Huruf Sendu

3 0 0
                                    

Sekumpulan huruf, sebuah tanda tanya
Aku tidak hanya membaca
Merasakan jua gurat wajah itu
Terkejut, runtuh
Bingung, cemas
Dan air muka kecewa
Huruf sendu itu
Setiap kali kuingat, seketika gelisah
Membuat mata enggan terpejam
Perih menengadah
Membuat jiwa berontak
Namun hati takut bicara

Huruf sendu itu
Mengubahmu dalam hitungan detik
Mengekangku dalam perasaanku
Dan membawamu hilang dari jangkauanku

Aku curiga, huruf sendu itu
Menghapus perasaan dari hatimu
Untuk diletakan di hatiku
Sehingga semakin dalam luka karenamu
Semakin berat pula rinduku

Aku benci, huruf sendu itu
Membunuh bayanganku dari matamu
Menghapus jejak ku dari hidupmu
Membakar hangus seluruh anganku
Tapi dibiarkannya cinta kita hidup
Namun hanya diakar di hatiku
Lalu dikobarkan hasrat di dadaku
Sehingga kematianku adalah jika aku kehilanganmu
Dan sehelai demi sehelai
Napasku telah menghilang, aku mati perlahan..

Bandung, 8 Maret 2018

"Tunggu aku disitu" sebuah pesan dari Bli Gus. Aku tau itu hanya bercanda, tapi kata-kata saja cukup membuatku bahagia, aku tau hatinya lah yang datang meski raganya tidak benar-benar datang. Aku mengerti dia ingin bertemu denganku, sama halnya seperti aku ingin bertemu dengannya.
"Aku sudah menunggumu dari dulu, kapan sampai?"
"Mungkin 2 minggu lagi" dia memastikan waktu, ya boleh jadi dia akan datang. Aku mulai mencari tau apakah saat itu aku akan punya waktu.
"2 minggu lagi nyepi, Bli"
"Oiyaa? Hari itu saraswati juga kan?"
"Iya, Bli Gus"
"Gek, kenapa namamu Ayu Pratiwi? Kenapa bukan Saraswati?"
"Kenapa kau menanyakan namaku?"
"Bukankah kau lahir di hari Saraswati?"
"Aku lupa cerita kenapa namaku Pratiwi, dan aku tidak lahir di hari Saraswati"
"Tanggal lahirmu 31 Januari 1998 kan?"
"Meleset, aku sudah beritau tanggal lahirku 30 Januari, bukan hari Saraswati, aku lahir hari Jumat sebelum Saraswati"
"Jumat, Gek?" Pertanyaan Bli Gus yang ini sedikit terasa aneh bagiku, meski aku hanya melihat pesan, tapi aku juga merasakan gurat wajah Bli Gus saat menanyakan ini. Wajah yang bingung dan terkejut, samar-samar terdapat kecewa. Aku melihat wajah itu, aku merasakan emosi aneh itu, padahal yang dikirimnya hanya sekumpulan huruf dan sebuah tanda tanya.
"Iya, ada apa?" aku bertanya tentang arti huruf-huruf sendu itu.
"Gapapa, gek. Hehe" kali ini aku melihat gurat wajah yang sedang berusaha menyembunyikan sesuatu, sesuatu yang mengganggu bagi Bli Gus.

***

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 16, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Saat yang Kita Lihat Hanya KitaWhere stories live. Discover now