Deflower - 7

4.6K 398 20
                                    

"Kenapa Jas?" tanya Herry Salim dengan bingung karena sejak tadi Jasmine, kekasihnya menatapnya dengna pandangan yang sulit diartikan.

Jasmine yang masih diam membuat Herry Salim semakin mengerutkan dahinya dan menghentikan kegiatan makan paginya.

"Jas?" panggil Herry Salim sekali lagi.

Jasmine yang sejak tadi menatap Herry Salim hanya berdeham kecil dan menghela nafas. "Ga, aku... aku hanya lagi banyak kerjaan aja."

Herry Salim menatap Jasmine dengan pandangan tidak percaya.

"Oh ya? Bukannya belakangan aku lebih sering kasi kerjaan ke Andrew daripada kamu ya Jas?"

"Eh... Itu..." Jasmine seketika kehilangan kemampuan untuk berbicara. Setelah percakapan mereka beberapa saat lalu, Herry Salim memutuskan merekrut seorang asisten khusus untuk membantu kerjaannya karena Herry Salim tidak ingin Jasmine terlalu lelah.

Malahan, boleh dibilang sekarang Jasmine tidak memiliki banyak pekerjaan selain mengatur jadwal Herry Salim. Sisanya, Andrew yang merupakan lulusan universitas ternama dari Australia telah mengambil alih kerjaannya.

"Jadi, Jas, apa yang ada di pikiranmu dari tadi?"

Jasmine mencebikkan bibirnya dan Herry Salim balas menatapnya dengan tidak sabar.

"Ayo Jas, ngomong. Kamu tahu aku ga punya waktu selama ini buat nunggu kamu," ucap Herry Salim setelah mengecek jadwalnya dari ponselnya.

Jasmine masih diam dan menatap mangkuk cereal-nya.

"Jas, aku bakal nunggu kamu sampai kamu ngomong. Kalau aku telat menghadiri beberapa meeting hari ini, kamu juga yang bakal repot buat reschedule."

Merasa bahwa Herry Salim akan tetap menyudutkannya sampai ia mendapat jawaban, akhirnya Jasmine menyerah.

"Jangan, hari ini kamu harus ketemu sama direksi dari Renata Group, buat bikin janji aja aku harus bolak-balik telepon dan nunggu, dan meeting hari ini penting."

"Terus?"

Meskipun Jasmine kadang kesal namun hanya Herry Salim-lah yang bisa menangani kekeraskepalaannya.

"Aku... Aku..."

"Jas, ngomongnya langsung, jangan terbata-bata seperti itu!"

Jasmine seketika jengkel mendengar komentar dari Herry Salim lalu berkata dengan lantang, "Aku merasa belakangan kamu seperti bukan Herry Salim yang kukenal."

"Hah?" balas Herry Salim tanda ia tidak mengerti sama sekali.

"Belakangan kamu sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda kalau kamu ingin mengambil keperawananku meksipun kamu tau aku sudah sangat siap dan masa periode haid-ku juga sudah berakhir dari minggu lalu!"

Herry Salim membulatkan kedua matanya mendengar penuturan Jasmine.

"Herry Salim yang aku kenal dulu akan menyentuh seluruh tubuhku setiap malam, Herry! Kita memang masih tidur di ranjang yang sama, tapi kamu hanya mencumbuku saja. Bahkan ada satu malam dimana kamu menolak saat aku ingin memberikan kamu o..."

"Woah woah stop Jas. Turunkan volume suara kamu sebelum tetangga-tetangga kamu yang rese mendengar percakapan pagi kita. Jangan lupa, supir aku juga sudah menunggu di luar rumah kamu."

Jasmine seketika terdiam. Sejak Herry Salim rutin mengunjunginya di rumahnya, tetangga-tetangga Jasmine sering bertanya-tanya kepadanya karena kompleks perumahan Jasmine termasuk kecil dan hampir seluruh penghuni mengenal satu sama lain.

DeflowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang