Hidup tapi seperti mati, itulah gambaran yang terjadi pada Yuri, hidup layaknya seorang zombie yang berjalan kesana kemari tanpa ada tujuan, setiap hari dan setiap saat hanya melamun lah kegiatannya, pergi ke kantor lalu pulang lagi hanya monoton seperti itu, pekerjaan yang terbengkalai tanpa dia sentuh pertemuan-pertemuan dengan rekan bisnis yang tak pernah dia hadiri, membuatnya melimpahkan semua pekerjaan pada Yoona yang tanpa dia tahu kewalahan mengurus semuanya sendiri.
Seperti biasa sepulang dari kantor dia langsung menuju apartemennya, lalu mengurung diri di kamar tidak mau bersosialisasi dengan siapapun, bahkan dengan pertengkaran adiknya tempo haripun dia seakan tidak perduli lagi.
Kamar tidur yang dengan tidak sengaja dia sulap seperti tempat pembuangan sampah, bagimana tidak kaleng-kaleng minuman berserakan dimana-mana, botol minuman keras tergeletak disembarang tempat. Pecundang memang ketika ada masalah minuman keraslah yang menjadi pelarian menumpahkan segala emosi dalam jiwa, bukan apa-apa setelah pertemuannya dengan Hyomin waktu lalu dan mengungkap kebenarannya dia menjadi sulit untuk tidur penyesalan-penyesalan itu datang menghantui, setiap kali dia memejamkan mata bak film semua kenangan dan ucapan dari Jessica juga Hyomin membayang di fikiran dan matanya.
"Temani aku sampai tertidur lelap," ucapnya pada sebuah botol minuman dalam genggamannya.
Dengan cepat dia membukanya lalu meneguknya langsung dari botol, tangannya mengambil ponsel yang tergeletak di lantai, membuka album foto yang menampakan gambar dirinya dan Jessica yang tersenyum mani menghadap kamera, tanpa bisa ditahan Yuri kembali tergugu dalam tangisnya.
"Bogosipho," gumam Yuri kembali terisak.
Seteguk demi seteguk dia menyesap minuman diiringi isak tangis yang selalu menjadi melodi pengiring dia tidur setiap malam, semakin banyak cairan yanh dia teguk membuat matanya semakin berat hingga akhirnya tertidur dalam keadaan mabuk.
Pagi harinya Yuri sudah siap untuk pergi bekerja, tapi entah mengapa tubuhnya seakan tidak mau dia ajak untuk pergi, kepalanya pun terasa berat dan pening, dia berjalan perlahan menyusuri lorong tanpa dia ketahui jika Jessica berjalan pelan tidak jauh dibelakangnya dengan wajah khawatir melihat Yuri yang sepertinya sedang tidak sehat, namun entah dia tak mampu berbicara walau sekedar memanggil saja.
Akhirnya Yuri tidak kuat lagi berjalan tubuhnya limbung beruntung ada Jessica yang sigap segera menangkap tubuh Yuri agar tidak terjatuh di lantai. Yuri menegang tak mengira jika Jessica ada dibelakangnya dan menolongnya saat ini, dia hanya mampu terdiam lidahnya terlalu kelu untuk berucap.
Jessica sedikit kewalahan memapah tubuh Yuri namun dia terus berusaha hingga akhirnya bisa membawa Yuri kembali ke dalam unit apartemennya dan langsung masuk kedalam kamarnya, Jessica terkejut manakala melihat keadaan kamar Yuri yang sangat berantakan, sampah minuman ada dimana-mana menjadikan dia tahu penyebab sakitnya Yuri saat ini.
Tidak bisa dipungkiri hati Jessica sakit melihat keadaan Yuri saat ini, bukan dia tidak tahu jika Yuri sedang dalam kondisi mental yang tidak stabil, tapi keadaan diperparah dengan dia minum minuman keras sebagai pelampiasan juga sebagai obat tidur, dia tidak menyangka akan seperti ini jadinya bahkan Yoona pun tidak tahu jika kakaknya setiap malam mabuk-mabukan agar bisa tertidur.
Jessica menggigit bibir bawahnya agar isak tangisnya sedikit tertahan hatinya semakin perih melihat bagaimana kondisi Yuri, kantung mata yang menghiasi wajahnya juga terlihat sangat pucat, badannya kurus seperti tidak terurus.
Yuri tahu jika Jessica sekarang sedang memperhatikannya, namun dia tidak bisa berbuat apapun tubuhnya terasa sangat lemah hari ini, untuk berucap saja dia tidak mampu, bahkan entah matanya juga ikut terpejam tidak mau terbuka untuk melihat Jessica.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is Love
FanfictionCinta adalah Cinta, seberapa buruk dan seberapa sulit untuk meraihnya, meski terluka dan berderai air mata cinta tetaplah cinta.