04: Carry a Torch

224 33 1
                                    

Hye Ji dan Yoongi tengah duduk saling berhadapan disebuah ruangan yang disesaki oleh beberapa jenis alat musik; piano, gitar, drum dan beberapa alat yang Hye Ji kenal betul sebagai alat komposer yang sering Yoongi gunakan dulu. Bahkan tak hanya itu, ruangan ini-tempat mereka duduk berhadapan adalah ruangan yang sering Hye Ji kunjungi dulu. Tempatnya menghabiskan waktu berjam-jam atau bahkan semalaman untuk menemani Yppngi membuat musik-dulu.

Ya, tempat ini adalah studio musik milik Yoongi. Studio musik yang sama dengan studia yang digunakan nya sejak dulu. Tak pernah berganti bahkan tak berubah sedekitpun. Tata letak dan semua yang berada didalamnya masih sama seperti tempat yang ada didalam ingatan Hye Ji, membuat dirinya sempat bergetar hebat saat melihat bagaimana semuanya tetap sama dimata nya meski keadaan diantara mereka telah berubah.

"Mau minum sesuatu? Air putih, soda, atau kopi-ah, kau tidak minum kopi." Ingat Yoongi pada kebiasaan Hye Ji yang memang anti dengan sesuatu berbai kafein.

Pri itu latas berdiri dari duduknya. Tanpa menunggu jawaban Hye Ji, Yoongi lekas mengambil satu karton jus strawberry dan menungkan nya kedalam gelas, "kuharap jus strawberry masih menjadi favoritmu," katanya seraya meletakan gelas berisi jus dihadapan Hye Ji.

"Terimakasih," dengan canggung Hye Ji mengambil gelas jusnya, menenggak separuh isinya. Diseberang lain Yoongi tersenyum melihat tingkah gadis dihadapan nya.

Dimata Yoongi gadis itu tak berubah barang sedikitpun. Hye JI masih sama seperti yang ia kenal dulu, masih menyukai jus strawberry dan mungkin semua hal yang berbau strawberry, masih terlihat menggemaskan saat dirinya dalam keadaan gugup, masih terlihat begitu cantik meski Yoongi tahu betul jika wajahnya hanya terpoles oleh pulasan tipis BB Cream dan bedak bayi-juga dua sampai tiga usapan lip gloss merah muda aroma strawberry yang Yoongi tahu betul masih menjadi favorit Hye Ji. dan satu lain yang tidak berubah-fakta bahwa kehadiran wanita dihadapan nya masih sanggup membuat Yoongi berdebar-sama seperti debaran yang ia rasakan dulu.

"Kenapa kau ingin bertemu disini? Kenapa tidak ditempat lain saja?" tanya Hye Ji, wajahnya ragu menelisik setiap sudut ruang kumuh itu, memastikan jika mungkin saja ada yang berubah dari tempat itu-meskipun jawaban nya sama tak kala tidak ada satu inci perubahan-selain ruangan itu menjadi lebih bersih.

Yoongi yang mendengar pertanyaan Hye Ji menarik simpul sudut bibirnya, menaikan satu kakinya untuk bertumpu pada sisi lain kakinya, "kenapa? Khawatir akan bernostagia dengan tengan tempat ini?" tanyanya terdengar santai namun syarata dengan sarkasme.

Hye Ji mendesah kasar, "aku serius, tempat ini sangat jauh dari kantorku." Ucapnya beralasan, padahal jauh didasar hatinya ia mengakui jika ucapan Yoongi tadi mungkin menjadi alasan paling benar dari semua alasan yang dimilikinya.

"Aku terlalu lelah untuk keluar, semalaman aku tidak tidur karena bekerja. Lagi pula bukankah pengacara memang sudah seharusnya menuruti permintaan client?"

Hye Ji menghela napas panjanga, menghembuskan nya kembali bersama bola matanya yang mendelik kesal, "ya tidak begitu juga hierarki nya. Pengacara dan client itu sama-sama harus saling menghormati. Kita ini dua orang yang saling membutuhkan, kau membutuhkan jasaku dan aku membutuhka...uangmu?" katanya lantas tersenyum aneh.

Pun Yoongi mengangguk setuju. Pria itu kemudian berdiri dan mengambil sebuah map dan menyerahkan nya pada Hye Ji, "ini dokumen-dokumen yang kau minta kemarin, sertiikat serta bukti-bukti pendaftaran hak cipta ada disitu semuanya. Jadi apa yang akan diakukan selanjutnya?"

Hye Ji membolak-balikan beberapa lembar kertas dalam map tersebut, sekilas membaca beberapa deret kalimata dan kembali meletakan map nya keatas meja, "jadi perlu kujelaskan sedikit tentang proses penyelesaian sengketa hak cipta, dan mungkin sudah ada beberapa poin yang sudah kau pahami, tapi singkatnya dalam penyelesaian sengketa hak cipta, kita akan terlebih dahulu melewati proses mediasi dengan tujuan penyelesaian secara damai, jika memang mediasi tidak berjalan dengan baik, tuntutan pidana seperti yang kau inginkan baru akan bisa dilanjutkan, meski sebenarnya menurutku penyelesaian dengan pengengembalian ganti kerugian lebih mudah dan lebih menguntungkan. Tapi sebagai langkah awal aku akan mengirimkan surat somasi pada pihak production house agar segera menarik iklan yang menggunakan lagumu, kemudian memberikan klarifiksi serta permintaan maaf dihadapan publik, dan yang paling penting aku akan mendesak mereka agar mereka segera membayarkan ganti rugi materil serta royalti sebagaimana seharusnya, kurang lebih mungkin itu langkah yang akan kita ambil, bagaimana menurutmu?" jelas Hye Ji panjang lebar.

Our Scenario Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang