BHaG 3: Trying

261 32 24
                                    

"Sekeras-kerasnya karang di lautan, ia akan terkikis juga oleh ombak yang tidak pernah lelah menerjang karang. Sama seperti hati kamu yang saat ini sedang aku kikis."

Halima_08

***

Valencia berjalan di koridor sambil menunduk. Ia mendesah pelan, bahunya terasa semakin hari semakin berat saja. Seperti ada beban yang tak terlihat tengah ia pikul seorang diri.

"Misi gue tinggal dua hari lagi. Gue kok jadi ragu ya bisa jadi pacar, Nata," gumam Valencia.

"Tapi kayaknya Nata udah mulai lunak, deh. Gila itu cowok, setelah berhari-hari gue ngejar dia, dan sekarang baru bisa dapat nomornya," Valencia menggeleng takjub, betapa susahnya mendekati Nata. Mendapatkan nomornya saja butuh berhari-hari, apalagi ingin menjadi pacarnya? mungkin butuh waktu bertahun-tahun.

"Nyerah jangan ya? mana waktu gue cuman hari ini sama besok lagi," Valencia mengembuskan napas keras. Beberapa murid yang ada di koridor memperhatikannya sejak ia berbicara seorang diri. Tetapi ia tidak peduli akan itu semua. Kepalanya sudah dipenuhi dengan nama Nata.

"Enggak, enggak. Lo enggak boleh nyerah, Valen! tantangan kayak gini masih kecil buat lo. Iya, masih kecil!" Valencia menyemangati dirinya sendiri. Senyumnya mengembang seolah bunga yang sempat layu kini mekar kembali.

"Fighting!!" seru Valencia keras, lalu ia berjalan ke kelasnya dengan raut wajah berseri-seri.

***

Bel pulang sekolah sudah berbunyi lima menit yang lalu. Valencia sudah berada di parkiran motor menunggu Nata yang tak kunjung datang. Hari ini, manusia dingin yang mulai mencair itu memakai motor matic-nya.

Sejujurnya Valencia ingin tertawa melihat motor Nata yang berwarna pink dan hitam itu.

Ternyata dingin-dingin pakai motor matic, ada warna pink-nya lagi. Itu yang dipikirkan Valencia sejak tadi. Wajah boleh dingin, tapi hatinya Hello Kitty.

Valencia senyum-senyum sendiri karena membayangkan wajah Nata, lalu matanya beralih melihat motor pink itu. Tawanya lepas, dia sudah tidak tahan lagi untuk tidak tertawa.

"Ngapain lo di sini?" Nata heran melihat Valencia yang ada di sini. Ia juga mengerutkan alisnya menatap Valencia yang tiba-tiba tertawa sendiri.

Valencia terlonjak kaget ketika mendengar suara Nata. Lalu badannya berbalik melihat Nata yang sedang menatapnya dengan raut bingung.

"Gue mau numpang sama lo," cengir valencia.

"Lo kira gue ojek online?!" Nata menggeser tubuh Valencia ke samping agar tidak lagi menghalangi motornya.

Nata mengambil helm lalu menduduki motornya dengan santai.

Valencia cemberut melihat Nata yang kembali ketus. Tapi ia tidak kehabisan akal. Ia langsung naik ke motor Nata dan duduk di belakang dengan cengirannya.

Nata terkejut mendapati motornya bergoyang, untung saja pijakan kaki Nata kuat. Kalau tidak, mungkin mereka berdua sudah jatuh.

"Siapa yang nyuruh naik?!" ketus Nata, tetapi tidak ada niat untuk menyuruh Valencia turun.

"Wajah lo boleh datar, tapi lo sukanya warna pink, ya?" Valencia meledek Nata, ia dapat melihat kuping Nata yang memerah karena malu. Valencia tertawa pelan melihat itu.

"Ini motor punya adik gue. Lo penumpang yang enggak tau diri ya!" Nata menjawab ketus, tetapi wajahnya sudah merah menahan malu. Ini semua ulah adiknya yang membawa mobil Nata tanpa izin. Dan yang tertinggal di garasi rumahnya hanya motor matic milik adiknya.

Between Hello and GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang