Seoul, End of Winter 2018
Malam itu angin dipenghujung musim dingin terasa lebih tenang dibanding hari-hari sebelumnya. Mungkin karena sudah memasuki akhir Februari menuju Maret, yang artinya musim dingin akan segera berakhir dan berganti dengan musim semi yang menjadi musim favorit banyak orang.
Namun rupanya penghujung musim dingin tak lantas membuat Song Hye Ji bersorak gembira menyambut musim semi. Gadis itu masih mengeratkan mantel panjangnya saat bersiap turun dari dalam bus.
Mungkin baginya pergantian musim tak jadi sesuatu yang berarti saat tak ada yang berubah dengan hidupnya dalam lingkup pekerjaan. Gadis itu masih saja mendapat setumpuk pekerjaan untuk diselesaikan hingga membuatnya terpaksa harus pulang larut malam setiap harinya.
Bus akhirnya berhenti di halte tujuan Hye Ji. Dengan langkah lemas ia turun dari dalam bus dan disambut semilir angin yang membuatnya semakin mengeratkan mantel. Namun malam ini rupanya tak hanya angin penghujung musim dingin yang menyambutnya, melainkan seorang pria yang tengah duduk di halte sambil tersenyum padanya.
"Yoongi," dengan riang, gadis itu lekas menghampiri sang kekasih yang sudah menanti kedatangan nya sejak satu jam lalu, "apa yang kau lakukan disini?"
"Tentu saja menunggumu." Pria itu lantas menangkup tubuh Hye Ji kedalam pelukan nya, "kenapa pulang malam sekali?"
"Bosku itu benar-benar tak punya hati. Dia memberiku begitu banyak pekerjaan." Ucap Hye Ji sambil bergumul manja didalam pelukan Yoongi, "apa kau lama menungguku?" dongak Hye Ji menatap sang kekasih. Pria itu hanya menjawab dengan sebuah gelengan meski faktanya ia menghabiskan waktu satu jam untuk menunggu Hye Ji di halte.
Yoongi lantas meregankan pelukan nya. Ia meraih sebelah tangan Hye Ji yang terasa dingin dan memasukan tangan mereka yang saling bertautan kedalam saku mantel Yoongi, "kuantar pulang."
Langkah keduanya menjadi ringan. Lelah yang dirasakan Hye Ji sebelumnya seperti tiba-tiba saja sirna tanpa butuh pijatan. Hanya butuh kekasihnya untuk mengenyahkan semua rasa lelah yang seharian ini ia rasakan.
Song Hye Ji PoV
Hangat, satu kata yang dapat mendeskripsikan sentuhan tangan yang kerap diberikan Min Yoongi. Aku sendiri kerap merasa takjub setiap kali merasakan bagaimana pria berperangai dingin itu punya kehangatan dalam sentuhan tangan nya.
Aku ingat jika dulu ibu pernah berkata jika seseorang memiliki genggaman tangan yang hangat maka ia juga memiliki hati yang hangat.
Kala itu aku masih bertanya-tanya bagaimana hangat nya hati manusia dapat diukur dengan suhu pada tangan nya. Namun setelah bertemu dengan Yoongi aku mulai mengerti mengapa dulu ibu mengatakan hal seperti itu. Aku mengerti jika kehangatan dalam genggaman nya tak hanya berasal dari suhu tubuhnya, melainkan sesuatu yang dengan tulus dihantarkan dari hatinya.
"Kenapa tiba-tiba datang menjemputku?" kataku, merapatkan diri pada tubuh tegap Min Yoongi sembari berusaha menghalau angin yang semakin berhembus.
"Tidak ada, hanya ingin bertemu denganmu."
Aku tersenyum simpul, "merindukanku?" ucapku, mencoba menggodanya, karena Min Yoongi itu tipikal orang yang tak suka digoda dengan pertanyaan seperti merindukanku? Mencintaiku? Atau pertanyaan-pertanyaan yang membuatnya sering kali memilih melengos dan malah akan acuh.
Namun rupanya kali ini diluar dugaanku. Aku mendapati pria itu tersenyum simpul sambil mengangguk. Membenarkan pertanyaanku dengan berucap, "hm, sangat rindu," katanya berucap lembut.
Ini tentu menjadi sebuah shocking untuk ku, hingga tanpa sadar aku mengentikan langkah dan menatapnya heran, "kau kenapa? Kerasukan?"
Lantas membuat pria itu mengerutkan keningnya sambil tersenyum aneh padaku, "apanya yang kenapa? Aku baik-baik saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Scenario
RomanceBerpisah denganmu adalah hal terberat yang pernah kualami. Namun ternyata, kembali bertemu denganmu jauh lebih berat dari perpisahan itu. Bukan karena cintaku yang telah usai. Namun karena dirimu yang membawa tokoh lain dalam cerita kita. Kehadiran...