Berakhir Kematian

46 7 1
                                    

Written by sirinnn13

🔫🔪🔫🔪🔫🔪🔫🔪🔫🔪🔫🔪🔫🔪🔫🔪🔫

Teresa POV

Aku terus berusaha melangkahkan kakiku yang sudah terluka parah. Mataku terus saja mengeluarkan cairan putih. Bau amis yang berasal dari darahku sangat mencolok. Aku sangat takut jika sewaktu-waktu ia bisa menemukanku dan menghabisi nyawaku.

Aku terjatuh, aku tak bisa bangkit. Jatuhku kali ini cukup membuat luka di lututku semakin parah, darah segar keluar dari lutut. Ah pipiku, sudah terbalur dengan cairan merah segar yang bersumber dari pelipis. Tentu saja ini adalah ulah si keparat banci itu! Oh tuhan, aku membencinya. Bisakah kau enyahkan ia dari dunia ini?

Aku tersentak ketika melihat sebuah tangan memegang rambutku. Ku pejamkan mataku kuat-kuat, tanganku bergetar hebat. Bahuku mulai bergetar, aku menangis. Ku tahan untuk tidak terisak.

"Teresa, jangan takut,"

Pelan-pelan dia melangkahkan kakinya, mendekatkan dirinya tepat di hadapanku.

Aku sepertinya mengenal suara itu, jelas itu bukan suara menakutkan seperti orang yang tadi mengejarku. Namun aku telah mengeluarkan banyak darah, kesadaranku akan segera hilang.

"Teresa bukalah matamu, ini aku Irsal," ucapnya menenangkan tubuhku dengan memelukku senyaman mungkin.

"Irsal, aku tidak kuat,"

Setelahnya aku tak sadarkan diri lagi.

****

Author POV

Daniel selesai menangani Teresa. Dan langsung disambut pertanyaan yang sering dilontarkan selama ia menjadi dokter.

"Bagaimana keadaan Teresa?" tanya Irsal.

"Teresa terluka cukup dalam bagian lututnya, itu luka yang sangat mengerikan," balas Daniel.

"Lututnya terkena alat penebang pohon, oleh si keparat sialan itu. Aku sungguh membencinya. Bagaimana bisa ia begitu tega dengan perempuan?"

"Hatinya telah membeku hanya karena sebuah keinginannya tak tercapai. Seharusnya kau lebih berhati-hati menghadapi orang macam dia,"

Fucker! Irsal mengumpat dalam hati.

"Temani Teresa malam ini, bila perlu ajak kawanmu untuk menjaga di luar ruangan. Aku masih banyak pasien,"

"Tentu, terimakasih untuk semuanya,"

Daniel hanya mengangguk, menepuk pelan bahu Irsal untuk memberinya semangat dan kemudian berlalu meninggalkan Irsal.

Irsal langsung saja menghubungi Ajo dan dan kawan lainnya. Menyuruh mereka untuk membantunya menjaga Teresa-nya. Miliknya, sepenuhnya.

Setelah menunggu lumayan lama akhirnya Ajo dan yang lainnya datang.

"Bagaimana keadaan tunanganmu?"

"Bagian lututnya terkena luka yang diakibatkan alat penebang pohon. Pelipisnya sobek. Darah yang keluar sangat banyak. Itu semua karena ulah si keparat sialan itu"

Sialan. Umpat Ajo dalam hati.

Drrttt.

Ponsel Irsal bergetar menandakan pesan masuk.

081xxxxxxxxx

Temui aku di gudang rumah sakit, dan kau akan tau siapa aku sebenarnya.

Oh shit. Serapah Irsal.

ATTION (Amico Team Creations)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang