Sebuah pena dan selembar kertas menjadi sepasang kekasih, ketika ujung pena mulai menari di atas kertas, mengisi halaman demi halaman sang kertas.
.
"Aku merindukan ikatan itu, tangan yang seperti dikuasai setan menari ketika ia memegangku. Seperti jika ia bertemu helai kertas kosong."Kini mereka seperti sedang perang dingin. Tangan itu tak lagi sama.
Pikiran itu tak ubahnya dengan anak kecil yang ketahuan mencuri oleh bundanya.
Diam tak berkutik ketika bertemu."Apa kau kini membenciku?" Tanya Sang Pena penasaran, tangan itu hanya memegangnya lama tanpa menorehkan kata satupun.
"Masih banyak bagianku yang kosong" Sang Kertas akhirnya ikut bertanya.
Pemilik tangan itu bergeming, menikmati gerimis yang turun sebagian-sebagian, tak juga menjawab.
Gerimis terus turun, mengubah suara samar rintik menjadi hujan lebat, mengurung mereka dengan suara gemuruh.
"Aku tidak membenci kalian, aku hanya tak lagi mengenal diriku." Akhirnya menjawab, tapi sepasang kekasih itu masih tak mengerti.
"Aku hanya sedang mencarinya."
Dan mereka bertiga terdiam lama, ditemani suara hujan. Menunggu kantuk merayapi pikiran.
_180715
KAMU SEDANG MEMBACA
Pena
PoetryJust my mood in words.. Kadang, pena adalah pilihan terbaik untuk bercerita.. Mereka tidak mencoba untuk mengerti, mereka hanya mencoba berempati.. Dan saya hanya seorang penulis amatir yang kadang merasa terlalu lelah.. My real world aren't looked...