08. Kepastian

3.2K 200 4
                                    

Up lagi.
Abaikan typo dan happy reading.
.
.
.
.

     Kini Lisa tengah mengantar Kai ke lobi rumah sakit. Hari ini Kai sudah deperbolehkan pulang. Atau lebih tepatnya Kai memaksa untuk pulang hari ini.

Flash back on.

    Seperti biasa, Lisa melakukan pemeriksaan pagi. Dan Lisa baru saja memasuki kamar inap Kai.
   Seulas senyum terpatri di bibir sexy nya saat melihat Kai yang tengah duduk, dan tersenyum ke arah nya.

"pagi" sapa Lisa.

"pagi"

   Lisa mulai memeriksa Kai. Tapi dalam posisi Kai tetap duduk.

"gue bisa pulang hari ini kan?" tanya Kai.

"lo baru bisa pulang kalau tulang kering lo udah normal, atau seengganya retakannya gak separah sebelumnya"

"itu kelamaan. Gue gak bisa terus terusan disini. Qyzz butuh gue"

"Tapi lo belum sehat benar"

"rawat jalan aja deh"

"kenapa sih lo ngotot banget pengen pulang?!" Lisa mulai naik pitam.

"gue gak betah disini. Lagi pula, gue perlu memantau kinerja Qyzz selama gue disini."

" kan ada yang lainnya"

"tetep aja, bagai manapun gue Bos mereka."

"itu karena lo bos mereka, lo gak perlu turun tangan setiap saat!!" Lisa semakin tersulut emosi.

    Kai menghela nafas. Dia hampir aja melupakan bagai mana keras kepala nya dokter cantik di hadapanya.

"gini deh. Kalau lo gak ngizinin gue pulang karena kawatir sama kondisi gue. Lo bisa ngontrol gue setiap waktu. Lo tinggal datang ke penthouse gue."

   Lisa berfikir sejenak. Lisa tak mengizinkan Kai pulang karena memang kondisinya belum memungkinkan. Jangankan untuk bisa berjalan, berdiri lima menit saja Kai belum tentu mampu melakukannya. Di tambah luka di kepalanya belum kering.
   Tapi melihat Kai yang terus ngotot minta pulang, Lisa juga tidak tega. Dia tahu apa yang di rasakan Kai. Semuanya tidak lebih dari rasa tanggung jawab terhadap para rekannya. Apa lagi Kai sebagai seorang pimpinan.
    Lisa menghela nafas pelan. Sebelum akhirnya angkat bicara. "oke lo boleh pulang"

   Kai langsung tersenyum dengan lebarnya.

"Tapi—"Lisa kembali bicara." Lo gak boleh protes kalau gue ngontrol lo tiap hari. Dan lo akan jalanin terapi pemulihan tangan dan kaki lo sama gue"

"Laksanakan" Kai melakukan hormat pada Lisa.

    Lisa tak bisa menahan senyumannya. Kemudian dia bergerak untuk mencabut infus Kai.

"siapa yang jemput?"

"Jungkook"

"bahkan lo udah minta jemput. Padahal gue belum tentu izinin lo pulang"

Kai hanya nyengir." tapi kan sekarang udah lo izinin"

Lisa hanya mendengus. Namun kemudian membantu Kai yang hendak turun dari tempat tidur dan pindah ke kursi roda.
"barang lo gak ada yang ketinggalan kan?" tanya Lisa.

"barang apaan?, orang gue cuma bawa badan"

Lisa hanya mengeleng-gelengkan kepala.

Mrs. Doctor & Mr. Mafia  [ Lalisa & Kai ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang