"Pulau Jeju??!!!!" Seru Lisa sama Sicheng barengan.
Rose cerita, kalo serah terima tugas pengurus osis lama ke pengurus baru dilaksanakan di Pulau Jeju. Sekalian dibimbing dan dibina mentalnya buat siap jalanin amanah.
"Kalian tau kan? Gue gaada temen disana. Kalo gaada kalian, gue sama siapa?"
"JAEHYUN!"
'Ha? Jaehyun?' Batin Rose setelah denger teriakan temen sekelasnya.
Gimana gak teriak? Jaehyun ada di ambang pintu kelasnya sambil ngelipat kedua tangannya didada. Keren bor.
Rose ngeliat Jaehyun bingung. Kemudian Jaehyun jalan ke Rose yang duduk dibelakang,
"Rose! Sini!" Kata Jaehyun sambil ngelambaiin tangannya. Seketika Rose jadi malu, soalnya semua temennya pada mandangin dia. Horror.
Rose jalan keluar kelas diikuti Jaehyun,
"Ada apa?" Tanya Rose dengan nada yang pelan.
"Kita harus urus rencana diklatsar besok. Belum buat proposal kegiatan, belum lagi minta tanda tangan senior sama guru-guru."
"Proposal? Udah gue kerjain kok. Tinggal tanda tangan aja"
Jaehyun tercengang lagi-lagi. Dia inget kalo Rose si peringkat satu sekolah, tapi gak nyangka aja ngerjain proposal secepet itu.
"Oh gitu. Kita tinjau dulu deh di ruang osis."
"Bentar gue ambil dulu proposalnya"
Rose masuk kelas sambil sedikit berlari. Terus balik lagi ke Jaehyun bawa proposalnya.
"Yuk" ajak Jaehyun.
Gitu doang, tapi pipi Rose udah memerah.
Di ruang osis, tim Jaehyun lagi ninjau proposal yang dibuat Rose. Gadis rambut coklat itu juga bawa softcopy untuk ditampilin di proyektor. Untungnya dengan bantuan tim osis semalem gak banyak yang harus direvisi.
Iya, semuanya bantu kecuali Jaehyun.
Gak ada yang tau pak ketua kemana, bahkan Eunwoo pc aja gak dibaca. Paginya baru Jaehyun bales Eunwoo.
"Ehem, ini biar gue sama Eunwoo aja yang print sama jilid ulang."
Eunwoo ngikutin Jaehyun keluar ruangan. Mereka jalan ke kopsis karna kebetulan tinta printer di ruang osis lagi abis.
"Lo kemana sih semalem?" Tagih Eunwoo ke Jaehyun yang emang janji mau cerita
"Nemenin Jiho. Katanya dia denger orang tuanya berantem." Jaehyun mulai cerita dengan muka nggak semangat. Bikin sekretarisnya itu nggak jadi marah-marah.
"Terus lo temenin dimana?"
"Di rumahnya lah. Kebetulan orang tuanya mau keluar pas gue dateng, terus gue dimintain tolong jaga rumahnya." Eunwoo ngehela nafas berat denger penuturan Jaehyun. Palingan abis ini cowok Jung itu bilang sesuatu yang Eunwoo pikirin,
"Terus kita sepakat gaada yang pegang hp, and do something else"
Bener kan yang dipikirin Eunwoo.
"Something else like what?? Jangan ambigu deh lo!"
"Yeee mikir apaan lo?—" Jaehyun noyor kepala Eunwoo sebelum ngelanjutin
"—Ya ngerjain pr, nonton film sampe ortunya pulang" Lalu Cha Eunwoo ber-oh ria saja.
Bisa-bisa Rose hancur berkeping-keping kalo tau ini.
"Bang Taeil udah, bang Yuta udah, kak Jisoo udah, kak Wendy juga udah. Kurang siapa Rose?"Sekarang ketua dan wakilnya itu lagi duduk di bangku depan kelas kak Wendy, bendahara osis yang lama.
"Tinggal kepsek, waka, sama ketua anak sispala" Kata Rose setelah ngeliat proposalnya lagi.
"Ha? Anak sispala? Ngapain?"
"Kan kata bang Taeil kita ngajak anak sispala. Karena mereka lebih paham sama alam. Biar ada sedikit bantuan disana. Masa lupa?"
Jaehyun jadi kikuk. Kemaren dia emang gak dengerin waktu bang Taeil ngomongin itu. Kepikiran Jiho.
"Oh... gitu. Yaudah lah ayo!" Ketua tim basket itu udah mau jalan lagi waktu ujung seragamnya ditarik Rose,
"Eeitss tunggu. Ketuanya kan kak Yuta. Tapi dia disini udah tanda tangan sebagai waketos. Gimana? Gak mungkin kak Yuta tanda tangan dua kali kan? Kasihan juga harus pegang tanggung jawab lebih"
Tanpa sadar Jaehyun senyum kecil. Kenapa? Karena barusan adalah kalimat terpanjang yang pernah dilontarkan seorang Roseanne.
"Hmmm yaudah tanda tangan wakilnya bang Yuta aja. Eh, bentar. Siapa emang wakil sispala?"
Rose baru ingat waktu mau jawab, entah kenapa lidahnya agak kelu mau nyebut namanya,
"June"
-to be continued-
Hmmmm, kira-kira June siapanya Rose ya?
YOU ARE READING
zero mile -jaerose [discontinued]
Short StoryDari thousand miles ke zero mile. Rose si gadis penerima beasiswa yang naksir berat sama kapten basket sekolahnya.