III - Tak sengaja

2.3K 170 52
                                    

Hollaaa

Jangan lupa ya untuk vote dan juga comment

Kritik dan saran juga masih di terima oleh author kok^^

Warning!!

Typo bertebaran dimanapun.

---------------------------------------------------------

Rasa itu semakin meledak.
Detikku kini selalu memikirkanmu tanpa teralihkan. Sihir macam apa yang kau berikan padaku? Sehingga rasanya aku tak bisa bernapas karena tersedak oleh racun rasa yang kau berikan - Arayya C.S

Hidupku berubah semenjak kembali mengenalmu. Ada apa dengan rasa ini? Sedikitpun aku tak dapat mengalihkan pandanganku darimu. - Irfandiano P.N

° ° °

Senandung alam kembali bermuara dari balik malam. Pagi menyapa para makhluk bumi untuk segera beraktivitas. Padahal jelas-jelas hari ini adalah hari minggu.

Secercah cahaya sudah menyembul sedikit demi sedikit dari balik tirai apartemen milik Ara.

Ara baru saja menyelesaikan masakannya. Ia memasak nasi goreng untuk sarapannya kali ini. Padahal jam baru saja menunjukkan angka 6 pagi. Tetapi Ara sudah memasak sepagi ini.

Semalam ia tak bisa tidur, bahkan setelah Irfan mengantarnya pulang dan hanya mengucapkan 'Semoga mimpi indah' malah membuatnya sulit memejamkan mata.

Baru saja ia mendaratkan bokongnya di kursi. Suara bel apartemen nya berbunyi.

Ara berjalan mendekati pintu. Ia sedikit terperanjat dengan kehadiran Irfan di depannya yang sudah rapi namun santai.

Di lihatnya Irfan yang menggunakan kaos berlengan pendek dan juga celana jeans. Memberi kesan tersendiri bagi Ara bahwa tingkat ketampanan Irfan bertambah.

Di bandingkan dengan Ara yang hanya memakai kaos berlengan panjang kelebaran berwarna hitam serta celana pendek berwarna coklat muda.

Dirinya merasa sangat berbanding terbalik dengan Irfan saat ini.

"Bersiap-siaplah, ada hal yang mau dibicarakan sama bunda." ujar Irfan.

"Ka—kamu udah sarapan?" tanya Ara memastikan.

Irfan menggeleng, "Belum," ujarnya sesaat sebelum ia melangkahkan kakinya menuju ke dalam apartemen Ara tanpa permisi.

Ara hanya terdiam saat Irfan melewatinya begitu saja yang saat itu juga masih berdiri di ambang pintu.

"Apartemen kamu lumayan," ujar Irfan sambil menyapu tiap sudut ruangan.

"Kamu juga tinggal di apartemen?" tanya Ara penasaran.

Irfan termangut, "Aku punya rumah sendiri, dari hasil kerja kerasku walaupun belum seberapa."

"Aku bahkan belum mengetahui pekerjaan apa yang kamu lakukan. Pengusaha? Atau apa?"

"Aku tentara." Irfan duduk di kursi meja makan yang menyambung langsung dengan ruang dapur yang terbuka.

"Hah?" Ara mengernyitkan kening.

"Aku tentara."

Ara sedikit berdecak kagum, "Yang benar aja, Pengabdi Negara?"

"Ya,"

Ara tampak tersenyum lebar. Ia akan menikah dengan tentara? Yang benar saja, itu merupakan salah satu imajinasi nya ketika masih duduk di bangku SMP.

Sweet Wedding With The LieutenantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang