Blue Rose *Part 6*

8 3 2
                                    

@Jimin POV

Aku sedang mencari Yoohee karena ku dengar dari Jieun dia terlihat sangat murung akhir-akhir ini, aku bertanya pada Jieun sebenarnya apa masalah Yoohee itu, Jieun menceritakan semuanya padaku. Aku bertanya pada Jieun karena aku tahu Yoohee pasti tidak akan terbuka padaku, sekarang aku sudah tahu masalahnya, dan ku pikir dia sepertinya sedang ada di taman. Bergegas aku berjalan ke taman di belakang kampus. Ku lihat seorang wanita yang sedang duduk sendirian di bangku dekat pohon sakura, aku berjalan perlahan mendekati wanita itu. Dia sedang menangis, entah kenapa saat aku melihatnya menangis perasaanku menjadi ikut sedih. Sekarang aku dan Yoohee sedang duduk berdua sambil menikmati indahnya keadaan sekeliling, aku terus memikirkan masalah wanita itu, aku sangat benci dengan pria yang bernama Seunghun itu karena dia telah membuat Yoohee menangis.

Jimin POV end

~~~~~~

Ku rebahkan tubuhku di atas ranjang di kamarku, aku terlalu lelah menghadapi kehidupanku akhir-akhir ini. Sudah satu minggu aku tidak meghubungi Seunghun dan mencoba untuk menghilang darinya, setiap kami bertemu aku selalu menghindar dan bersembunyi darinya, dia juga sudah menghubungiku beberapa kali tapi selalu ku acuhkan, akhir-akhir ini Seunghun tidak menghubungiku lagi, mungkin dia sudah merasa bosan. Aku hanya tersenyum memikirkan hubungan kami yang sudah tidak karuan lagi, tiba-tiba biipp... biipp ponselku berbunyi, ada satu pesan masuk

From : Seunghun oppa

Yoohee? Ku rasa hubungan kita sampai di sini saja, aku muak dengan semua kelakuanmu, kau juga mengharapkan hubungan kita berakhir kan? Selamat tinggal, ternyata aku salah mengenalmu, kau sama saja dengan wanita lain.

"Hehe.." Aku hanya tersenyum membaca pesan dari pria itu "mungkin memang sebaiknya hubunganku dengannya berakhir" aku matikan ponselku dan mencoba untuk memejamkan mataku yang mulai mengeluarkan air mata, dengan harapan saat aku membuka mataku semua masalah ini merupakan mimpi yang buruk

~~~~~~

3 bulan kemudian...

Aku mulai melupakan kejadian 3 bulan yang lalu, momenku dengan Seunghun, pertemuanku dengannya dan saat dimana kami berpisah, aku mulai melupakannnya. Seunghun oppa sudah mempunyai kekasih yang baru, kekasihnya itu adalah senior yang mengejekku di kantin, hmm ya dia adalah Im Na Ra, mereka berdua memang pasangan yang serasi. Dqn mungkin sebenarnya di dalam lubuk hatiku yang paling dalam, aku merasakan sakit hati dan merasa aku di tipu selama ini. Saat ini aku sedang fokus dengan kuliahku, appa bilang dia sudah selesai dari pekerjaannya di luar kota, Jimin masih tinggal di rumahku. Aku merasa Jimin sangat baik padaku, ya walaupun dia kadang-kadang aneh dan menyebalkan, tapi aku sudah menganggap Jimin seperti kakakku sendiri.

@home 09.00 KST

Aku dan Jimin sedang bermain catur di ruang keluarga di lantai 2 sambil menonton tv "Yaakk! Jimin kau kalah! Hahaha.." tertawa kemenangan, itu yang aku lakukan, Jimin hanya menunjukkan ekspresi tidak menerima kekalahannya "hei Yoororo! Kau hanya sedang hoki, awas saja aku akan mengalahkanmu nanti!!" Jimin hanya mendengus kesal, aku hanya tertawa melihat ekspresinya yang aneh. Tiba-tiba...
Cklek! Suara pintu terbuka, aku dan Jimin langsung berlari ke bawah dan terlihat sesosok pria setengah baya masuk ke rumahku "appaaaa!! Kau sudah pulang!?" aku langsung berlari ke arah appaku dan langsung memeluknya "Yoohee bagaimana kabarmu dan Jimin? Baik-baik saja?" appa mengusap-usap kepalaku lembut, Jimin berada tepat di belakangku dan membungkukkan badannya sedikit untuk memberi hormat pada appaku, ku lepaskan pelukanku dan ku ambil tas kerja milik appa "kami berdua baik-baik saja paman, kau tidak usah khawatir" Jimin pun ikut bicara, aku langsung menatap Jimin dan tersenyum, lalu aku menatap appaku "ya appa, aku dan Jimin baik-baik saja" apa tersenyum lalu berjalan perlahan untuk duduk di sofa "syukurlah jika kalian berdua baik-baik saja, Yoohee tolong buatkan appa teh hangat.." aku hanya mengangguk-anggukkan kepalaku lalu berjalan ke dapur, appa dan Jimin terlihat sedang mengobrol. "appa ini tehmu" ku sodorkan secangkir teh hangat dan ku berikan pada appa, appa mengambil cangkir itu dan mengucapkan terima kasih padaku. Aku sangat senang karena appa sudah kembali dari pekerjaannya, wajahnya terlihat lelah, aku duduk di samping appa dan langsung memijat-mijat pundaknya "hahah.. Yoohee kau tahu saja jika appamu sedang lelah seperti ini" aku hanya tersenyum lalu berkata "tentu saja appa, matamu terlihat lelah jadi aku langsung memijat pundakmu hehe.. bagaimana pekerjaanmu di sana appa?" appa tersenyum lalu berkata "baik-baik saja, semua pekerjaan appa disana berjalan dengan lancar, oh ya Jimin, kapan orangtuamu pulang dari Jepang? Aku kira kau pulang dengan mereka berdua ke Korea" Jimin menatap appaku "mereka akan kembali 2 bulan lagi paman, tadinya mereka memang ikut denganku pulang ke Korea tapi tidak jadi karena ada pekerjaan mendadak jadi aku hanya pulang sendiri ke sini dan melanjutkan kuliahku di Korea, aku bosan di Jepang paman, di sana membosankan.. aku lebih mencintai negaraku sendiri" nada Jimin seperti mengeluh dan dari lagaknya dia itu seperti cinta tanah air hahahha >< tapi appa hanya tertawa mendengar jawabannya.

2 minggu kemudian...

@jimin POV

Yoohee sedang terbaring di rumah sakit, akhir-akhir ini kondisi badannya selalu lemah, darah selalu mengalir dari hidungnya, wajahnya juga terlihat sangat pucat, paman Myun Hyun sangat sedih melihat keadaan Yoohee sekarang. Aku sedang duduk di samping Yoohee yang sedang tertidur pulas dengan infus di tangannya, badannya terlihat tambah kurus, pipi chubbynya sudah tidak terlihat lagi, di meja dekat tempat tidurnya terdapat sepasang boneka pororo dan jam tangannya, Yoohee sangat menyukai tokoh kartun itu sampai dia menyuruhku untuk membawakan barang-barang itu ke rumah sakit, Yoohee sangat menyukai warna biru seperti halnya diriku. "Yoororo cepatlah sembuh" gumamku dalam hati. Tiba-tiba appa Yoohee masuk ke dalam "Jimin, maaf paman merepotkanmu, tadi paman sedang ada pekerjaan jadi paman menyuruhmu untuk menjaga Yoohee sebentar, tak apa kan?" aku tersenyum "tidak masalah paman, aku tidak keberatan menunggu Yoohee" paman Myun Hyun terlihat lega mendengar jawabanku, tentu saja aku tidak akan keberatan menunggu wanita yang aku sayangi "huft! Syukurlah, kau pulanglah dan ganti bajumu serta makan, kau belum makan kan?" aku merasa tidak sanggup meninggalkan Yoohee tapi mungkin paman ingin menjaganya juga "baiklah paman, aku akan pulang dulu dan kembali lagi kesini jika sudah selesai, paman pasti lelah jika terus menunggu Yoohee dan paman juga pasti mempunyai banyak pekerjaan jadi saat aku selesai nanti serahkanlah Yoohee kepadaku, aku akan menjaganya sebaik mungkin" paman Myun Hyun menghampiriku dan menepuk-nepuk pundakku pelan "terima kasih Jimin, kau memang anak yang baik" aku hanya tersenyum mendengar pujian dari paman Myun Hyun. Aku bergegas bangkit dari tempat dudukku lalu berpamitan untuk pulang

~~~~~~

Sudah 2 minggu Yoohee di rumah sakit, aku terus menjaganya dan menemaninya di rumah sakit, Baek Ji Eun, sahabat Yoohee selalu datang untuk menjenguk. "Hei Yoohee! kau harus cepat sembuh, kita harus bersama-sama lagi" kata Jieun, Yoohee hanya tersenyum "hehe doakan saja, aku pasti akan cepat sembuh, oh ya.. ku dengar kau sekarang sedang menyukai seorang pria? Siapa? Ayo katakan padaku" Jieun hanya terkekeh "hehe Yoohee kau tahu dari Jimin? Hmm sebenarnya.. aku sedang menyukai Sungwon oppa, dan sepertinya Sungwon juga menyukaiku.." terlihat ekspresi gembira di wajah Yoohee "wah syukurlah, cepat resmikan dan semoga kau dengannya bahagia xD oh ya.. Jimin? appa kemana? Kenapa dia belum ke sini? Apa dia terlalu sibuk sehingga melupakan putrinya ini?" aku hanya menggaruk-garuk keningku yang tidak gatal "hmm appamu sedang sibuk Yoohee, mungkin dia akan kesini nanti malam" Yoohee hanya mengangguk-anggukkan kepalanya, kami bertiga asyik mengobrol. Aku sangat senang melihat Yoohee tersenyum walaupun wajahnya memang sangat pucat tapi dia mencoba untuk terlihat begitu sehat
Jimin POV end

