Chapter 7: Kenangan

2.7K 270 20
                                    

Pagi ini setelah sarapan kami bertiga pergi ke guild seperti yang drencanakan dan mengambil uang simpanan mereka disana.

Guild petualang terletak di distrik tengah, cukup memakan waktu untuk berjalan dari penginapan menuju guild.

"Sampai"(Felo)

Bangunan guild ini terdiri dari tiga lantai dan satu basement, dekorasi disini lumayan bagus dan banyak petualang yang berlalu lalang disini.

Seperti biasa disini juga bercampur dengan bar untuk lantai pertama, dan sebagai tempat permintaan ditempel, sementara lantai ke dua digunakan untuk pendaftaran, dan administrasi lainnya, lantai ketiga untuk orang-orang penting, sementara basement untuk ruang penyimpanan.

Kami memasukinya dengan cepat, aku harap tidak ada event aneh yang terjadi karena ini berada di kota.

Saat kami memasukinya pandangan semua orang langsung terarah ke arah kami, lebih tepatnya mereka tertuju kepadaku?.

Kami melewati mereka dan langsung menuju ke lantai dua untuk mengambil tujuan utama kami, tidak ada yang berlebihan sampai kami keluar kembali dari guild dan untungnya tidak ada event merepotkan yang harus aku tempuh.

"Jadi sekarang apa tujuan kita?"(Frostia)

Setelah aku mengatakan itu mereka berfikir sejenak, aku sebenarnya tidak peduli akan dibawa kemana asalkan pasti tujuannya.

"Bagimana kalau kita berjalan-jalan di taman kota saja?"(Felo)

"Benar juga, sudah lama kita tidak pergi kesana, ide bagus adikku!!"(Fela)

Dengan begitu aku mengikuti mereka kembali, karena lokasinya tidak jauh dari guild kami sampai lebih cepat.

suasana disini benar-benar nyaman jika harus dikatakan, pernah kubilang kan cuaca disini sejuk walaupun dikota?, apa lagi disini di temani dengan pepohonan dan aliran air buatan, beberapa pedagang juga berbaris dengan rapi, berbagai macam ras juga berkumpul menjadi satu disini.

Namun ada satu hal yang menggangguku yaitu anak-anak sekolahan yang sedang kasmaran berjalan-jalan di depan mataku!!, meledak saja kalian!, tidak aku bisa meledakan mereka kan?.

Namun aku hapus pemikiran itu dari sekarang karena itu hanya akan merusak suasana saja.

Kami mulai berjalan-jalan di taman dan membeli beberapa makanan ringan, aku membeli bola-bola ubi kecil yang disiram madu, Felo juga membeli ini, sementara Fela membeli sejenis bakpau tapi dengan isian buah-buahan goreng, walaupu  aneh tapi harus kuakui rasanya enak!.

Sambil terus mengililingi taman yang luas ini kami berbincang-bincang ringan, tentang kehidupan sehari-hariku ataupun mereka.

"Ahhh!, benar juga Nao!"(Fela)

"Ada apa?"(Frostia)

"Ada museum pahlawan didekat sini!, ingin lihat?"(Fela)

Museum pahlawan??, apakah itu tentang aku dan yg lainnya?, memang apa saja yang ada di sana ya?, kuharap bukan sesuatu yang memalukan.

"Aku ingin melihat juga kak, sudah lama kita tidak kesana"(Felo)

"Ok-Ok, aku ikut kalian saja"(Frostia)

Karena Felo begitu bersemangat aku hanya bisa mengikuti tour mereka kembali, lokasinya sangat dekat dengan lokasi kami tadi cukup menyebrang keluar taman dan sampai di museum pahlawan.

Bangunannya mirip dengan Museum yang ada di film dimana benda disana hidup semua, tidak beda jauh sama sekali, disini juga lumayan ramai karena kami harus mengantri untuk dapat tiket dan masuk.

Setelah beberapa menit kami berhasil masuk dengan biaya 5 koin perunggu per orang cukup murah sih.

Setelah aku masuk, yang pertama kulihat adalah jajaran bendera-bendera guild kami yang besar disamping kiri dan kanan, namun apa yang kurasakan ini?

Aku menghilangkan perasaan itu dan terus maju ke delan dengan mereka berdua, beberapa dokumen berjajar di etalase-etalase kaca yang ada, aku bisa membacanya itu adalah bahasa jepang, kalau aku ingat, ini semua merupakan catatan menganai alur cerita Raid World Boos, dan disana juga tercatat belum ada yang bisa menerjemahkannya.

Perasaan ini belum juga hilang, apa ini?, apa yang terjadi?.

Aku melanjutkannya, dibeberapa ruangan hanya ada peninggalan peradaban kuno saja, sementara aku hanya ingin melihat para pahlawan saja, diruangan selanjutnya, perasaan ini, semakin tidak tertahankan, tolong hentikan ini!!.

Diruangan ini terpajang semua perlengkapan kami disaat terakhir kami, masing-masing perlengkapan kami lengkap, BigBoss, Lucy, Kurui, 1Thingk, Zildam, Hongk, Gusel, Queen, King, kecuali milikku, Satu etalase kosong dan disana tertulis Frostia.

Apa ini!?, apa ini?, ingatan ini!!?, ini bukan milikku, seperti film kusut yang diulang, tolong hentikan!!!, semua ini!, kenangan ini!, MENYAKITKAN!!.

"Nao!,Nao!"(Felo)

"K-kenapa, ada apa?, kenapa kau menangis!?"(Fela)

Aku tersadar karena mereka, Aku terus memandang etalase kosong itu sambil mengeluarkan air mata, Aku dengan Cepat menghapus air mataku dan tersenyum kepada mereka.

"Bisa aku pergi ke toilet sebentar?"(Frostia)

"Y-ya"(Felo)

"A-aku antar?"(Fela)

Aku menggeleng atas pertanyaan Fela dan segera pergi.

Aku menangis, Aku menangis, ini pertama kalinya setelah hampir 10 tahun aku menangis sekeras ini, tidak ada yang mendengar, ini efek skill [SILENT], aku teringat akan kenangan masa laluku, namun ini juga bukan kenaganku, jadi apa ini!?, namun ini terasa sakit, dadaku seakan sesak sekali, kenangan itu terus meluncur tanpa henti, Kenangan Forostia?, apakah kenanganku bercampur dengannya yang ada disini?, bukan sebagai charakter, namun hanya sebagai Frostia?.

Setelah beberapa saat aku menghampiri mereka kembali, aku sudah berganti pakaian, dengan pakaian keduaku, sama dengan yang pertama namun ini berwarna hitam dan putih.

Aku maju menuju etalase kosong itu, item telah terkonfirmasi....... transfer mulai!........ transfer selesai!.

"Fela, Felo, terima kasih, ayo kita pulang"(Frostia)

"T-t-tapi i-itu"(Fela)

Fela merespon sementara Felo hanya melongo jadi aku meninggalkan mereka dan dengan cepat mereka mengejar.

Apakah sudah cukup?.

Beberapa jam kemudian, Seluruh museum gempar dan mengundang banyak orang untuk berkumpul pada satu titik.

"Hubungi yang mulia cepat!!, ini tidak mungkin terjadi!"(?)

"Baik boss!!"(?)

Ditengah tengah kerumunan orang itu berdiri seorang pria paruh baya berambut putih pendek yang mengenakan pakaian pendeta tengah berkeringat melihat apa yang ada di depannya ini, sesuatu yang seharusnya tidak terjadi.

"Frostia-Sama, Apa yang terjadi?" (pendeta)

Sebuah etalase kosong kini terisi dengan pakaian kimono merah-Putih, alas kaki kayu, sebuah tameng setengah di sebelah kiri dan sebuah tongkat miko di sebelah kanannya, dan dietalase itu bertuliskan Frostia.

Jadikan aku laki-laki lagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang