Chapter 04: Kebenaran II

3.4K 295 64
                                    

Nih anak tidak bisa di ajak berdiskusi lagi, jika dilanjutkan dia hanya akan menjawab "tidak mungkin" dll. Apakah aku harus menggunakan "itu"?.

"Sudah kubilang terserah mau percaya atau tidak!, aku tidak peduli"

Aku berdiri dan mulai berjalan melewatinya.

"Mau kemana kau?"

"Tentu saja menyelamatkan kakakmu kan?"

Dia berdiri dan terus mengoceh tentang hal ini. Maa, aku sudah menutup telingaku jadi aku tidak akan mendengarkannya. Aku mengatur equipmentku sekali lagi...... selesai.

Felo setika terdiam dengan mata yang melebar, aku tidak melihatnya sih, aku hanya membayangkan ekspresinya.

Di punggungku yang bagian kanan keluar sebuah sayap tunggal berwarna putih dan berkilau. Sayap itu lebih besar dari pada tubuhku sehingga ujungnya dapat menyentuh tanah.

Sebenarnya sayap ini bukanlah sayap tunggal, namun di event itu aku mendramatisirnya dengan kehilangan setengah sayap dan tamengku. Aku disana bertugas sebagai Support Tangker, dimana aku mengatasi serangan lanjut boss dan pemulihan.

"S-sebernya ss-siapa kau?"

"Sudah kubilangkan?, aku ini Frostia hanya Frostia"

Lalu aku berjalan meninggalkannya, walaupun beberapa saat kemudian dia mengikutiku dengan langkah yang pelan, seperti kucing yang ketakutan.

Aku mengikuti rute yang tadi dan dengan segera menemukan mereka. Aku kembali bersembunyi dalam bayangan hutan.

"Felo, kesini sebentar"

Di saat aku membalikan pandanganku padanya dia menjatuhkan kupingnya dan merapatkan kakinya lalu mendekat dengan pelan.

"Di gerobak sana merupakan tempat kakakmu di sekap. Aku akan mengalihkan perhatian mereka, selagi kau membebaskan kakakmu, ok"

Dia hanya mengguk, bukankah dia sudah menjadi penurut sekarang, sayap benar-benar berguna.

Felo menjauh dariku dan mulai memutari area ini agar lebih dekat dengan gerobak itu. Ini jauh lebih mudah karena mereka berkumpul di satu tempat. Jumlah mereka adalah 43 orang dari yang kurasakan.

Aku sudah menyuruhnya untuk memulai aksi setelah aku memulai bagianku jadi.... apa aku harus melakukannya?.

Aku berlari mendekati gerombolan orang itu dan sedikit berteriak, tentu saja aku menghilangkan sayapku dan senjataku terlebih dahulu.

Perhatian semua orang teralihkan menuju arahku, lalu aku pura-pura terjatuh ketika akan sampai pada mereka. Lalu sedikit menangis kecil.

"Siapa anak ini?"

"Dari mana dia datang?"

"Ne, bukankah kita bisa menjualnya juga?"

Beragam tanggapan diberikan kedapaku. Begini-begini aku pernah mengikuti klub drama di SMA dan sudah naik panggung beberapa kali, aku dapat dengan mudah mengepkspresikan diri seperti ini.

Mau bagaimana lagi kan?, jika aku tiba-tiba muncul dan berlagak seperti sebelumnya malah akan ditanyai seperti Felo, dan jika langsung menyerangnya maka mereka akan waspada dan kemungkinan menyebar dan Felo akan ketahuan. Jadi inilah satu-satunya cara yang cocok dengan kondisiku dan sekitarnya.

Aku sesekali melihat ke arah gerobak sembari menangis kecil, dan beberapa saat kemudian Felo berhasil mebawa keluar kakaknya meskipun masih terikat, ok.

"Ya, kita bisa menjualnya, dia pasti memiliki harga lumayan dengan "itu"nya yang lumayan"

Seseorang dengan tampang botak dengan memakai aksesoris barbar berbicara, apa dia kaptennya, tapi itu sedikit kasar kau tahu?.

Jadikan aku laki-laki lagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang