Pagi seperti biasa di unit apartemen yang ditempati Yuri dan Yoona selalu ramai dengan Jessica yang membuat sarapan untuk disantap ketiganya, seperti biasa Jessica bersikap seperti tidak pernah terjadi apa-apa meski dalam hati seperti di tikam pisau berkarat.
"Eonni, kau tak apa-apa ?" tanya Yoona memastikan.
"Tak apa, memang apa yang terjadi ?" jawab Jessica dengan senyum seperti biasa.
"Baiklah," Yoona mengerti tak melanjutkan pertanyaannya.
Tak lama Yuri keluar dari kamar sudah dengan pakaian kerja lengkap dengan tas kerja yang dia jinjing di tangan.
"Woaaah, sarapan ini sepertinya enak," celetuknya sambil menaruh tas di kursi lalu duduk di kursi sebelahnya.
"Makanlah kau harus sarapan agar semangat bekerja," suruh Jessica yang sedang mengaduk susu dan menaruh di hadapan Yuri juga Yoona.
"Princes," panggil Yuri sedikit ragu.
"Ne," jawab Jessica yang sudah duduk disisi kanannya.
"Maafkan aku," ucap Yuri sambil menundukan kepalanya.
"Mudah sekali mengucap maaf lalu mengulangnya," sahut Yoona.
"Yoong jangan begitu dengan eonnimu," tegur Jessica.
"Terus saja membelanya," ketus Yoona mengambil sandwich dan susunya lalu beranjak dari meja makan.
"Biarkan saja nanti aku yang mengurusnya, kau makanlah" hibur Jessica.
Yuri memakan sarapannya sedikit tergesa, ponsel di kantong celananya terus berbunyi memanggil-manggil pemiliknya untuk segera menggser tombol hijau namun dia sengaja tak menghiraukan panggilan itu agar Jessica tak kecewa lagi padanya, Jessica yang sadar akan hal itu membiarkan saja setidaknya Yuri mau menemaninya sarapan itu lebih dari cukup untuknya.
"Makan siang nanti aku jemput kau ya, temani aku," ucap Yuri sambil mengecup kening Jessica lalu berangkat kerja.
Setelah selesai sarapan dan membereskan meja makan Jessica menghampiri Yoona yang sedang berdiri di balkon kamarnya menatap kosong pemandangan gedung pencakar langit, perlahan Jessica mendekati dan memeluk dari belakang tubuh kurus tapi menjulang tinggi itu.
"Kau marah pada eonni," ucap Jessica.
"Tidak," jawab Yoona singkat.
"Tapi kau ketus dengan ku,"
"Sampai kapan eonni,"
"Sudahlah Yoongie,"
"Sampai kapan kau mencintai Yuri eonni yang tak pernah mengerti akan hal itu,"
"Yoongie sudah ya, eonni tak mau membahasnya lagi,"
"Dia buta eonni, dia buta dan dia tersesat,"
"Biarkan saja, selama aku masih bisa menahannya aku akan bertahan, biarkan dia tersesat jika cinta ini sudah menemui jalannya dia akan kembali, entah kapan itu,"
"Kau bodoh, kalian bodoh,"
Yoona melepaskan pelukan Jessica lalu beranjak pergi meninggalkannya di balkon sendirian lalu menyambar blazer juga kunci mobilnya untuk pergi dari kamarnya setidaknya dia menghindari Jessica untuk beberapa saat agar tenang dan meredamkan emosinya, Jessica hanya menghela nafas lalu dia mempersiapkan diri untuk pergi bekerja.
Seperti janjinya tadi pagi Yuri menjemput Jessica di butiknya untuk makan siang, menunggu Jessica didalam mobil sambil memainkan ponselnya berbalas chat sambil tersenyum sendiri sampai tidak sadar jika Jessica sudah berada dalam mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is Love
FanfictionCinta adalah Cinta, seberapa buruk dan seberapa sulit untuk meraihnya, meski terluka dan berderai air mata cinta tetaplah cinta.