~~~~~~

Saat Jieun pulang, aku dan Jimin masih mengobrol, kami berdua bercanda dan tertawa, aku tidak terlalu mempedulikan keadaanku sekarang karena aku tidak mau membuat Jimin dan appa khawatir "hei pria siput, tidak biasanya kau sebaik ini dan tidak mengejekku, apa kau sangat prihatin dengan keadaanku? Sudahlah, aku baik-baik saja, aku tidak sakit, berperilakulah seperti biasanya, aku jadi merasa takut jika melihatmu seperti ini hahahaha.." Jimin hanya menunjukkan ekspresi datarnya "cckk! Kau ini, jangan berpura-pura seolah-olah semua ini baik-baik saja tahu!" Wajah Jimin terlihat kesal, aku hanya terkekeh mendengar jawabannya "hmm.. aku laparrr, aku ingin makaaannn.." nadaku seperti anak kecil, Jimin langsung mengambil mangkuk yang ada di meja dekat tempat aku berbaring "ini, makanlah bubur ini" Jimin menyodorkan semangkuk bubur ke arahku "aishhh! aku tidak mau makan bubuuur" aku merengek manja padanya, Jimin terlihat kesal "cckk! Yoororo kau ini sedang sakit jadi makananmu hanya ini!" aku hanya mendengus kesal "tapi aku mau makan buaahh... kupas buah apel itu lalu potong-potong seperti dadu dan suapi aku pria siput" aku berkata seperti anak kecil, Jimin hanya menunjukkan ekspresi malasnya sambil mengatakan "dasar wanita manja!" lalu pergi dan melakukan suruhanku, aku hanya terkekeh melihat kelakuannya yang penurut. Tidak lama kemudian Jimin datang kembali dengan membawa piring berisi buah apel yang sudah di potong-potong seperti dadu, dia duduk di kursi yang ada di samping tempatku berbaring lalu menyuapiku, entah kenapa sepertinya Jimin dan aku sangat senang dengan momen ini, terlihat dari raut wajah kami berdua yang saling pandang dan tersenyum-senyum, sekali-kali kami berdua bercanda untuk menghilangkan suasana canggung dan romantis ini. Dan untuk pertama kalinya aku melihat Jimin begitu khawatir pada keadaanku. Apa kondisiku begitu buruk? Entahlah.. yang terpenting, saat aku bersama Jimin aku merasa aman dan nyaman. Dia seperti kakak bagiku.

Blue RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang