Bagian 01 : Sehun's Sensitive Mode

2.4K 203 11
                                    

Sehun berjalan dengan santai di koridor sekolah. Mata para siswi seketika tertuju padanya, memperhatikan setiap langkah namja yang sering disebut sebagai Sugar Prince karena wajahnya semanis gula itu.

Sehun merasa tak risih dipandangi puluhan siswi, ia sudah terbiasa dipandang seperti itu. Lebih tepatnya setiap hari.

Tapi langkah namja itu mendadak seketika terhenti. Ditatapnya seorang pria tinggi disana yang tengah meminum jus sedang memperhatikannya intens, bahkan lebih intens dari para siswi lainnya.

Tangan Sehun kembali mengepal dengan kuat. Ia mencoba untuk tak segera menendang wajah pria itu dengan tak memperhatikannya atau para siswi akan curiga ia punya hubungan dengan kakak kelas yang terkenal akan kenakalannya itu.

Tapi setelah hampir melewati pria itu, tangannya tiba-tiba dicekal oleh sesuatu. Sehun berbalik lalu menatap pria itu tengah mencekamnya sembari menatapnya penuh arti.

Emosi Sehun sudah mencapai diujung tanduk. Ia menghempaskan tangannya hingga terlepas dari tangan pria yang masih memandanginya itu.

"Jangan menyentuhku keparat!"

"Aku ingin bicara sebentar padamu, kumohon."

"Aku tidak ingin mendengar bahkan mengetahui apa yang kau ingin bicarakan jadi... Enyahlah dan jangan pernah mengganggu hidupku lagi!"

Bagai ditusuk jutaan pisau, hati Chanyeol hancur. Ia berhenti memandangi Sehun yang kini berjalan menjauhinya seraya mengusap pergelangan tangannya yang tadi ia cekal.

Chanyeol merasa mati. Dikubur dalam rasa sakit yang sangat dalam dan melebihi dalamnya sebuah jurang. Ia pernah sakit tapi tak pernah sesakit ini, ia pernah merasakan patah hati tapi tak pernah sehancur ini.

Tak lama kemudian, ia tersenyum dengan menyembunyikan air mata yang mengalir di pipi tirusnya.

"Aku mengerti kau membenciku,"

Angin sore berhembus kencang menyapu dedaunan yang dengan riang menari dan bergoyang didepan seorang namja pria yang tengah banyak pikiran saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Angin sore berhembus kencang menyapu dedaunan yang dengan riang menari dan bergoyang didepan seorang namja pria yang tengah banyak pikiran saat ini.

"Aku harus apa, dia selalu membuatku sakit."

Setelah berucap demikian, ia lalu melempar sebuah batu kerikil kecil ke kolam kecil didepannya. Batu itu memantul melewati air hingga mendarat di pinggir kolam.

"Tidak seharusnya kau bersedih, itu tidak baik."

Chanyeol berbalik mendapati sahabatnya, Baekhyun tengah tersenyum dan menatapnya. Ia balas tersenyum dan mempersilahkan Baekhyun duduk disampingnya.

"Jadi ... Kau sedang memikirkan apa sampai segalau ini?" Baekhyun angkat bicara. "Tidak apa-apa, hanya masalah kecil." Chanyeol menjawab lirih. Bisa Baekhyun dengar nada suara yang penuh kesedihan itu.

Sebenarnya ia ingin kalau Chanyeol jujur padanya, tetapi ia mengerti bagaimana kondisi Chanyeol sekarang. Maka ia urungkan niatnya dan memilih untuk menemani Chanyeol saja.

"Bagaimana Yora?"

"Dia baik-baik saja, hanya sedikit pilek dan ... Flu."

Chanyeol tersenyum mendengar jawaban Baekhyun yang sedikit lucu. Yora adalah adik angkat Baekhyun yang dimana saat itu orang tuanya malah membuangnya di depan pintu pagar panti asuhan.

Pada saat itu, kedua orang tua Baekhyun tengah depresi akibat sang istri tak bisa hamil lagi. Jadinya ia malah memutuskan untuk mengadopsi satu anak dan yang dimana Yora-lah yang dipilih.

Yora sangat cantik; kulit putih, pipi besar bak bakpao, dan senyum yang indah. Tapi setelah kejadian dimana Baekhyun sekeluarga (termasuk Yora) pergi mendaki gunung yang pada saat itu cuaca tak memungkinkan. Jadinya setelah setengah perjalanan, Yora malah terkena pilek yang parah hingga harus di opnama di rumah sakit selama seminggu.

"Ngomong-ngomong, apa kau sudah membeli novel yang kau cari-cari?"

"Ah? Tidak. Setelah ku telusuri ternyata ceritanya tak semenarik perkiraanku. Novel itu hanya menceritakan tentang seorang pria yang menyukai seorang wanita tapi rasa sukanya itu malah dibalas oleh rasa sakit karena si wanita menolaknya."

Sekali lagi, bagai ditusuk jutaan pisau, hati Chanyeol kembali hancur. Mengingat kejadian tadi di sekolah saat Sehun membentaknya sungguh sudah sangat menyakitinya.

"Em Baek, ini sudah malam. Aku harus kembali, Eomma pasti mengkhawatirkanku." Chanyeol beranjak dari posisinya. Disusul Baekhyun. "Ah kau benar, sebaiknya aku juga harus kembali, Yora pasti merindukanku."

Setelah berpamitan, kedua namja itupun pulang kerumah masing-masing. Tapi ditengah perjalanannya, tiba-tiba kepala Chanyeol terasa berat. Ia lalu meringis tapi percuma, tak ada orang disana.

Dan sedetik kemudian, namja itu jatuh ke rerumputan dengan hidung berdarah.

Untuk chapter 1 Muthi kasi pemanasan dulu yah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untuk chapter 1 Muthi kasi pemanasan dulu yah...

Actually chapternya gak sependek ini. Konflik belum dapat dan seperti yang Muthi bilang, cuma pemanasan buat ngadepin sosok Sehun yang bikin emosi plus sosok Chanyeol yang lembut trus bikin baper #eh

Jangan lupa vomment yah...

Supaya ceritanya cepat up!

Ok babay, see u next time

Desespero (Putus Asa) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang