Eind

230 10 3
                                    

Aku selalu membenci cerita tentang fairy tale yang memiliki akhir:  "dan akhirnya mereka bahagia selamanya". Menurutku itu bullshit! Tapi ketika ceritaku harus berakhir sekarang, aku tidak akan menolak untuk menutup buku. Karena saat ini aku sangat bahagia, karena aku bahagia denganmu, olehmu. Ketika aku mengakhiri ceritaku disini, bukankah aku bisa menuliskan "happy ever after"?

oOo

Aku sudah menyakitimu, kan? Aku sudah mengecewakanmu, kan? Sepertinya aku selalu dan selalu menorehkan luka untukmu... Kalau Tuhan memberiku kehidupan lagi setelah ini, kupastikan aku lagi-lagi terjatuh padamu. Tapi akan kupastikan pula, saat itu aku tak lagi membuatmu terluka.

Masih tergambar jelas di benakku, tiga bulan lalu kau mengajakku untuk menikah. Air mata yang menetes di pipimu, membuat hatiku hancur. Kau terlihat sangat rapuh saat itu.

Kau melamarku, di saat aku berkata ingin berpisah. Karena aku tak sanggup lagi melukaimu. Karena aku tak sanggup lagi mengecewakanmu. Karena aku ingin kau bertahan. Tanpa aku. Sudah kubilang, kan, ini semua tidak akan menjadi mudah untukmu, untuk kita.

Dan kau pun menolak untuk mempermudahnya. Kau justru datang ke rumah dan melamarku setelah semua ini. Kau tahu, aku sangat bahagia telah mengenalmu. Dan aku tidak sejahat itu untuk membuatmu tersiksa lebih dari sebelumnya.

"Izinkan aku menemanimu hingga akhir," bisikmu kala itu.

Aku menangis. Kau menangis. Kita tersenyum.

Ah, andai waktuku masih panjang, catatan ini pun akan lengkap mengisahkan tentang kita selama dua tahun ini. Sayangnya, aku sudah kalah. 

Sebenarnya aku sangat takut menjemput kematian, Mas. Takut. Karena aku tahu aku akan berada di neraka untuk jangka waktu yang tak terhitung. Apa aku bisa mencium bau surga, Mas? Bisakah kita bertemu di sana nanti? Denganmu, yang memperjuangkan aku. Menyelamatkanku dari belenggu masa lalu.

Masa laluku... Aku pun masih ingat komentarmu tentang hal itu.

"Lupakan Ai, maafkan dirimu sendiri dan lupakan semua itu," kau berkata seperti itu untuk menenangkanku saat aku sedang 'kumat'.

Aku sungguh mencintaimu! Hahaha, akhirnya aku mengatakannya, bukan? Aku. Sangat. Mencintaimu.

Mas Io, aku sudah lelah.

Kau tahu aku menghabiskan cukup banyak waktuku untuk menuliskan cerita ini untukmu, agar kau bisa mengenang tentang kita nanti.

Sebelumnya, aku ingin mengucapkan terima kasih pada mereka, yang bertahan di sisiku sekalipun tahu masa laluku dan seluruh ceritaku. Termasuk kamu, Mas.

Aku juga ingin berterima kasih pada mereka, yang meninggalkanku tetapi tidak tahu siapa diriku, mencoba paham pun enggan.

Aku berterima kasih pada mereka semua, yang telah meluangkan waktunya untuk hadir di hidupku meski tak lama. Karena secara langsung maupun tidak, mereka membantuku untuk membentuk pribadiku, menjadi Ai yang kau kenal.

Tapi aku tidak lagi bisa mengucapkan terima kasih secara langsung. Bisakah kau mewakiliku, Mas Io?

Kau tahu kan, banyak cerita yang tak sempat kutuliskan tentang mereka. Tapi aku tahu kalau kau tahu. Banyak cerita yang tak sempat kutuliskan tentang kita, tapi aku tahu kau ingat setiap detail waktu yang kita lalui.

Maafkan aku harus pergi. Sudah kubilang, aku tidak selamanya di sisimu. Tapi lanjutkanlah hidupku dalam hidupmu. Aku tidak sepenuhnya pergi. Jiwaku bebas. Jiwaku hidup, dalam dirimu.

Berjanjilah, ketika kau bertemu kekasih masa depanmu nanti, jangan pernah mencari bayangku lagi. Kau ingat, aku pernah mengatakan padamu untuk mencintaiku lebih dari kau mencintai Renata-mantan sekaligus cinta pertamamu-tapi kalau kau tak bisa memberi lebih, cintai aku kurang daripada dia. Maka nanti ketika kau mencintai kekasih masa depanmu, cintai dia dengan cinta yang berbeda dariku. Perlakukan dia secara istimewa, lebih dariku. Kau tahu juga kan, perempuan akan sangat merasa berharga ketika diperjuangkan.

Suatu saat nanti, ketika kau tak lagi sendiri, ingatlah aku hanya sebagai seorang mantan kekasihmu. Yang memiliki secuil kisah unik bersamamu.

Ya Tuhan. Aku sangat mencintaimu. Bahkan aku sudah cemburu, membayangkan kau dengan perempuan lain. Hahaha! Baiklah, aku benar-benar lelah sekarang. Kurasa aku akan tertidur dalam jangka waktu yang sangat lama.

Tibi magno cum amor,

Terima kasih untuk segalanya, Mr. Yvonne

Aku menyayangimu. Mencintaimu. Sangat!

Maaf, aku menyerah.

Denial [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang