"Ketika kuputuskan untuk berubah menjadi lebih baik, itu mungkin karena aku telah menetapkan hatiku untuk memilihmu sebagai orang yang terakhir singgah di hati ini."
***
Pagi-pagi, Valencia sudah siap di tempatnya untuk kembali mendekati Nata. Ia menunggu kedatangan Nata pagi ini di depan kelasnya. Ia ingin membuktikan pada Karin bahwa ia mampu menaklukkan Nata yang terkenal sebagai ice boy yang tidak berperasaan.
Begitu melihat Nata dari jauh, Valencia langsung bergegas menghampiri Nata.
Ia harus dapat menaklukkan tantangan Karin dalam tiga hari ini. Waktunya sudah tidak banyak lagi.
"Selamat pagi, Nata!" sapa Valencia riang.
Nata dengan wajah dinginnya hanya diam dan melewatinya.
Valencia yang tidak ditanggapi pun menghela napas berat dan mencoba menyamakan langkah panjang Nata.
"Nata, Nata, lo tahu nggak kemarin gue mimpi apa?" Valencia membuka pembicaraan, "Gue mimpiin lo kemarin, masa? Apa ya artinya?"
Karena orang yang diajak bicara tidak menjawab, Valencia pun mengambil tindakan untuk menghadang Nata. Direntangkannya kedua tangannya untuk menghalangi Nata yang ingin masuk ke kelas.
"Kalau orang ajak ngomong, dijawab dong!" sebal Valencia. Sebenarnya ia tidak ingin melakukan ini, tetapi batas kesabarannya hampir habis. Bukan hanya itu, waktunya untuk membuat Nata menyukainya juga tinggal sebentar lagi.
"Minggir." Akhirnya hanya kata itu yang keluar dari mulut Nata.
"Enggak."
"Mau lo apa sih? Gue cape ketemu lo tiap hari. Bisa nggak, lo nggak muncul sehari aja di hadapan gue?"
"Nggak bisa, Nata, gue takut lo kangen sama gue," ujar Valencia yang lalu cengegesan.
Nata memutar matanya malas, dikeluarkannya sebuah iPhone dari saku celana abu-abunya itu. Setelah membuka password ponselnya, ia memberikan ponselnya kepada Valencia.
"Eh? Lo ngasih hape lo ke gue?" Valencia melongo.
"Bego. Taruh nomor lo di sini."
"Wah, akhirnya Nata suka sama gue!" ucap Valencia girang. Mood-nya yang sebelumnya sempat jelek karena sikap Nata yang suka mendiamkannya, hilang dalam seketika.
"Dasar cewek gila!"
"Yang penting bahagia." Valencia mengambil ponsel Nata dan memasukkan nomor ponselnya, lalu ia melakukan panggilan ke nomornya sendiri.
Tak lama setelah itu, Nata mengambil ponselnya dari tangan Valencia.
"Udah puas kan lo sekarang? Jangan ganggu gue lagi."
"Oke, deh! Sampai jumpa lagi di jam istirahat." Valencia pun berlalu pergi dan melangkahkan kakinya ke kelas dengan hati riang karena yang ia inginkan telah didapatkan, nomor ponsel Nata.
***
Bel istirahat akhirnya terdengar. Waktu yang sedari tadi telah ditunggu Valencia untuk menjumpai Nata.
Valencia segera membereskan barang-barangnya terlebih dahulu sebelum menemui Nata.
"Mau nemuin Nataniel lagi, Va?" tegur teman sebelah meja Valencia, Teresa.
"Iya nih, mau ke kelasnya."
"Kok lo belakangan ini makin gencar deketin Nata? Dia kan bukan cowok yang mudah ditaklukin. Dingin gitu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Hello and Goodbye
Teen Fiction[COMPLETED] Penyesalan tidak pernah muncul di awal. Ini hanya kisah singkatku dengan dia. Dia yang dingin dan aku yang hangat. Dia yang menjauh dan aku yang mendekat. Awalnya aku kira semua ini hanya permainan yang mereka ciptakan untukku, tetapi ti...