"Pagi tuan Park, apa ada yang bisa saya bantu?" tanya seorang pelayan yang berjalan dari arah belakang rumah.
"Tentu, bisa kau bawakan barang-barang dan tas ini naik keatas mobil? Masih ada yang perlu aku ambil."
"Tentu tuan,"
Chanyeol berencana akan pergi ke Jepang untuk melanjutkan kuliahnya. Itu semua karena ia tidak ingin teringat akan kenangan Baekhyun yang nantinya selalu menghantui.
Dan tiba-tiba air mata Chanyeol menetes. Ia tak dapat membendung segala rasa sedih atas kepergian sosok yang selalu menyemangatinya jika ia sedang sedih.
"Tidak, aku tidak boleh seperti ini... Aku harus rela."
Ia lalu mengambil sebuah foto yang berhiaskan bungan mawar merah disana. Dan difoto itu terpampang wajah Baekhyun yang sedang tersenyum manis dengan deretan giginya.
Chanyeol menaruh foto itu kedalam tas kecil di genggamannya. Lalu pergi kebawah untuk segera berangkat.
Namun sesampainya di mobil, tiba-tiba seseorang datang dan menghampirinya. Memeluknya dan menangis.
Chanyeol terkejut, dan kemudian mengusap punggung Suho, menenangkan namja itu yang sekarang kini menangis meretapi kepergian Chanyeol ke Jepang. Meninggalkannya disini.
"Sudah, kau tidak perlu memikirkanku,"
"Aku khawatir, jika kau sendirian disana... Chan ayolah aku mohon demi, demi Sehun!"
Nama itu menyadarkan Chanyeol, yah Sehun. Apakah ia akan meninggalkan sosok yang ia sangat cintai demi kenangan akan kematian sahabatnya Baekhyun? Apakah ia rela melepas Sehun begitu saja padahal ia sudah berjanji apapun dan bagaimanapun ia akan mendapatkannya?
"Chan pikirkan sekali lagi, kami memerlukanmu disini."
"Maaf, keputusanku sudah sangat bulat."
"A-apa? Ka-kalau memang seperti itu, maka hanya dia yang bisa membujukmu seorang."
Dan sedetik kemudian, Sehun datang dari arah belakang Suho dengan mata yang terlihat begitu sayup ditambah wajah memerah. Namja itu barusan menangis.
"Se-sehun?" Chanyeol memanggil dengan nada gemetar.
"Ah, Chan, a-aku... Aku akan, aku akan menuruti permintaan terakhir Baekh, aku rela menjadi kekasihmu... Dan tolong tetaplah disini,"
Chanyeol membeku, apakah yang ia dengar adalah sebuah kebenaran atau cuma tipudaya mimpi? Tapi ia bisa merasakan bahwa ini semua benar, disaat Sehun mendekat dan menggenggam tangannya.
"Aku serius, a-aku akan menjadi kekasihmu demi cintaku pada mendiang Baekh."
"Se-seh..."
Rasa hangat kemudian mendera di mulut Chanyeol. A-apa ini? Inikah yang selama ini diinginkannya? Sehun mencintainya, tidak ini semua mimpi, Sehun tidak akan melakukan semua ini, ia sangat membencinya lebih dari apapun. Ta-tapi, kenapa semua ini berlangsung secara tiba-tiba? Tidak ini memang bukan mimpi.
"Tetaplah tinggal, Park Chanyeol."
"Sehun, katakan ini mimpi,"
"Ini mimpi, yang benar-benar menjadi kenyataan."
Chanyeol tersenyum dengan tetesan air mata, begitupun Sehun yang kemudian memeluk Chanyeol yang dibalas dengan pelukan yang lebih hangat.
Suho memandangi kedua sahabatnya itu dengan ekspresi bahagia. Sangat bahagia karena pada akhirnya mereka bisa bersatu setelah sekian lama.
•••
Malam yang begitu dingin menyelimuti Seoul. Chanyeol mengemasi kembali barang-barang bawaannya dan mengabari neneknya bahwa ia tidak jadi pulang ke Jepang karena masalah sekolah.
Kejadian tadi sore sungguh membuatnya terpaku. Sehun mengecupnya? Tapi bagaimana bisa?
Dan tiba-tiba ponselnya berbunyi, disana ada nomor tanpa nama. Chanyeol mengangkat telepon itu dan suara yang terdengar disana sungguh familiar.
"Hai, bagaimana kabarmu?"
"Si-siapa apakah ini..."
"Pacarmu Sehun."
Dan yah, tidak teragukan lagi, itu Sehun. Tapi bagaimana bisa ia mendapatkan nomor ponselnya? Tapi masa bodoh. Yang penting saat ini Sehun berbicara dengannya.
Dan malam itu Chanyeol menunda acara mengemas barangnya dengan berbagai topik bersama Sehun. Sehun bercerita mengenai surat yang ditulis Baekhyun mengenainya.
"Ada satu hal, bisakah kita bertemu besok? Ada yang ingin kubicarakan langsung denganmu."
"Tapi bukannya sekarang bisa?"
"Tidak, ini harus secara langsung. Kita ketemu di kantin kampus. Hanya kita!"
Chanyeol mengiyakan ajakan itu tanpa babibu lagi. Sebab ia sendiri ingin sekali bertemu dengan sosok namja manis itu, dan jujur ia rindu akan mulut hangat itu.
•••
Aku gatau mau nulis apa lagi bcs ini bukan story aku yalord!!
Dan kalo kalian nanya koq gapernah update, yah namanya author lagi pada sibuk :v
Hibernasi wkwk
Disini chapternya pendek ya tapi qu janji bentar sampe 1500 words hwehwe
So nanti aku update malam ya, and insya'allah kalo gak ada halangan ya, soalnya Fatin ada les malem :(
Tapi bisa bawa hp siii,, jadi nanti tulis disana sekalian dibantuin temen temen
:3See u guys...
KAMU SEDANG MEMBACA
Desespero (Putus Asa) ✔️
Fanfiction"Kau mungkin membenciku, tapi ingatlah bahwa kau akan putus asa dan jatuh kedalam dekapanku." - Chanyeol. "Jangan bermimpi Park Chanyeol!" - Sehun. *** HAPPY READING!! Note : cerita tidak akan di private! [UPDATE SETIAP MINGGU!]