Pagi hari Yoona terbangun dengan kepala yang sangat berat dan pening, tubuhnya juga terasa remuk seperti sehabis digilas truk, dia merutuk dalam hati menyesal telah mabuk-mabukan semalam jika efeknya seperti ini.
"Kau sudah bangun,hhmm ?" tanya Krystal yang tiba-tiba muncul dari balik pintu.
"Kau yang membawaku pulang ?" Yoona berbalik bertanya sambil mencoba duduk sambil perlahan mengurut kepalanya.
"Menurutmu ?" balas Krystal acuh sambil meletakan semangkuk sup panas dan segelas teh panas di nakas, lalu duduk di samping Yoona.
"Gomawo Soojung juga mianhae," ucap Yoona.
"Aku sudah menelepon eonnimu dan memberitahunya kalau kau disini,"
"Hhmm,gomawo,"
Keduanya terdiam dengan fikirannya masing-masing menerawang jauh tanpa ujung dan tepi, tubuh Yoona bergeser lalu dia menidurkan lagi tubuhnya dengan paha Krystal sebagai alasnya membuat Krystal juga menyamankan duduknya agar memberikan rasa nyaman pula bagi Yoona.
"Kau tahu Soojung bagaimana rasanya mencintai namun tak pernah mendapat balasan ?" tanya Yoona tiba-tiba.
Krystal hanya tersenyum baginya pertanyaan Yoona adalah pertanyaannya juga yang seharusnya dia utarakan pada yeoja jangkung yang tidur di pahanya, dia sangat tahu jawabannya dan dia sangat tahu bagaimana rasanya, tangannya terulur untuk mengusap rambut kepala Yoona tatkala dia mulai merasakan basah di pahanya karena tangisan Yoona.
"Ullijima eonni, ullijima, setidaknya kau masih berada disisinya dan masih bisa merengkuhnya, walau pada akhirnya takan bisa memilikinya,"
Pagi itu tangis Yoona pecah dalam dekapan Krystal, untuk kesekian kali dia menangis tersedu karena seorang yeoja yang begitu dia cintai, tanpa mereka ketahui Jessica berada di balik pintu mendengar semua percakapan mereka, perlahan dia menyeka air matanya lalu berbalik pergi meninggalkan Yoona dan Krystal yang sedang berderai air mata.
Ditempat lain Yuri sedang sibuk mengurus perusahannya dan mengecek berbagai berkas laporan untuk acara ulang tahun perusahaannya yang akan di gelar malam nanti dan mengecek ke lokasi area melihat bagaimana persiapan para staf yang telah ditunjuk olehnya.
"Nona, maaf mengganggu," seorang asisten menyela Yuri yang sedang mengobrol dengan stafnya.
"Ne, ada apa ?" tanya Yuri.
"Nona Hyomin sudah datang dan menunggu di ruangan anda," jelas asistennya.
Wajah Yuri seketika cerah,"baiklah tolong gantikan aku mengurus ini semua," perintah Yuri yang tanpa menunggu jawaban asistennya bergegas pergi menuju ruangannya.
Sebelum memasuki ruangannya Yuri merapikan baju yang dia kenakan meskipun sudah terlihat rapi tapi dia ingin merapikannya lagi agar terlihat perfect di hadapan Hyomin, perlahan dia membuka pintu dan langsung terlihat olehnya Hyomin sedang berdiri membelakanginya menatap pemandangan siang hari.
Perlahan Yuri berjalan mendekati Hyomin yang begitu khidmat menatap kearah luar, berhenti sejenak dan tersenyum lalu memeluk Hyomin dari belakang, indera penciumannya langsung menghirup aroma tubuh Hyomin yang bagai candu baginya.
"Bogosipeo," ucap Yuri.
Hyomin tersenyum tangannya tergerak mengusap tangan Yuri yang melingkari perutnya, "aku di Jepang baru dua hari kau sudah rindu ?" ledek Hyomin.
"Itu waktu yang lama bagiku, kau bisa menemaniku kan nanti malam ? Namun jika kau lelah tak apa,"
"Aku akan menemanimu,"
Yuri masih memeluk Hyomin dengan erat seakan tak mau melepaskannya barang sebentar, dia larut akan hadirnya Hyomin hingga melupakan waktu dan melupakan janji dengan seseorang yang hadir tanpa disadari oleh keduanya lalu meninggalkan mereka dengan hati yang lagi-lagi terluka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is Love
FanfictionCinta adalah Cinta, seberapa buruk dan seberapa sulit untuk meraihnya, meski terluka dan berderai air mata cinta tetaplah cinta.