Untuk Kakak

23 3 0
                                    

Written by userrahma24

Nama ku Felisha Adelia Putri, aku anak ke tiga dari tiga bersaudara, aku sangat menyayangi kedua kakak ku, walaupun kakak ku yang ke dua, sangat membenci aku, apa lagi saat aku udah terserang penyakit kanker otak ini, ia merasa aku sangat tidak pantas untuk berada bersama mereka semua.

Kanker penyakit yang paling banyak membunuh manusia, dan sekarang aku sedang berjuang melawan penyakit ini, penyakit yang membuat aku merasa di hindari kakak ku sendiri.

Hari ini aku sedang membaca buku cerita di temani kakak ku yang pertama bernama Ellina Adelia Putri, tiba-tiba saja terdengar suara nyanyian dengan berteriak, dan itu suara kakak aku yang kedua bernama Elissya Adelia Putri.

"Kak, apa kah kakak bisa tidak berteriak aku sedang membaca?."kata ku dengan lemas. "Ah, suka hati aku dong, aku yang nyanyi kamu pula yang ngatur, dasar nyusahin orang aja."kata kak Elissya dengan sangat ketus. "Elissya, kamu apa-apaan sih dia adek kamu, dia lagi berjuang melawan penyakitnya Elissya."kata kak Ellina lembut. "Ah, sudahlah dasar nyusahin aja dia!"kata kak Elissya lagi membentak aku.

Aku menitikkan air mata aku, rasanya aku sudah tidak sanggup lagi, aku segera berlari semampu aku menuju kamar, tangisan aku pecah, aku tidak tau harus apa sekarang, dan besok adalah hari check up aku, aku berdoa semoga tidak terjadi apa-apa.

Keesokan harinya aku dan keluarga segera menuju ke rumah sakit, ternyata kak Elissya mengeluh di dekat jantungnya terasa sangat sakit, ia pun di bawa ke rumah sakit juga.

"Wah, Felisha keadaan kamu sangat lebih baik dari sebelumnya, dokter berharap semoga kamu cepat sembuh."kata dokter tersebut yang bernama Ervan. "Terima kasih dokter, mama aku izin ke toilet sebentar ya."kata ku lembut."iya, jangan lama."kata mama tersenyum.

Aku segera menuju ke toilet, tidak sengaja aku melewati ruangan kak Elissya, aku mendengarkan apa yang sedang di bicarakan oleh dokter, dan papa.

"Apa tidak ada cara lain lagi dokter?" Tanya orang tua tersebut yang aku yakini itu papa. "Tidak ada pak, anak bapak harus segera di carikan donor jantung," kata dokter itu.

Aku merasa kasihan dengan kak Elissya, aku ingat kata dokter umurku mungkin tinggal tiga bulan lagi, apa aku mendonorkan jantung aku aja untuk kak Elissya aja, aku berpikir keras dan keputusan aku sudah bulat, aku akan mendonorkannya ke kak Elissya.

Keluarga aku tidak setuju, tapi aku meyakinkan mereka, kalau hidup ini butuh pengorbanan, dan aku siap mengorbankan bagian tubuh aku, untuk kakak aku, lebih baik satu orang bisa selamat di banding keduanya tidak selamat. Mereka tampak tidak yakin tapi aku yakin.

"Mama, siapa orang yang telah berbaik hati mendonorkan jantungnya?" Tanya anak tersebut yang bernama Elissya. "Ini, kamu baca saja surat itu," kata Ellina menyodorkan secarik kertas putih.

Dari: Felisha Adelia Putri.
Untuk kakak ku yang paling aku sayangi di dunia, mungkin kakak membaca surat ini ketika aku telah tiada, bagaimana kak apakah lebih nyaman menggunakan jantung baru?, kakak bingung ya jantung itu pemberian aku adik kakak, aku sayang kakak i love you Elissya Adelia Putri, kakak yang aku sayangi, jangan nangis kak jelek.

Tidak terasa air mata dari Elissya berjatuhan, ia berjanji akan menjaga pemberian dari adiknya ini.
Hidup ini butuh pengorbanan, walau pengorbanannya harus merelakan.

The End

ATTION (Amico Team Creations)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang