Deflower - 6

5.8K 407 17
                                    

Jasmine menggeliat, masih tidak ingin bangun meskipun sejak tadi Herry Salim kerap mengganggunya.

"Aku masih ingin tidur, Herry..."

Jasmine tahu kalau Herry Salim sama sekali tidak mendengarkannya karena Herry Salim masih kerap mengganggunya, maka dari itu Jasmine membalikkan tubuhnya sehingga ia sekarang sedang memunggungi Herry Salim.

"Jas..."

Herry Salim tidak menjawab namun tidak melepaskan pelukannya terhadap Jasmine sambil mencium kecil leher Jasmine.

Jasmine yang sudah sangat hafal tingkah laku Herry Salim, langsung mengulurkan tangannya sebagai tanda penolakan. "Aku masih ngantuk, Herry. Jangan dekat-dekat."

"Kamu harus kerja, Jas."

Jasmine seketika langsung membuka kedua matanya, dan buru-buru meraih ponselnya yang terletak di meja nakas di samping tempat tidurnya.

"Hari ini hari Sabtu, Herry!" Jasmine sedikit menaikkan nada suaranya karena merasa dipermainkan oleh Herry Salim.

"Dan hari ini juga hari tepat dimana haid kamu sudah selesai," balas Herry Salim tidak mau kalah sambil menepuk pinggul Jasmine pelan.

"Ayo cek, apakah kamu sudah benar-benar bersih," tambah Herry Salim yang membuat Jasmine semakin kesal.

Dengan jengkel Jasmine tetap bangkit dan menatap Herry Salim dengan galak.

"Aku tuh paling ga suka ya kalau kamu mesum-mesum tanpa alasan seperti ini."

Herry Salim mengerutkan dahinya, dan berkata, "Mesum-mesum tanpa alasan? Ga pernah Jas. I have my own reason."

Jasmine memutar kedua bolamatanya dengan malas. "Alasan apa?" balas Jasmine sambil mengetatkan kimono tidurnya sebagai bentuk perlawanan dirinya dari Herry Salim.

"I want you. I want my Jasmine."

Kalau sudah begini, Jasmine hanya bisa tersipu dan lihatlah sekarang, Jasmine telah mengalungkan kedua tangannya di leher Herry Salim untuk mendekatkan tubuh keduanya.

Jasmine memeluk Herry Salim layaknya balita yang sedang tumbuh, dan Herry Salim hanya terkekeh dan mengusap punggung Jasmine dengan lembut.

"Capek banget, Jas?"

Jasmine menganggukkan kepalanya, dan melingkarkan kedua tungkainya di pinggang Herry Salim untuk mencari kenyamanan lebih.

"Kalau kamu lupa, Pak Herry Salim yang terhormat, aku masih sekretaris kamu yang merangkap sebagai business support ke kamu."

Tawa Herry Salim semakin kencang, dan Jasmine hanya bisa mendengus kesal.

Herry Salim memang menganggap Jasmine lebih dari sekretarisnya. Dikarenakan pekerjaan Herry Salim yang kian hari kian bertambah dengan segala venture ataupun acquisition-nya, Herry Salim harus bergantung lebih kepada Jasmine.

Dan Jasmine-nya memang seorang wanita cerdas. Jasmine selalu bisa diandalkan, dan sangat kompeten.

Tidak jarang Herry Salim meminta pendapat Jasmine sebagai rekan diskusi, dan Herry Salim sangat terkesima dengan jawaban-jawaban brilian dari Jasmine. 

"Karena kamu bisa diandalkan Jas. Kamu tahu setiap bisnis dan keputusan yang aku ambil menyangkut seluruh karyawan di Salim Group?"

Jasmine hanya berdeham tanda mengerti. Sebelumnya, Jasmine sedikit shocked karena bisnis-bisnis Herry Salim yang legal hanyalah kedok, karena pemasukan utama Herry Salim kebanyakan berasal dari bisnis illegal.

DeflowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang