya, pernikahan yang terjadi layaknya neraka untuknya.

Menyesal? Tentu. Hanya saja Jaejoong masih memikirkan nasib keluarganya jika dia mencoba kabur dari mansion megah layaknya istana tapi penuh dengan siksaan didalamnya.

"Sepertinya mulut pedasmu perlu aku beri sedikit pelajaran" Yunho menyeringai melihat Jaejoong yang terdiam dengan mata berkilat penuh kebencian.

"Kau bisa melakukannya padaku, tapi biarkan aku pergi, aku hanya ingin bertemu sahabatku"

Yunho meraih rahang Jaejoong dan mencengkeramnya sedikit kuat, membuahkan ringisan pelan dari bibir cheri Jaejoong.

"Dan kau akan menjual tubuhmu pada mereka? Cih, ternyata kau tak lebih dari sekedar jalang"

Jaejoong mencoba menahan rasa sakit dirahangnya, meskipun hatinya seperti teriris mendengar penuturan Yunho yang tak terbukti benar. Matanya berkaca-kaca tapi sebisa mungkin agar cairan bening tak keluar dari mata bulatnya.

"Bukankah kalian juga menganggapku jalang? Lalu ap..."

Plakk

Pipi Jaejoong memanas mendapat tamparan keras dari Yunho, sudut bibirnya mengeluarkan darah, bau anyir tercium. Jaejoong tidak tau apa yang salah, bukankah yang dikatakan merupakan fakta. Kedua saudara Jung menganggapnya layaknya mainan sex.

"Aku dan Changmin memang menganggapmu jalang, tapi perlu kau ingat Jung Jaejoong, selama aku maupun Changmin belum bosan atas tubuhmu, jangan harap kau bisa menjual tubuhmu pada namja lain!!"

Mata musang Yunho menggelap dengan desisan seperti berita kematian, Jaejoong terduduk lemas tak kuasa menahan segala ucapan Yunho yang mengiris hatinya.

Bosan lalu dibuang? Layaknya mainan yang tak terpakai, Jaejoong hanya menunggu waktu itu tiba, dimana kedua Jung bersaudara merasa bosan akan tubuhnya, sehingga dia bisa segera keluar dari neraka berbentuk istana.

"... Tidak perlu menangis, karena aku tidak merasa iba sedikitpun padamu"

Jaejoong menengadah, menatap sepasang manik musang Yunho.

"Aku tidak butuh belas kasihmu, karena bagiku kau tak lebih dari sekedar sampah"

Plakk

Jaejoong kembali menerima tamparan dari Yunho, dia tidak merasakan sakit, justru tersenyum miring melihat rahang tegas Yunho mengeras.

"... Aku cukup kasihan pada orangtuamu, apalagi Umma mu yang telah melahirkan anak biadab sepertimu juga dongsaengmu"

Nafas Jaejoong tercekat, sulit rasanya mengais oksigen di saat tangan Yunho bertengger dilehernya, mencekik dengan cukup tenaga.

"Jangan bawa-bawa Ummaku, karena dia yeoja terhebat yang pernah ada dihidupku, dia bisa melahirkan anak, berbeda denganmu yang hanya seorang namja murahan"

Jaejoong tak bisa untuk sekedar membalas ucapan Yunho, oksigen yang masuk ke paru-parunya semakin menipis.

Brukk

Yunho menghempaskan tubuh Jaejoong setelah dirasa nyawa istri Changmin sudah diujung tanduk, Jaejoong meraup oksigen sebanyak-banyaknya, menatap Yunho di sisa kesadarannya.

"Aku membencimu"

Tbc

Re-pub chap terakhir ya... chap baru belum ada, gue gak mood nulis jadi jangan ngarepin lanjutannya dalam waktu dekat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Help Me (YunJaeMin) 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang