A Line On My Wrist

6 0 0
                                    


"Rasanya berat sekali..", sambil memperhatikan garis tebal yg baru saja ku tambahkan dipergelangan tanganku, kemudian menambah beberapa garis kecil diatasnya secara berlawanan arah, memberi kesan seolah itu adalah bekas jahitan.

Orang lain yang melihatnya, mungkin akan berpikir ada sesuatu yang salah dengan otakku. Berpikir, Ah, mungkin perempuan ini sedang mengalami hal sulit dan ingin melakukan hal bodoh. Tentu saja, jika tidak, aku tidak akan merasa hampir gila seperti ini. Tapi aku tak akan melakukan hal bodoh, tenang saja.

Aku tidak cukup berani melakukannya. Hal terjauh yang pernah kulakukan hanya menghisap sebatang nikotin. Itupun tak sampai habis, hanya sampai aku merasa lebih baik. Dan rasanya tak enak, hanya saja.. menenangkan..

Aku tahu di luar sana banyak orang yang lebih kesulitan dibanding diriku. Hanya saja, aku tak tahu kepada siapa harus bercerita. Tidak mungkin kepada orangtuaku, itu bodoh, aku hanya akan menambah kecemasan mereka.

Hmm.. sudah mulai memasuki musim hujan, rintik diluar perlahan berubah menjadi ribuan tetes, menambah kuantiti. Hujannya cukup deras. Seperti biasa, aku mengenakan jaket hitamku, mengancingkannya hingga leher, kemudian menutup wajahku. Aku terbalut sempurna hingga ujung kaki. Dengan pakaian serba hitam.

Aku menyukainya, hujan, dengan handset ditelinga. Setidaknya membuatku sedikit lupa dengan hal yang baru saja ku bayangkan. "Bagaimana jika garis dipergelangan tanganku bukan sekedar 'garis'?"

Bagus, aku butuh segelas teh panas saat ini.

PenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang