Hollaaa
Jangan lupa untuk vote dan juga comment yaa^^
Semoga kalian sukaaa
Warning!!
Typo bertebaran dimanapun.
---------------------------------------------------------
Luka mu jangan kau sembunyikan. Biar aku ikut merasakan hal itu. Luka di hati ku jangan kau rasa. Perasaan ini biarlah aku simpan, tanpa pernah kau mengerti. - Arayya C.S
Aku belajar mengerti tentang dirimu yang belum aku ketahui. Tapi mengapa bahkan kau tak pernah menilai sisi baikku? Aku berusaha agar kau mempercayaiku. - Irfandiano P.N
° ° °
Gedung-gedung pencakar langit itu baru saja menyalakan cahaya-cahaya indah dari dalamnya.
Senja tampak sudah menghilang sedari tadi di gantikan oleh gelapnya malam yang di hiasi oleh bulan purnama malam ini.
Ara mengetuk berkali-kali stir mobil-yang ia kendarai sendiri-dengan jemari lentiknya itu. Ingin sekali ia mengumpat karena tak kuat menahan rasa kesal terhadap kemacetan yang membara di kota Jakarta tersebut.
Ara kembali menghela napas jengkel, "Ada apa dengan kota ini?! Sekali aja bisa nggak sih buat nggak macet?!"
Ia harus menghadiri acara pernikahan anak dari salah satu teman papa nya.
Tadi nya ia ingin ikut langsung bersama kedua orang tua serta adiknya itu. Namun karena ia sedang sibuk mengurus salah satu butik miliknya, mengharuskan ia menyusul dalam acara tersebut.
Bahkan untuk sekedar memakai make up saja tidak cukup waktu untuknya.
Ara hanya memoleskan lip matte tipis berwarna nude dan juga sedikit merapikan rambut poni nya yang lurus jatuh sebahu. Ia cantik. Dan semua orang mengakui akan hal itu. Di tambah gaya nya yang elegan mampu memikat siapapun.
Ia berjalan perlahan dengan wedges berwarna hitam yang tampak serasi dengan gaun hitam selutut berlengan panjang. Menampakkan kaki jenjangnya yang putih.
Ia memasuki gedung serbaguna yang di sewa untuk acara pernikahan tersebut.
Ia segera menyalami pengantin yang berada di pelaminan. Setelahnya ia mencari kedua orangtua serta adiknya.
Duh, pada kemana sih orang-orang itu? Rutuk Ara dalam hati.
Ia segera mengambil handphone yang berada di dalam clutch berwarna silver miliknya.
Lama ia menunggu jawaban dari mama nya ia pun segera mematikan sambungan telepon tersebut.
Ia mencoba menelpon papa nya barangkali papa nya mendengar suara nada dering handphone nya.
"Angkat dong pa angkat," ujar Ara pelan berharap papa nya mengangkat telepon dari nya.
Kini Ara berada di pojok ruangan yang jauh dari keramaian.
Ingin ia mengumpat sekencang-kencangnya. Namun ia tak mungkin melakukan hal bodoh seperti itu di acara pernikahan orang lain.
Bahkan isi gedung tersebut sudah hampir sepi karena orang-orang sudah banyak yang pulang.
Lalu dimana keluarganya berada? Bahkan ia tak melihat wajah-wajah itu sama sekali.
Ia mencoba menghubungi Rayyan, adik lelaki satu-satu nya itu yang baru saja lulus SMA. Harusnya ia bangga akan hal itu, tapi kenyataannya tidak sama sekali. Karena Rayyan termasuk nakal dan susah di atur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Wedding With The Lieutenant
Romance[SUDAH DITERBITKAN] [LINK ON BIO] [FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] "Aku mencintaimu sekalipun kita tak pernah lagi bertemu. Aku mencintaimu dalam jarak. Aku mencintaimu dalam bisikan do'a ku. Dan aku selalu mencintaimu, sekalipun tak tahu dimana kebera...