Blue Rose *Part 8_Ending"

13 2 7
                                    

@Jimin POV

Apa benar Yoohee menolakku? Dia pasti membenciku, gumamku dalam hati. ku tatap mawar biru yang sedang ku pegang sambil duduk di bangku taman “Jimin kau memang pria bodohhh!!, kau seharusnya menahan perasaanmu ini, dia hanya menganggapmu sebagai oppanya!!! Arrggghhh!” aku terus berbicara sendiri sambil menyalahkan diriku.

Tiba-tiba…

Biipp..biipp

Ada telpon dari appa, cepat-cepat ku angkat telpon darinya “halo? Appa ada apa?” aku merasa aneh tidak biasanya appa menghubungiku sepagi ini. Terdengar suara dari seberang sana “Jimin cepatlah kembali ke Jepang, ibumu sedang di rawat, penyakitnya kambuh dan ingin bertemu denganmu, appa sudah memesankan tiket untukmu, cepatlah kembali” suara appa terdengar seperti orang yang teburu-buru “baiklah appa aku akan pulang hari ini juga, saat aku sudah sampai Jepang aku akan menghubungimu lagi” “baiklah, cepatlah Kim Jimin!” appa langsung menutup telponnya, aku merasa takut dan cemas dengan keadaan ibu, aku harus segera ke bandara dan meminta izin pada paman Park bahwa aku akan kembali ke Jepang. Bunga mawar biru masih tergenggam di tanganku lalu aku menelpon paman Park sambil pergi dengan naik taksi ke bandara

Jimin POV end

~~~~~~

3 hari kemudian…

Aku sudah kembali ke rumah karena kata dokter kondisiku sudah membaik. Aku sedang berada di kamarku dan appa sedang menyuapiku dengan potongan buah apel. Hmm kejadian ini membuatku teringat dengan Jimin, Ah? Akhir-akhir ini aku tidak melihat Jimin “appa? Jimin kemana? Dia tidak tinggal di sini lagi? Apa appa mengusirnya? Dia juga tidak menjengukku sekarang” appa masih menyuapiku sambil tersenyum “kau tidak tahu? Jimin sudah kembali ke Jepang 3 hari yang lalu”

Deg!

3 hari yang lalu? Itu kan saat Jimin menyatakan perasaannya padaku? Apa dia sangat kecewa padaku karena kejadian itu? Aku melanjutkan pertanyaanku ke appa “kenapa dia kembali ke Jepang?” appa tersenyum lalu menjawab pertanyaanku lagi “dia kembali ke Jepang karena appanya menelponnya untuk kembali ke sana, katanya ibunya sedang sakit dan ingin bertemu dengan Jimin, maka dari itu Jimin kembali ke Jepang. Kenapa? Apa di antara kalian sedang ada masalah?” tanya appa, aku hanya menggeleng-gelengkan kepalaku “tidak appa, ku rasa tidak ada masalah di antara kami” appa tertawa “haha dasar anak muda” tiba-tiba ponsel appa berdering, ku lihat ekspresi wajah appa yang ketakutan saat melihat ke layar ponselnya “ada apa appa? Kau baik-baik saja?” appa terlihat gugup “hmm.. t..tt.tidakk a..aapa, appa harus ke kantor dulu sekarang karena ada suatu masalah kecil, kau di tinggal di rumah sendirian tak apa?” aku mengangguk tanda mengerti, pasti appa sangat sibuk dengan pekerjaannya “tak masalah appa, lagipula disini kan ada bibi Ino yang selalu menjaga rumah ini” appa tersenyum lalu mencium keningku dan pergi, ku lanjutkan makanku sampai habis lalu ku baringkan tubuhku dan tertidur.
~~~~~~

Skip…

Perusahaan appa bangkrut karena ada orang yang telah memfitnah appa, sekarang rumahku yang dulu sudah di sita, aku dan appa pindah ke daerah Incheon dan menetap di sana. Tidak ada yang tahu keberadaan kami sekarang karena appa takut bertemu dengan orang yang telah membuat appa seperti ini, karena kami sudah tidak berdaya melawan orang seperti itu. Appa bekerja sebagai petani dan kuliahku terpaksa harus berhenti karena appa tidak mempunyai cukup biaya untuk menyekolahkanku lagi. Baek Ji Eun terus menghubungiku, aku selalu bercerita padanya karena dia adalah sahabatku yang paling aku percayai. Penampilanku juga sudah berubah dengan potongan rambut seperti pria, aku tidak mau menjadi wanita yang lemah lagi, aku ingin menjadi lebih kuat. Ku dengar kabar dari Jieun katanya Jimin sudah kembali ke Korea dan mencariku, aku tidak mau Jimin tahu tempat tinggalku, aku menyuruh Jieun untuk tidak memberitahu Jimin tapi saat aku menyuruhnya seperti itu Jieun hanya diam lalu mengatakan “baiklah”

~~~~~~

10 tahun kemudian…

“Appa! aku mau mengantar semua susu pesanan ini!” sambil berteriak ke arah appa yang sedang bekerja di ladang, appa mengangguk lalu aku naiki sepedaku dan ku kayuh dengan cepat. Sekarang aku hanyalah seorang gadis pengantar susu. Saat pekerjaanku sudah selesai aku sempatkan untuk pergi taman dekat rumah, aku simpan sepedaku dekat bangku taman. “huft! Hari yang melelahkan” aku lepas topiku lalu aku acak-acak rambutku, ku lihat pemandangan di sekitar taman. Lokasi taman ini dekat dengan laut, tempat yang aku duduki sekarang mengarah ke arah laut itu, deburan ombak menerpa tepi pantai, ku pejamkan mataku untuk mencoba melepaskan semua pikiran yang menggangguku. Terbayang wajah Jimin di benakku “huft! Sepertinya aku mulai mencintai pria itu, aku ingin membalikkan waktu dan menerima cintanya” pikirku dalam hati

Tiba-tiba…





“hei wanita jelek kau sedang memikirkan apa?”

Tunggu..









Aku mengenal suara ini..





Apakah dia???

Kuu buka mataku dan ku balikkan badanku ke belakang “Kim Ji Min?!!” aku sangat terkejut, bagaimana bisa dia ada di sini? “kenapa? Kau terkejut Yoororo?” wah! Entah kenapa aku senang sekali mendengar sebutan itu “bagaimana bisa kau tahu aku disini? Jieun yang memberitahumu?” Jimin hanya tersenyum lalu duduk di sebelahku “itu tidak penting, tidak terasa sudah 10 tahun kita tidak bertemu, oh ya apa yang terjadi dengan keluargamu? Aku terus mencarimu saat aku tahu rumahmu yang dulu di sita” aku hanya tersenyum simpul “hmm ada musibah yang menimpa keluargaku sehingga kehidupan kami berubah hehe” Jimin mengacak-acak rambutku “haha kau ini masih bisa tegar dengan keadaan seperti ini, eh? Kemana rambutmu yang panjang terurai??” jimin meraba-raba rambutku lalu membalikkan badanku sehingga posisi kami saling berhadapan “sudah ku potong,aku bosan dengan gaya yang terlalu feminim hehe” aku hanya terkekeh, Jimin menatapku serius “hmm ada apa?” saat aku tanya dia hanya diam lalu..




“Yoohee apa kau masih tidak menyukaiku?” Jimin mengeluarkan setangkai bunga mawar biru yang ada di saku belakangnya, kejadian ini persis seperti kejadian di taman rumah sakit dulu “kenapa?” aku hanya menjawab itu, “kau masih ingat hal yang aku lakukan waktu di taman itu? Aku akan mengulangnya lagi sekarang, aku harap kau merubah jawabanmu” Jimin mencoba menyelipkan bunga mawar itu ke telingaku, aku hanya diam tiba-tiba angin berhembus kencang dan membuat bunga mawar itu jatuh “sepertinya Tuhan tidak mau kau menerimaku” ekspresi Jimin terlihat kecewa, aku hanya tersenyum

Lalu..




Ku ambil bunga mawar itu dan ku selipkan sendiri ke telinga kiriku


"Cintamu ku terima sekarang Jimin..” Jimin menatapku serius, perlahan terpancar ekspresi gembira di wajahnya lalu dia memelukku..




"Terima kasih, aku sangat mencintaimu” aku tersenyum dan membalas pelukannya. “ku rasa kita harus segera menikah” Jimin melepaskan pelukannya dan menatapku dengan tatapan yang aneh “aish dasar pria siput!” aku memukul kepalanya dan Jimin hanya tertawa di ikuti olehku yang ikut tertawa.

~~~~~~

Skip…

Aku dan Jimin menikah pada hari ulang tahunku yang ke 22 tahun, tepat tanggal 16 Februari di gedung kota Seoul. Seunghun dan teman-temannya juga datang ke pernikahanku, Seunghun sudah menikah dengan senior yang bernama Im Na Ra, Baek Ji Eun juga sudah menikah dengan pria impiannya Sungwon oppa.


Tema pernikahan kami adalah mawar biru. Kami berdua di karuniai 2 orang anak, 1 pria dan 1 wanita, Kim Ji Won dan Kim Ji Hee. Appa sudah meninggal dan di makamkan di dekat makam ibu, setiap bulan aku dan keluargaku mengunjungi makam mereka. Jimin bekerja sebagai Presiden Direktur di perusahaannya, aku juga membuka usaha dengan membuat toko aksesoris serba biru, di sana aku juga menjual koleksi-koleksi pororo dan pajangan bunga mawar biru lengkap, nama tokoku adalah Yoororo Store bertempat di daerah pusat kota Seoul dekat perusahaan milik Jimin.

THE END

Blue RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang