Ep.08

31 3 0
                                    

"Apa yang kau katakan pada Bin, huh?! Dasar pengecut! Beraninya hanya mengadu saja!" ucap Hyera sambil mendorong bahuku hingga menabrap tembok.

"Apa-apaan kau ini?!" protesku.

"Ya! Kau berani pada kita?!" ucap Minjeong.

"Aku tidak ada urusan denganmu sejak awal." ucapku sambil menatap tajam ke arah Minjeong dan Jisoo bergantian.

"Dengar. Urusan Hyera, itu urusan kami juga." ucap Jisoo.

"Oh ya? Berarti urusan Hyera suka pada pacar orang, itu juga urusan kalian? Maksudku kalau Hyera suka pada Bin, kalian juga akan menyukai Bin, begitu?" ucapku sambil menaikkan salah satu alisku.


Tiba-tiba aku melihat tangan Hyera melayang dan sedetik kemudian terdengar suara pukulan, bersamaan dengan itu pipiku terasa perih dan panas serta kacamataku yang terpental. Untung saja minus mataku tidak terlalu tinggi, jadi aku masih bisa melihat.

Aku menatap Hyera dengan tatapan sinis sambil memegang pipiku.

"Jangan sembarangan bicara kau. Bin hanya milikku, bukan milikmu atau siapapun itu." ucap Hyera.

"Tapi kenyataannya Bin adalah pacarku, Jeong Hyera." ucapku dengan nada mengejek. Hyera kembali melayangkan tangannya dan hendak menampar pipiku yang satu lagi. Tapi saat aku melindungi pipiku dan memejamkan mataku, aku tidak mendengar ataupun merasakan apapun.

Aku membuka mataku dan melihat pacarku sudah berdiri di samping Hyera sambil menahan tangan gadis menyebalkan itu.

"Sudah berapa kali kukatakan. Berhentilah melakukan hal seperti ini pada pacarku, Jeong Hyera." ucap Bin sambil menatap tajam pada Hyera.

"Tapi Bin. Kenapa harus dia? Kenapa harus si culun ini?"

"Kenapa memangnya kalau dia? Toh tidak ada urusannya denganmu, kan?" ucap Bin. Aku melangkah mengambil kacamataku, kemudian menggenggam lengan Bin. Membuat Bin menoleh diikuti Hyera yang menoleh ke arahku dengan tatapan tidak suka.

"Sudahlah, ayo." ucapku dengan suara kecil. Bin diam sejenak kemudian dia menggandeng tanganku dan membawaku pergi dari situ tanpa mengatakan sepatah katapun.


Bin membawaku ke loteng sekolah. Dia menutup pintu loteng kemudian berdiri menghadapku.

Dia sedikit membungkuk dan menangkup pipiku. Membuatku menatapnya.

Dia tidak berkata apapun, namun dia langsung memelukku.

"maaf kalau kau harus mendapat tindakan seperti itu." Ucap Bin. Aku langsung menggelengkan kepala dan berusaha menatapnya.

"itu bukan salahmu, Bin." Ucapku. Bin hanya menatapku sambil memegang pipiku yang tadi ditampar oleh Hyera.


***

Bel istirahatpun berbunyi. Semua teman-temanku sudah berhamburan keluar kelas untuk pergi ke kantin, sedangkan aku masih merapikan buku-bukuku yang ada di atas meja.

"ayo ke kantin." Ucap Bin yang menghampiriku. Aku mendongakkan kepalaku dan tersenyum. Kemudian aku bangkit dan pergi ke kantin bersamanya.

Sampai di kantin, kami duduk berhadapan dengan nampan makanan kami masing-masing. Dan kami makan sambil terkadang berbincang.

"Bin-ah." ucapku.

"hmm?"

"weekend pergi yuk."

"kau mau kemana?" tanya Bin sambil menatapku.

"ada film action baru di bioskop. Nonton yuk." Ucapku sambil tersenyum.

About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang