Sebelum membaca, kalian harus tau kalau Muthi disini cuma sanggup nulis sampai kurang lebih 500-700 kata saja sebelum Muthi keluar kota buat pramuka lagi.
/ini sumpah capek banget:(/
Dan Muthi bakal usahain bujuk Fatin ato Fan buat lanjutin ini selagi Muthi pergi.
Maaf yah atas ketidaknyamanannya :)
OK HAPPY READING^^
Rahang Sehun mengeras. Tangannya terkepal dengan kuat hingga uratnya terlihat jelas, ditambah tubuhnya yang bergetar hebat bagai gempa.
"Aku ... Aku mengutukmu Kim Suho!"
Dengan langkah cepat Sehun meninggalkan ruangan inap Chanyeol menuju pintu luar. Ia menyesal sudah mempercayai Suho yang selama ini selalu ia andalkan, tapi sebaliknya ia malah ditipu dengan kata-kata manis; jalan-jalan dan berujung pada ia yang bertemu dengan si keparat bencinya.
Sehun tiba di kawasan utama rumah sakit, ia lalu kembali berlari menuju halte bus agar ia bisa secepatnya meninggalkan tempat ini.
Tak cukup 2 menit menunggu, bus datang, tapi bersamaan dengan datangnya Suho dan Baekhyun dari dalam rumah sakit sembari meneriaki nama Sehun berkali-kali dengan kuat.
"SEHUN! BERHENTI, DENGAR AKU DULU!"
"SEHUN KAU SALAH PAHAM! SEHUN!"
Masa bodoh. Pikir Sehun. Ia lalu memilih segera menaiki bus dan memberi sembarang alamat kepada sang sopir. Intinya ia harus secepatnya pergi dari sini.
Bertepatan dengan perginya bus yang Sehun tumpangi, Suho dan Baekhyun sampai di halte dengan nafas tak beraturan dan keringat yang bercucuran.
"Kita gagal, aku gagal mengejar Sehun!" ucap Suho tersenggal. Baekhyun menggeleng, "Kita ... Hah, yang, ga-gagal..!"
Mereka memilih untuk kembali masuk kedalam rumah sakit untuk menemani Chanyeol yang mungkin tak akan mengubris lagi. Chanyeol pastinya akan mematung dan dingin.
"Harusnya aku tahu kalau Sehun pasti tak akan terima ia bertemu dengan Chanyeol."
"Tunggu, sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa kau membawa Sehun kemari dan ... Apa hubungannya Sehun dengan Chanyeol?"
Suho menghembuskan nafasnya lalu menarik tangan Baekhyun untuk duduk sebelum mereka tiba di kamar Chanyeol. Ia memandang Baekhyun lekat-lekat.
"Kupikir rahasia ini tak akan kuberitahukan kepada siapapun, tapi ... Mungkin ini saatnya aku memberitahumu." Suho menghirup udara secara kasar lalu menghembuskannya kasar. "Dulu, sejak pertama kali masuk sekolah, aku dan Sehun sudah berteman atau lebih tepatnya kami berteman sejak kecil. Waktu masa orientasi siswa baru, aku bisa melihat jelas bahwa Chanyeol yang saat itu adalah kakak kelas kami memandangi Sehun lekat, seperti ada rasa aneh di tatapannya itu, tapi aku mencoba berfikir positif dengan tak mengubrisnya, hingga ... Waktu aku dan Sehun berada di WC, aku menyuruh Sehun untuk menungguku selagi aku buang air kecil. Tapi ada yang aneh, terdengar sebuah suara yang sangat kukenali yaitu suara Chanyeol mencoba meminta mohon kepada Sehun untuk menjalin hubungan. Tapi samar kudengar Sehun yang membentak dan menggebrak pintu kamar mandi sebelah dengan kuat, membuat Chanyeol pergi. Dan sejak saat itu, aku sudah tahu kalau Chanyeol menyukai sosok Sehun."
Baekhyun mengangguk antusias, ia mulai mengerti sekarang. Waktu ditaman dulu, itulah mengapa Chanyeol nampak begitu banyak pikiran hingga harus berakhir di rumah sakit.
"Jadi ... Apa Chanyeol masih terus mengejar Sehun sampai saat ini?"
"Tidak-tidak dan... Ya! Chanyeol masih terus mengejar Sehun tapi berbeda, caranya merayu Sehun sungguh sangat romantis dan manis. Dimana adanya cokelat berbentuk hati, bunga lavender kesukaan Sehun, dan juga surat romantis yang Chanyeol tulis sendiri. Dan kau tahu, terkadang aku kasihan melihat Chanyeol yang penuh akan penolakan dari sosok Sehun dan itu sudah terjadi puluhan kali."
Tanpa sadar, air mata Baekhyun meluncur. Ia menutup mulutnya dengan kedua tangan sembari menangis dengan senggukan kecil.
"Hiks, memang ... Wajar jika Chanyeol ditolak, Sehun adalah sosok pria normal dan ... Hiks, dia bukan gay! Di-dia berbeda, aku juga mengenal Chanyeol jauh sebelum orang lain mengenalnya, bahkan aku lebih mengenalinya dibanding kedua orangtuanya sendiri. Chanyeol mengidap suatu penyakit seksual yang aneh, dimana penyakit itu muncul saat ia berusia enambelas tahun. Penyakit yang diidap Chanyeol membuatnya jatuh hati pada sesama jenisnya sendiri, ia menganggap wanita sama sekali tak menarik. Ia juga sering membuka situs-situs terlarang demi memuaskan nafsunya. Tapi Chanyeol tak begitu, ia-ia hiks! Ia adalah sosok pria yang baik, sikapnya yang cuek dan nakal tak akan menggambarkan dirinya yang didalam sana. Apapun sikap luarnya."
Suho mengangguk mengerti. Ia lalu mengusap punggung Baekhyun untuk menenangkan namja yang lebih muda empat tahun darinya ini. Dan sebenarnya ia juga tahu sosok Chanyeol, Baekhyun tak main-main dengan perkataannya barusan, Chanyeol adalah orang yang cuek tapi hangat didalam.
"Aku tahu, Chanyeol memang sosok yang baik, bahkan lebih baik dari yang orang lain bayangkan."
Lepas dari itu, dibalik batasan pintu, Chanyeol mendengar semua yang dibicarakan Suho dan Baekhyun. Air matanya tak terbendung sejak dari tadi. Ternyata kedua sahabatnya mengerti akan sosok kepribadian dirinya yang sebenarnya.
Ia malu dengan dirinya sendiri. Ia malu telah menjadi sosok pria menjijikan yang menyukai sesama jenis. Ia tahu apa yang seharusnya ia lakukan. Ini demi kebaikan dan nama baik teman-temannya.
Chanyeol mengunci pintu kamar inapnya, lalu bersandar di pinggir tembok. Chanyeol memejamkan matanya lalu tersenyum dibalik rasa sedihnya.
"Maafkan aku, aku terpaksa..."
Chanyeol mencabut infusnya dengan kasar, membuat darah seketika mengalir dari bekas suntikannya. Dan detik itu pula, tubuhnya terasa lemas dan perlahan tatapannya memudar. Dan ... Pada akhirnya menghitam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Desespero (Putus Asa) ✔️
Fanfiction"Kau mungkin membenciku, tapi ingatlah bahwa kau akan putus asa dan jatuh kedalam dekapanku." - Chanyeol. "Jangan bermimpi Park Chanyeol!" - Sehun. *** HAPPY READING!! Note : cerita tidak akan di private! [UPDATE SETIAP MINGGU!]