01 : Meet You Again

350 39 3
                                    

Seoul, Spring 2020

Musim semi adalah surga bagi siapapun. Udaranya yang tak sedingin musim dingin, namun tak akan membuat bercucuran keringat seperti musim panas. Hangat, musim semi yang membuat banyak senyum mengembang saat melihat betapa indahnya bunga-bunga sakura bermekaran disepanjang jalan. Membuat ruang udaranya penuh warna pink dan putih, sedikitnya memberi ketenangan meski masih harus terjebak hiruk pikuk kota Seoul yang tak akan pernah berubah saat pagi.

Pun dengan gadis cantik yang baru saja turun dari bus. Lebih memilih diantar dengan transportasi umum itu ketimbang harus ikut emosi menekan klakson mobil—berharap kendaraan lain dihadapannya menyingkir. Lagi pula siapa yang rela melewatkan berjalan di pagi yang hangat ditemani rimbunnya bunga sakura. Belum tentu tahun depan bisa menikmatinya lagi.

Gadis itu—Song Hye Ji, berjalan dengan langkah ringan. Ketukan sepatu hak tingginya terdengar berirama, menjelaskan bagaimana sang pemilik kaki indah itu riang dalam langkahnya. Bibirnya tak berhenti mengulum senyum, sedangkan matanya tak bosan memperhatikan mekarnya bunga sakura yang berjajar sejak dirinnya turun dari di halte bus tadi.

Song Hye Ji Pov

Aku tidak pernah menyadari bahwa perputaran waktu yang kulewati lebih dari dua tahun terakhir ini berlalu cukup cepat. Membuatku sadar bahwa aku sudah berjalan cukup jauh dari masa lalu. Kembali menyadarkanku bahwa sudah begitu banyak masa sulit yang kulalui selama itu. Tak jarang membuatku bergedik takjub saat mengingat diriku yang ditimpa kehidupan berat yang tak pernah kubayangkan sebelumnya.

Dua tahun, banyak yang berubah dalam hidupku. Aku bukan lagi asisten pengacara yang dijadikan babu foto copy oleh seniorku. Sekarang aku sudah resmi menjadi seorang pengacara. Bahkan aku sudah punya firma hukumku sendiri 'HJ Law Firm.' Yang kudirikan sekitar satu tahun yang lalu bersama seniorku saat dikampus dulu. Memang belum jadi firma hukum besar yang punya nama dikalangan publik, tapi cukup berkompeten menyelesaikan banyak kasus.

"Selamat pagi, noona." Sapa seseorang yang membuyarkan atensiku dari indahnya bunga sakura.

"Pagi, Jeon." Sapaku balik sambil memberi segaris senyum.

"Bukankah cuaca hari ini sangat indah, noona? Bahkan bunga sakuranya pun terlihat lebih cantik." Ucapnya yang masih mengayuh sepeda dengan pelan, menyamakan langkah kakiku yang tak seberapa lebar.

Aku tersenyum mendengarnya, laki-laki ini persis seperti bunga sakura yang bisa membuat orang lain menggumbar senyum, "benarkah? Sepertinya sama saja dengan hari-hari sebelumnya. Bahkan warnanya masih sama."

Laki-laki itu turun dari sepeda dan mendorongnya berdampingan denganku, "bilang saja kau cemburu kalau aku bilang bunga sakurannya lebih cantik. Merasa tersaing?" Ucapnya menggodaku.

Aku tentu terkekeh atas leluconnya, Jeon Jungkook—bocah tampan yang tak pernah gagal membuat pagiku penuh tawa, "untuk apa cemburu? Toh aku memang lebih cantik dari bunga sakura." Ujarku percaya diri.

Jungkook menyeringit geli saat mendengar ucapan menjijikanku, "ingin mencela sih, tapi yasudahlah memang kenyataannya begitu." Ucapnya sambil memberikan senyum lebarnya. Menampakan deretan gigi rapih dengan dua gigi kelinci didepannya.

Aku dan Jungkook berhenti saat tiba disebuah lampu lalu lintas. Menunggu giliran pejalan kaki dipersilahkan menyebrang.

Kantorku tak jauh dari halte tempatku turun tadi. Hanya perlu berjalan beberapa menit untuk tiba disebuah bangunan tiga lantai di depan sana.

"Sudah lihat berkas client baru?" Tanya Jungkook sambil memperhatikan lampu lalu lintas yang masih menyala merah untuk pejalan kaki.

Aku menggeleng sambil ikut memperhatikan lampu lalulintas seperti Jungkook, "belum."

Our Scenario Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang