Part 1

16.5K 1K 67
                                    

Holaaa...🙋🙋🙋
Lama ya 😔😔
Iya, iya, ntar next part nya aku update paling lama 2 hari lagi.
Makasih untuk antusias kalian terhadap cerita ini guys 😘😘

Happy Reading 💝💝💝

Sharon meletakkan roti yang baru akan dipanggangnya saat suara teriakan anak kecil sayup-sayup menyapa indra pendengarannya. Tidak perlu melihat, karena ia sangat mengenal suara indah yang selalu menemani hari-harinya itu. Dengan langkah tergesa dan sedikit berlari, Sharon keluar dari dapur meninggalkan pekerjaannya untuk mencari sumber suara. Wajahnya terlihat panik dengan jantungnya yang terus berdebar cepat.

Benar saja, saat Sharon sudah keluar, ia melihat putri kecilnya di halaman belakang jatuh tersungkur ke tanah. Pemandangan seperti ini bukan hal baru bagi Sharon, tapi tetap saja melihat putrinya terjatuh membuat rasa nyeri menghantam seluruh tubuhnya.

"ANNA! Apa yang kau lakukan disini? Bukankah sudah mommy bilang kau tidak boleh keluar dari kamarmu sebelum mommy selesai bekerja?" Rasa panik membuat Sharon membentak Anastasia hingga membuat putrinya itu seketika menunduk ketakutan.

Sharon menggendong Anastasia memasuki toko roti yang kini sedang ramai pengunjung. Beruntung saat ini mereka melewati pintu belakang hingga tidak menarik perhatian para pengunjung yang sedang sibuk menikmati sarapannya.

Beginilah keseharian Sharon setiap harinya. Setelah melahirkan, Sharon memutuskan membuka toko roti kecil di desa Dunster untuk memenuhi kebutuhannya serta putrinya yang berusia empat tahun.

Toko roti mungil yang menyediakan sarapan dan teman meminum teh sore hari bagi penduduk sekitar ini dibangun dengan hasil jerih payah Sharon saat menjadi model dulu. Interiornya terbuat dari kayu cemara dengan finishing menggunakan alkali putih. Meski sederhana namun tampak indah dengan kaca-kaca besar di etalase serta pintunya.

Sebenarnya bisa saja Sharon hidup disini tanpa harus repot bekerja, karena kakaknya, Joe selalu mengirimkan uang setiap bulan yang jumlahnya lebih dari cukup untuk membiayai kehidupannya dan Anastasia selama setahun. Tapi Sharon sama sekali tidak ingin mempergunakan uang itu. Ia bahkan menolak permintaan Joe dan Alona yang mendesak agar ia dan Anastasia kembali bersama mereka ke New York.

Jangan heran kenapa wanita manja seperti dirinya bisa melakukan semua hal itu, karena kenyataan hidup yang kejam berhasil mengubah dunia seorang Sharon Kenward. Perubahan besar yang terjadi dalam kehidupan Sharon menuntutnya untuk bisa melakukan hal tersulit yang bahkan sebelumnya tidak pernah ia bayangkan terjadi dalam hidupnya.

Jika dulu Sharon selalu mendapatkan apapun yang diinginkannya hanya lewat untaian kata, maka sekarang Sharon harus mendapatkan semua itu lewat rangkaian perjuangan yang pastinya tidak mudah. Banyak hal yang sudah dilaluinya selama empat tahun ini. Sharon bahkan tidak menyangka ia masih bisa hidup setelah melewati proses panjang yang membuatnya hampir melupakan cara bernapas dengan benar.

Berkali-kali Sharon ingin menyerah. Pada awalnya ia tidak bisa menerima kenyataan memiliki putri yang terlahir buta. Jika tidak ada Alona dan Joe yang menguatkannya, bisa dipastikan saat ini Anastasia sudah berada di panti asuhan karena penolakan yang dilakukan Sharon.

Bukankah Sharon ibu yang kejam? Tidak, bahkan bisa dibilang ia lebih jahat dari kata itu. Bagaimana mungkin ia tega menolak darah dagingnya sendiri setelah apa yang dilakukannya pada putrinya yang tidak berdosa itu?

Sharon sadar bahwa kondisi kebutaan Anastasia terjadi karena kesalahannya. Jika saja Sharon tidak mencoba menggugurkan kandungannya dengan obat-obatan bodoh itu, jika saja Sharon tidak meminum alkohol sialan itu, jika saja Sharon tidak memforsir tubuhnya untuk bekerja dua puluh empat jam, mungkin semuanya tidak akan seperti ini. Anastasia pasti tidak akan mengalami kebutaan. Putrinya pasti tidak akan ditemani oleh kegelapan setiap harinya.

Unexpected LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang