"Nuna?? Kau tak apa?" teriak seseorang dari luar kamarku sambil mengetuk pintu.
"Masuklah." ucapku yang masih tidak beranjak dari tempatku, duduk diatas tempat tidurku dan bersandar di tembok sambil memeluk boneka teddy bear kesayanganku.
Perlahan Minhyuk masuk dan menghampiriku di tempat tidur.
"Ayo makan nuna. Jinwoo hyung sudah mengunggumu di ruang makan."
"Aku tidak lapar Minhyuk-ah." Ucapku yang masih memeluk bonekaku.
"Mau kuambilkan makanannya kemari?" Tanya Minhyuk, aku hanya menggelengkan kepalaku.
"Kau harus makan, nuna. Kalau sakit bagaimana?"
"Nanti. Nanti aku akan makan. Kalian makanlah dulu." Ucapku. Minhyuk terdiam sejenak kemudian berjalan meninggalkanku.
***
Dia. Mun Bin. Namja yang sangat terkenal di sekolah. Memiliki banyak penggemar. Tampan. Menggemaskan. Dan dia adalah sahabatku. Sahabat terbaikku.
"(Y/n)-ah!! Pinjam prmu! Aku lupa mengerjakannya." teriak Bin yang berlari masuk ke kelasku dan langsung mengambil tasku lalu membongkarnya. Aku hanya diam saja karena ini sudah menjadi kebiasaan semenjak kami masuk ke SMA.
Dia selalu lupa mengerjakan tugas padahal dia mempunyai banyak waktu, namun waktunya hanya digunakan untuk bermain game hingga subuh. Itu yang membuatku sangat kesal padanya.
Setelah mendapatkan apa yang dia cari, dia langsung menarik kursi dan mengerjakan prnya di mejaku.
Aku hanya menatapnya dengan tatapan datar.
"Mau sampai kapan kau akan seperti ini, Bin?" tanyaku dengan nada lelah. Namun dia hanya mengangkat bahunya tanpa melihat ke arahku.
"Hey, nanti pulang sekolah ayo kita makan ice cream. Aku sedang ingin makan ice cream." ucap Bin saat aku sedang tenggelam dalam dunia novel yang sedang kubaca.
Aku mendongakkan kepalaku menatapnya yang sedang menatapku.
"Kau yang bayar?" tanyaku acuh tak acuh.
"Menurutmu?" tanyanya dengan nada meremehkan.
"Ya sudah kalau kau yang bayar, aku ikut."
"Nicee!!"
"Apa Minhyuk ikut?" tanyaku yang langsung membuat wajah senangnya berubah menjadi ekspresi kosong.
"Haruskah ikut?" aku hanya mengangkat bahu. Dan melanjutkan membaca novelku.
"Y-ya sudah dia boleh ikut." ucap Bin dengan nada kecewa.
"Tapi itupun tergantung dia mau ikut atau tidak." timpalku.
"Ya sudah terserah." Ucap Bin yang langsung berdiri.
"Kau mau kemana?"
"Ke kantin. Mau ikut?" aku langsung menggelengkan kepala.
"Aku titip roti dan susu coklat saja."
"Ya sudah" kemudian Bin pergi dari kelas.
Saat itu aku sama sekali tidak menyangka kalau Bin menyimpan perasaan padaku hingga akhirnya dia menyatakannya padaku.
***
Bel pelajaran selesai berbunyi dan semua murid langsung keluar berhamburan dari kelas. Saat kelas mulai sepi, Bin menarik tanganku dan mengajakku ke loteng sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Us
Romanceaku sejujurnya bingung mau kasih sinopsis apa.. yang jelas ini alur maju mundur. kalo pusing, maafkan aku. kalo banyak typo juga maafkan aku hehe.. intinya adalah ini cerita flashback kamu sama Mbin, si Meongyangi yang sekarang sudah terlampau tampa...