Perasaan kecewa ini perlahan mengalir keseluruh tubuhku, mengisi pori-pori..Pelan-pelan, melalui tiap syaraf yang menjalar menuju kesemua sudut emosi yang seolah dapat meledakkan otakku.
Rasanya tak pernah sesesak ini.
Rasanya tak pernah sehampa ini.Aku membencinya.
Sungguh.
Dan aku lebih membencinya karena sebesar apapun rasa benci ini, aku tak dapat meninggalkannya.
Dan sungguh luar biasa, satu hari ini awan setia sekali menghadirkan mendung.
Seolah menemaniku.
Hei, bisakah kau turunkan hujan?
Rasanya otakku hampir meledak.
Rasanya tak pernah sesakit ini.
_180913
KAMU SEDANG MEMBACA
Pena
PoetryJust my mood in words.. Kadang, pena adalah pilihan terbaik untuk bercerita.. Mereka tidak mencoba untuk mengerti, mereka hanya mencoba berempati.. Dan saya hanya seorang penulis amatir yang kadang merasa terlalu lelah.. My real world aren't looked...