Jasmine membuka pintu, dan tersenyum mendapati Herry Salim di depan pintu rumahnya.
"Jas..."
Herry Salim buru-buru melangkah masuk, dan detik selanjutnya Herry Salim sudah memagut bibir Jasmine sambil mendekap Jasmine erat.
"Aku kangen kamu, Jas..." bisik Herry Salim di depan bibir Jasmine sebelum kembali memagut bibir Jasmine. Ciuman kali ini bukanlah sekedar kecupan, Herry Salim memagut bibir Jasmine seakan-akan bibir Jasmine adalah candu, dan Herry Salim kerap menggoda Jasmine agar membalas ciumannya.
Herry Salim tersenyum ketika Jasmine membuka mulutnya lebih lebar dan menghisap bibir bawahnya sebagai balasan. Herry Salim suka dengan sikap aktif dari Jasmine dan membalas lebih sehingga Jasmine sedikit kewalahan.
Herry Salim hanya membiarkan Jasmine beberapa detik untuk mengambil napas, dan kali ini giliran Herry Salim menggigit bibir bawah Jasmine sehingga Jasmine sedikit mendesah. Herry Salim sama sekali tidak puas, dan kembali mengeksplorasi bibir Jasmine sehingga Jasmine lupa sudah berapa lama mereka berciuman.
"Sudah..." Akhirnya Jasmine bisa bersuara, dan mendorong dada Herry Salim untuk menjauh darinya.
Bukannya marah, Herry Salim malah tertawa melihat Jasmine yang tidak berdaya dan mengecup bibir Jasmine yang sedikit bengkak beberapa kali.
"Jasmine aku sekarang sudah pintar berciuman," gurau Herry Salim sambil menggendong Jasmine dan duduk di sofa ruang tamu yang bersebrangan dengan Kitchen Island.
Rumah Jasmine memang lebih sederhana. Rumah satu lantai tersebut hanya memiliki dua kamar tidur, dan bahkan dapur dengan ruang tamunya digabung dan menghadap ke halaman belakang untuk meninggalkan kesan open area.
Jasmine mencebikkan bibirnya tanda tidak setuju yang membuat Herry Salim semakin gemas. Herry Salim menundukkan kepalanya dan kembali memagut bibir Jasmine untuk kesekian kalinya. Dengan posisi Jasmine yang berada di pelukan Herry Salim, memudahkan Herry Salim untuk menyerang Jasmine. Herry Salim menciumi Jasmine lebih dalam lagi, dan satu tangannya tengah berada di dalam kaos Jasmine untuk membelai tubuh moleknya.
"Pak Herry..."
Herry Salim melepas ciumannya, yang membuat Jasmine sedikit bingung, namun tindakan selanjutnya membuat Jasmine mengerti apa yang diinginkan seorang Herry Salim. Dengan cekatan Herry Salim meletakkan tubuh Jasmine untuk berbaring di sofa, dan meloloskan kaos yang dipakai Jasmine dalam satu sentakan.
Jasmine menelan ludahnya, meskipun ini bukan pertama kali Jasmine topless di hadapan Herry Salim, tetap saja Jasmine masih belum terbiasa.
"Jas, jangan ditutup," ujar Herry Salim dengan lembut sambil mengurai lipatan tangan Jasmine yang menutupi bagian atas tubuhnya.
Jantung Jasmine berdetak lebih kencang, dan salah Jasmine yang selalu lemah di hadapan atasannya, sekarang Jasmine sudah mendesah keras karena hisapan-hisapan yang diberikan Herry Salim.
Jasmine tidak bisa berhenti mendesah karena Herry Salim sudah menciumi hampir seluruh tubuh atasnya, dan Jasmine hanya perlu menunggu waktu untuk mencapai pelepasan pertamanya hari ini.
Jasmine pasrah ketika Herry Salim dengan gampang melepas potongan pakaian terakhir yang melekat di tubuh Jasmine dan Jasmine benar-benar polos seutuhnya di hadapan Herry Salim, yang kontrasnya, masih berpakaian lengkap.
"Kamu... cantik, as always."
Jasmine tersenyum malu dan menerima pagutan Herry Salim sambil membalas sebisanya meskipun tubuhnya sedikit bergetar karena tidak tahan akan rangsangan handal yang diberikan Herry Salim.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deflower
RomanceSpin off dari Distant Petals . [21+] Apa yang akan terjadi kalau Herry Salim, duda beranak satu tiba-tiba terpesona dengan sekretarisnya sendiri? Bukan hal yang tidak biasa bahwa Herry Salim sudah terbiasa mendapatkan segala wanita yang mau, namun...