Blue Rose *Part 7*

8 2 0
                                    

@13.00 KST

Entah kenapa aku merasa bosan di dalam ruangan tempatku di rawat, Jimin sedang membaca komik di sofa dekat jendela, aku mencoba untuk berdiri dan melepas selang infus yang ada di tanganku, berjalan perlahan mendekati Jimin dan mengagetinya dari belakang “Daaarr!!” Jimin langsung melompat kaget “yakk!! Yoohee kenapa kau ada di sini? Ayo duduk, sini aku bantu” Jimin mendekatiku dan membantuku untuk ikut duduk di sofa “kau sedang membaca komik apa Jimin?” sambil aku ambil komik yang ada di meja depan sofa “oh itu komik manga jepang” aku hanya mengangguk-anggukkan kepalaku, ku perhatikan cover komik itu “hmm itu mawar biru?” sambil menunjukkan gambar mawar biru, jimin mengangguk “iya.. itu mawar biru, kenapa??” Jimin melirikku “a..ngg..tidakk hehe” aku tersenyum simpul lalu Jimin melanjutkan membaca komiknya

Hmm aku jadi teringat dengan makna bunga itu..

“Jimin?” Jimin melirikku “ya? ada apa?” aku terdiam sejenak lalu melanjutkan perkataanku yang terpotong “kau tahu makna bunga itu?” Jimin langsung menatapku serius “tidak, kenapa?” aku hanya terkekeh “hehehe.. tidak, aku kira kau tahu maknanya” Jimin menutup buku komiknya lalu menatapku serius “memang apa makna mawar biru itu??” ekspresi Jimin terlihat penasaran, lalu aku balik menatapnya “maknanya adalah kesungguhan cinta seseorang terhadap pasangannya” Jimin terlihat berpikir lalu  berkata “apa kau menyukai mawar itu??” aku terkejut, kenapa dia bertanya seperti itu padaku? “hmm iya aku menyukainya hehe, kau kan tahu kalau aku suka warna biru dan makna bunga itu juga bagus” Jimin hanya mengangguk-anggukkan kepalanya lalu tersenyum
~~~~~~

3 hari kemudian…

@taman di rumah sakit 07.00 KST

Aku dan Jimin sedang berjalan-jalan berdua di taman sambil menikmati sejuknya udara pagi, Jimin memegang tangan kiriku untuk membantuku jalan “hei Yoororo kau seharusnya tidak boleh jalan-jalan seperti ini, kondisimu belum pulih” aku hanya berdecak kesal “cckk! Tidak biasanya kau perhatian padaku, sudahlah tidak apa-apa, aku tidak sakit separah itu” Jimin hanya menghembuskan nafasnya sejenak “huft! Dasar wanita keras kepala, kau ini susah sekali di beri nasihat!” wajah Jimin terlihat kesal, aku hanya tersenyum
“Jimin aku ingin duduk di bangku itu” sambil menunjuk ke arah bangku yang ada di depanku, Jimin langsung membawaku dan menuntunku ke bangku itu lalu kami duduk berdua disana. “hmm udara yang segar” sambil menghirup udara pagi yang segar aku memejamkan mataku dan menikmatinya “Yoohee kau sangat menyukai mawar itu?” hmm kenapa jimin bertanya soal itu lagi? Gumamku dalam hati, “hmm kenapa? Kenapa kau bertanya itu terus? Apa kau mau memberikannya padaku? Haha” saat aku menjawab seperti itu Jimin hanya tersenyum lalu berdiri di depanku dan berlutut “yakk Jimin apa yang kau lakukan!? Ayo bangun! jangan seperti itu!” aku terkejut melihat Jimin berlutut di hadapanku, ekspresi wajah pria itu terlihat gugup, dia seperti ingin mengatakan sesuatu “hmm yoohee? A..a..akuu” hm? Apa yang ingin dia katakan? Aku merasa bingung, “Jimin? Ada apa? Kau baik-baik saja kan?” Jimin menunduk sambil menggaruk-garuk keningnya yang tidak gatal “aku baik, a..a..aa.aku ingin mengatakan sesuatu padamu, tapi kau janji tidak akan marah, ok?” apa sebenarnya yang ingin di katakan pria ini? Apa mungkin dia…

“Yoohee.. aku menyukaimu, aku mencintaimu, sangat mencintaimu”

Aku terkejut, sangat terkejut mendengar ucapan Jimin. “a..a..apaaa!? Kau mencintaiku!? Sejak kapan!?” perasaan gugup menjalariku, aku juga tidak menyangka bagaimana Jimin bisa menyukaiku bahkan mencintaiku seperti ini, padahal aku hanya menganggapnya sebagai kakakku.
Jimin menatapku dengan posisi masih berlutut di depanku “Yoohee sebenarnya aku menyukaimu sejak kecil, saat kita selalu bersama dan saat aku selalu menjagamu, sebenarnya saat aku harus meninggalkan Korea dan melanjutkan sekolahku di Jepang perasaanku sangat sedih karena harus meninggalkanmu. Aku tidak mau berpisah denganmu Yoohee, semakin lama perasaanku ini semakin menjadi, untuk membuktikannya aku punya…” pria itu mengeluarkan setangkai bunga mawar biru yang ada di saku belakang “apa? Kau memberikanku bunga ini?” aku sangat kaget dengan kejadian ini, bagaimana bisa? Pria yang sering ku jahili dan hanya ku anggap sebatas kakakku ini memberikanku bunga mawar yang ku inginkan dari dulu? “tapi Jimin, aku hanya mengganggapmu sebatas kakak, tidak lebih, kau tidak boleh main-main jika memberikan mawar ini pada seseorang, kau tahu maknanya kan?” Jimin mengangguk “tentu saja aku tahu makna bunga ini dan aku juga telah benar-benar memahaminya, aku juga serius memberikan ini padamu, aku tidak main-main.. dan ya, menemukan bunga ini juga butuh perjuangan hehehe” Ya tuhaaaaannn, bagaimana ini!? Aku sangat bingung, aku takut kejadian waktu dulu terulang kembali, mungkin jauh di lubuk hatiku yang paling dalam aku juga menyukai Jimin tapi entah kenapa ada suatu perasaan lain yang membuatku tidak bisa memercayai pria, apa mungkin aku masih trauma dengan kejadian yang dulu? Argghh! Aku hanya menatap Jimin dengan tatapan bingung.
Jimin masih menatapku dengan serius “Yoohee maukah kau menjadi kekasihku?”

Deg!!

Perasaanku bertambah bingung, aku harus jawab apa? Lalu Jimin melanjutkan perkataannya “jika kau bersedia, aku akan menyelipkan bunga mawar ini ke telingamu dan jika kau menolakku kau boleh menahanku untuk melakukan itu” Jimin mulai menyelipkan bunga mawar itu ke telinga kiriku, dia menyibakkan rambutku ke belakang dan... “maaf Jimin, aku belum bisa menerimamu” aku menolaknya lalu aku pergi dari hadapannya secepat mungkin. Ya tuhan, apa hal yang aku lakukan ini salah? Aku langsung kembali ke ruangan tempatku di rawat dan merebahkan tubuhku di ranjang sambil memejamkan mata. Aku merasa telah menyakiti hati pria itu.

Blue RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang