I

937 72 16
                                    

Jam dinding menunjukan pukul 8 malam waktu setempat namun tak membuat Yuri bergeming dari tempatnya berdiri sambil bersedekap dengan tatapan mata mengarah pada pemandangan khas di malam hari, sesekali dia menghembuskan nafas kasarnya namun tetap tak merubah posisinya, terlihat wajahnya sedikit murung setelah mengingat kejadian saat makan siang dimana Jessica disana bersama Irene, Jessica terlihat bahagia bersama Irene tertawa bersama dan terlihat seperti pasangan yang sangat serasi.

"Huuffttt..." untuk kesekian kalinya Yuri menghembuskan nafas beratnya.

Yuri masih setia berdiri menghadap pemandangan luar, tanpa dia sadari seseorang telah memasuki ruangannya, menatap punggung Yuri dengan senyuman manis juga heran mengapa dia belum pulang sudah selarut ini, pekerjaannya pun sudah rapi tertata di meja kerjanya.

Yeoja itu perlahan mendekat lalu memeluk dari belakang tubuh yang lebih tinggi darinya, tubuh yeoja tanned itu sedikit menegang karena terkejut lalu kembali rileks setelah tahu siapa yang memeluknya.

"Kenapa belum pulang, hhmm ?" tanya yeoja cantik bermata foxi itu.

"Aku belum ingin pulang," jawab Yuri sambil membalikan badannya menghadap yeoja yang lebih pendek darinya.

"Apakah ada yang mengganggu fikiranmu Yul ?" tanyanya lagi.

"Tidak ada Sica," jawab Yuri singkat sambil menangkup pipi Sica dengan kedua telapak tangannya.

Yeoja itu Jessica dia sengaja menunggu Yuri untuk mengajaknya makan malam, tapi ponsel Yuri tidak dapat dihubungi, dia berinisiatif menghubungi sekretaris Yuri dan akhirnya mendapat info jika kemungkinan Yuri belum pulang dari terakhir sekretaris itu berpamitan, akhirnya Jessica nekat mendatangi kantor Yuri dan yeoja itu masih berada didalamnya.

Tiba-tiba Yuri memeluk tubuh Jessica sangat erat membuat Jessica sedikit terkejut meski dia terbiasa dengan pelukan Yuri namun kali ini berbeda.

"Yu-Yul,"

"Jangan pernah tinggalkan aku Sica, jangan pernah, aku mohon,"

Suara Yuri sedikit serak menahan tangis, Jessica mencoba melepaskan diri dari Yuri ingin memastikan apa yang terjadi dengan yeojanya kali ini.

"Aku mohon, biarkan aku yang mengukir senyum di bibirmu, biarkan aku yang membahagikanmu, biarkan aku yang mendekapmu, biarkan aku yang menggenggam tanganmu,"

Jessica terdiam mendengar semua tutur kata yang keluar dari mulut Yuri dan mencernanya, lalu otaknya berputar mengingat apa yang dia lakukan seharian ini, dan Jessica mengingat kejadian ketika makan siang tadi, bibirnya tersenyum dia tahu kemana arah pembicaraan ini, Yuri cemburu. Jessica menepuk-nepuk punggung Yuri memberikan ketenangan padanya.

"Aku takan meninggalkanmu, karena aku akan selalu disampingmu,"

Jessica menangkup pipi Yuri setelah pelukannya mengendur lalu menyeka air mata Yuri dengan kedua ibu jarinya.

"Kau tahu, aku tak akan pergi jika kau tak menyuruhku pergi,"

Yuri kembali memeluk Jessica lalu mengecup keningnya sedikit lama agar Jessica merasakan semua perasaan yang hanya tertuju padanya saat ini.

Ditempat lain Yoona kembali menemani Krystal untuk pemotretan, meskipun bosan namun dia dengan sabar tetap menunggu Krystal ditambah dia sedikit jengah melihat tingkah laku partner Krystal yang bernama Amber yang selalu mencari perhatian dan selalu mencoba flirting terhadap Krystal.

Yoona berusaha tidak perduli karena dia tahu bagaimana Krystal, dia mencoba mengalihkan perhatiannya dengan memainkan game yang ada di ponselnya. Baru beberapa menit perhatiannya teralihkan dia kembali terganggu dengan kegaduhan yang ada ditempat pemotretan, sedikit penasaran Yoona mengangkat kepalanya melihat pusat kegaduhan itu, dia memicingkan mata melihat di sela kerumunan orang yang tak seberapa banyak disana Amber sedang berlutut memegang bucket bunga dihadapannya berdiri Krystal yang memandang dengan tatapan dinginnya, diam tak bergeming namun juga tak menolak.

Love is LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang