Deflower - 8

5.4K 414 28
                                    

21+

Jasmine menatap genggaman tangannya yang sama sekali tidak dilepas Herry Salim sejak mereka berada keluar dari kantor beberapa saat lalu.

Herry Salim menatap Jasmine dengan tatapan penuh kasih sayang dan berkata, "Kapanpun kamu berubah pikiran, jangan ragu untuk kasi tahu aku."

Jasmine menelan ludahnya dengan susah payah. Kejadian barusan juga salahnya, menggoda Herry Salim sampai melewati batas.

Jasmine tidak hanya menanggalkan seluruh pakaian yang menutupi tubuh bawahnya, Jasmine juga mengeluarkan milik Herry Salim yang sudah sesak dan membiarkan inti mereka berdua bertemu tanpa penghalang yang berarti.

Dan ketika Herry Salim mengutarakan keinginannya, Jasmine menyetujuinya tanpa berpikir panjang. Keduanya terburu-buru meninggalkan kantor, dan Andrew yang menyaksikan semuanya sedikit bingung namun berusaha berpikir positif tentang urusan asmara bosnya.

"Kamu yakin?"

Jasmine menganggukkan kepalanya berkali-kali. Jasmine tahu sudah saatnya ia menyerahkan diri sepenuhnya kepada Herry Salim. Jasmine tidak ingin berpikir lebih lanjut lagi, karena Jasmine tahu ia tidak akan pernah bisa membuat keputusan.

Herry Salim adalah hidupnya, maka Jasmine rela melakukan apapun demi membahagiakan pria di sampingnya.

"Jas, kita sudah sampai."

Jasmine lalu sedikit tercenggang karena Jasmine sedikit mengenali rumah mewah di hadapannya.

"Ini?"

"Rumah kita. Suka ga?"

Jasmine menatap Herry Salim dengan kaget dan tatapan sedikit tidak suka. Meskipun Jasmine tidak pernah mengunjung rumah Herry Salim, Jasmine cukup tahu kalau kediaman Herry Salim sekarang merupakan salah satu karya dari arsitek terkenal.

Angel Wirahardja, yang juga merupakan mantan istri Herry Salim.

"Aku tahu apa yang di pikiran kamu Jas. Tapi Jas, harus kuakui kalau susah mencari lokasi yang lumayan strategis dengan tanah yang cukup luas di pusat kota Jas."

Jasmine buru-buru ingin menyela namun Herry Salim menambahkan, "Aku ga bisa tinggal di rumah yang letaknya jauh dari kantor dan aku ga akan bisa nyaman kalau rumah kita terlalu sempit dan kecil."

Jasmine terdiam dan langsung mengedarkan pandangannya ke eksterior rumah putih bergaya eropa milik Herry Salim.

Jasmine mendengus, tentu saja, rumah Jasmine sama sekali tidak ada apa-apanya dibandingkan rumah Herry Salim. Bahkan luas rumah Jasmine mungkin tidak sampai seperlima rumah mewah ini.

"Tapi tunggu, kenapa kamu bilang ini rumah kita?"

Herry Salim tidak menjawab dan menggandeng Jasmine untuk masuk di rumahnya. Baru saja mereka melangkah masuk, Jasmine melihat sudah ada seorang asisten rumah tangga yang menyapa keduanya.

"Rani, tolong kamu kumpulkan seluruh karyawan secepat mungkin sekarang."

Rani yang Jasmine tebak sebagai kepala rumah tangga kediaman Salim buru-buru mengetik sesuatu di ponselnya sambil berjalan ke segala arah sesuai instruksi Herry Salim.

Hanya dalam waktu kurang lebih dari sepuluh menit, Jasmine melihat kira-kira dua puluh karyawan Herry Salim di ruang tamu.

Herry Salim berdeham dan berkata dengan lantang, "Selamat siang, semua!"

Dengan serentak semua karyawan menyapa Herry Salim balik dan Jasmine seketika sedikit gugup karena seluruh karyawannya menatap Jasmine dengan wajah ingin tahu.

DeflowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang