Prolog

1.3K 83 16
                                    

Pangeran baru saja menandaskan wine-nya di klub malam yang biasa dia datangi. Tiba-tiba Salsa wanita yang akan menemaninya malam ini menghampiri Pangeran.

"Jangan terlalu mabuk aku mau malam ini kamu sadar," ucap Salsa sambil mengalungkan kedua tangannya di leher Pangeran.

Pangeran mengeluarkan senyumnya. "Anything for you, baby."

Lalu, Pangeran berdiri dan mengajak Salsa ke kamar yang sudah dia pesan beberapa jam yang lalu.

Kini mereka sudah sampai di dalam kamar tersebut. Dengan Salsa yang sudah berdiri tidak jauh dengan Pangeran menggunakan lingerie merah yang menantang dan kontras dengan kulitnya.

Secara perlahan Salsa mulai berjalan mendekat kepada Pangeran yang sudah duduk di pinggir ranjang. Pangeran mengeluarkan smirk-nya dengan pintar menahan nafasnya yang mulai berat akibat birahinya sendiri.

Salsa duduk di pangkuan Pangeran dan mulai mengecup bibir Pangeran. Tanpa membuang waktu Pangeran terlarut dalam mainan tersebut dan mulai membuka lingerie milik Salsa.

Pangeran langsung menidurkan Salsa dan mengecap bibir Salsa. Kini mulut Pangeran makin turun dan ke bawah ke pusat inti Salsa.

Pangeran langsung menurunkan underwear Salsa dan. "What the fvck, Sal kamu-"

Salsa tiba-tiba berdiri dan melihat ada bercak darah pada underwear-nya. Salsa melotot dan lupa hari ini tanggalnya. "Ran, sumpah hari ini aku-"

"Brengsek!" Pangeran meninggalkan Salsa sendiri dalam kamar dan keluar dengan birahi yang tidak tertuntaskan.

***

"Saya janji, saya akan melunasi hutang-hutang Almarhum ayah saya, tapi kasih saya waktu." Mohon Agreta.

"Mau sampai kapan? Bos saya sudah tidak bisa menunggu lebih lama lagi."

Agreta menelan salivanya bagaimana bisa dia harus membayar hutang almarhum ayahnya dengan waktu cepat.

Tiba-tiba Ibunya berkata, "bawa saja Agreta dia cantik, sexy dan tubuhnya bagus kasih saja dengan bos kalian."

Agreta melirik ibunya sinis. Brengsek.

Ibunya malah menyodorinya sebagai pelunasan hutang ayahnya. Padahal, uang ayahnya habis pun akibat ulah perempuan satu itu.

Orang-orang yang berbadan kekar itu saling melirik dan menyeringai atas ucapan Ibu Agreta. "Penawaran yang menarik."

Lelaki yang kulitnya hitam legam maju dan menarik dagu Agreta. "Waktunya dua bulan dari sekarang, jika tidak sanggup bayar, maka kamu sebagai pelunasannya."

Seluruh orang itu keluar dan membanting pintu kontrakan rumah Agreta.

Agreta berdiri dan melirik sinis Ibunya. Ibunya yang dilirik sinis hanya tersenyum.

"Hey, kamu cukup puaskan dia dan seluruh hutang almarhum ayah mu lunas beres."

"Brengsek!"

"Reta listen kamu mau cari uang itu kemana huh, kecuali kamu bekerja sepertiku di klub malam sebelum dua bulan pun kamu bisa membayar semuanya."

"Sialan!"

Agreta keluar dari rumahnya dan berjalan ke rumah satu-satunya sahabat yang sejak pertama masuk kuliah dia punya.

Sekali lagi sebelum melangkah pergi Agreta menatap langit gelap yang menghiasi Ibu Kota.

Akankah segala permasalahannya selesai sebelum dua bulan atau dirinya akan terperangkap bersama Tuan yang meminjamkan uang kepada keluarganya?

****

Penasaran sama kelanjutannya?
Jangan lupa kasih bintang dan comment💗💗💗

Thankyou

The Bad Boy's Rules LANJUT DI FIZZOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang