Bukan hanya sekali Bin mengajakku untuk berkencan, melainkan sampai 3 kali.
Dan aku juga menolaknya sebanyak 3 kali. Hingga akhirnya saat kamis sedang libur musim panas saat kelas 11, dia kembali mengajakku berkencan untuk yang keempat kalinya.
"(Y/n)-ah~ kenapa kau selalu menolakku?" tanya Bin saat kami sedang duduk di ayunan taman dekat rumahku, lebih tepatnya gedung apartemenku. Aku tidak menjawab pertanyaannya hanya mengangkat bahuku acuh tak acuh.
"Kau benar-benar tidak ingin bersamaku?" tanya Bin yang kujawab dengan gelengan kepala.
"Bukan begitu." ucapku sambil menundukkan kepala lalu menoleh ke arahnya sejenak.
"Lalu kenapa kau selalu menolakku?"
"Karena kau sahabatku." ucapku sambil menundukkan kepala.
"Apa kalau aku bukan sahabatmu, aku bisa berkencan denganmu?"
"Mungkin? Tapi gak juga."
"Segitu bencinya kah kau padaku sampai kau tidak mau berkencan denganku?" tanya Bin sambil memanyunkan bibirnya yang membuatku terkekeh.
"Ya! Kenapa kau menertawakanku?!" protes Bin yang masih memanyunkan bibirnya.
"Kalau aku membencimu, sudah sejak awal aku tidak ingin berteman denganmu, Mun Bin."
"Kalau begitu berkencanlah denganku, kalau kau memang tidak membenciku."
"Sekarang aku balik deh pertanyaannya. Kenapa kau menyukaiku? Sedangkan banyak yang lebih cantik dan lebih baik dariku." Bin terlihat berpikir sambil tetap menatapku dan menaruh telunjuknya di dagunya.
"Karena kau berbeda?" ucapnya agak ragu.
"Cih! Kau saja tidak yakin. Bagaimana bisa kau sangat yakin ingin berkencan denganku."
"Karena kau sangat berbeda." ucapnya sambil tersenyum hingga matanya tidak terlihat.
"Berbeda apanya?" tanyaku penasaran.
"Kau itu.. Culun. Sukanya kalo gak baca buku, baca komik. Terus suka ngomong sendiri. Kacamataan." ucap Bin sambil seperti menghitung sesuatu.
"Ya!! Itu kau menghinaku atau apa?" pekikku yang membuatnya terkekeh.
"Pokoknya intinya kau berbeda dengan mereka-mereka." aku hanya menyipitkan mataku ke arahnya.
"Jadi mau yahh berkencan denganku.. Ku mohoonn~~" ucap Bin sambil ber-aegyo. Aku hanya menghela napas.
Aku juga kasihan dia terus merengek untuk kami berpacaran. Selain itu juga aku sudah lelah menyembunyikan perasaanku padanya.
Jadi aku memutuskan untuk membuat semua pikiran kemungkinan-kemungkinan yang kutakutkan, hanya demi namja bermata tajam yang tampan di sampingku ini.
"Baiklah, ayo berkencan." ucapku yang langsung membuat Bin merubah ekspresinya menjadi terkejut. Matanya mengerjap beberapa kali dan itu membuatnya terlihat seperti anak anjing.
"Apa? Kenapa kau menatapku seperti itu?" tanyaku sambil menatapnya dan mengerutkan dahiku. Tiba-tiba dia bangkit dan berdiri di hadapanku. Dia tiba-tiba memegang kedua pundakku sambil membungkuk, mensejajarkan mata kami berdua, namun jaraknya terlalu dekat membuatku dengan reflek memundurkan kepalaku dan mengerjapkan mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Us
Romanceaku sejujurnya bingung mau kasih sinopsis apa.. yang jelas ini alur maju mundur. kalo pusing, maafkan aku. kalo banyak typo juga maafkan aku hehe.. intinya adalah ini cerita flashback kamu sama Mbin, si Meongyangi yang sekarang sudah terlampau tampa...