07. Change

351 47 4
                                    

Hera memasuki kelas dengan tatapan lesu miliknya. Semalam ia melihat berita kalau salah satu boygroup kesukaannyaㅡtidak, tiga grup kesukaannya akan melaksanakan konser di Indonesia. Mulai dari Wanna One yang akan menggelar konser pada tanggal lima belas Juli nanti, disambung dengan Seventeen dan juga DAY6.

Sebenarnya Hera tidak masalah dengan konser, ia masih bisa menunggu konser lainnya ketika ia sudah sukses nanti. Tapi… hatinya hancur ketika melihat Seventeen akan menggelar fansign di Indonesia. Hera sangat ingin bertemu one by one dengan Seventeen dan menatap kedua manik mata semua lelaki yang membuat hidupnya berubah drastis.

Ah, Hera harus berhenti memikirkannya sekarang karena ia sedang ada di depan kelas. Hera menghela nafas, lalu membuka pintu kelasnya. Suasana kelas masih sepi, ada beberapa siswa yang kini meliriknya.

Ia tau, pasti mereka penasaran tentang masalah antara dirinya dan Alice. Hera duduk di kursinya lalu mengambil earphone dan melesakkannya ke telinganya. Ia mencoba menghiraukan tatapan yang seolah-olah kalau Hera adalah penjahat besar.

Kino: gak usah dengerin orang lain

Hera terkekeh, setidaknya Kino membuat moodnya sedikit membaik.

Hera: iya iya sono gfriend ngeluarin mv baru mending lu streaming

Kino: aaaAAA SOWONNN ABANGG

Hera: najis
read.

Beberapa menit kemudian, kelas mulai penuh dan Hera melepaskan earphone miliknya. Sudah hampir pukul tujuh, namun wali kelasnya belum tiba juga. Ia melirik ke arah pintu kelas, lalu pandangannya mendapati sosok yang tidak asing dimatanya.

Alice.

Bukan dia, tapi laki-laki disampingnya.

Alden.

Kenapa Alden datang bersama Alice? Untuk apa Alden bertanya padanya mengenai pertengkaran mereka berdua? Apa ia sengaja? Mendekati Hera lalu meninggalkan Hera dengan masalah yang dibuat olehnya?

Alice melirik sinis Hera, Hera membalasnya dengan tatapan tidak peduli miliknya. Perempuan dikelasnya mulai berbisik sambil menatap Hera. Apaan sih kayak drama aja lo semua, cibirnya dalam hati.

Hera sedikit mencuri pandang ke arah Alden. Lelaki itu bahkan tidak meliriknya sama sekali.

Bagus deh.

Sebaliknya jauh di lubuk hatinya, Hera merasa aneh sekarang.

***

Kehilangan.

Kata yang paling Hera benci seumur hidupnya.

Rina menatap Hera disebelahnya yang tampak tak fokus mendengarkan penjelasan bu Fanny. Rina menyenggol Hera, Hera mengerjapkan matanya. "Hoi??" panggil Rina mencoba mengembalikan kesadaran temannya itu.

"Apa?"

"Bu Fanny ngeliatin lo daritadi. Gak usah galau lah. Kak Alden gak seganteng Sehun. Iya kan?"

Hera hanya mengangguk lalu kembali memperhatikan bu Fanny yang tengah mengajar. Sesekali ia melirik Alice yang tengah mengobrol dengan teman sebangkunya, Shanin. Ia mencoba menghiraukan Alice yang bersemangat menceritakan tentang sesuatu.

Ia mencoba untuk bertingkah biasa saja. Mungkin Alden kalah dalam taruhannya, dan taruhan itu sudah selesai. Jadi tidak ada lagi alasan Alden mendatanginya.

Hera menggelengkan kepalanya, kenapa ia memikirkan Alden? Mereka bahkan baru berkenalan beberapa hari ini.  Tapi ia mencoba untuk tidak munafik, ia merasa sedikit kehilangan sosok Alden.

Fangirl StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang