prolog

50 3 3
                                    

   Berawal dari sebuah lorong yang sempit dengan suara dercikan air dalam gedung yang tinggi menetes ke sebuah ember di samping rumah kardus di lorong tersebut. Ketika ku melangkah dan aku melihat sebuah lorong yang sangat dingin di sela - sela lorong tersebut terdapat seseorang yang sedang duduk termenung dengan kondisi lusuh tak terurus. Ku berjalan menghampirinya dan terus menghampirinya dan ku dapati dia dalam keadaan menangis sesal "apa salah bangsa ini menanggung risiko yang dibuat pemerintah" Ocehannya hingga terdengar oleh telingaku dan terngiang ngiang dalam pikiranku.

    Tiba-tiba sebuah tangan menepuk bahuku dan aku pun dengan repleks langsung menengok kebelakang " hei... Siapa kau ?!.. ngapain Lo disini?!.. ini tempat kite yang Lo pada tindas...!!" Perkataan seorang pimpinan gangster lorong tersebut "a.. a... A.. anu... Aku cuma kebetulan lewat"  " Lo dengan jabatan Lo ..Lo mau nindas kite.. rakyat kecil.. hah!!.."  aku pun langsung dikeroyok hingga akhirnya kami harus melakukan perlawanan . sebenarnya aku tidak mau berkelahi akan tetapi keadaan ini memaksaku untuk berjuang walau ku tahu bahwa semua perkara ini tidak akan pernah selesai walau salah satu dari kita mati sekalipun.

    "Dasar tikus kantor!!.. Lo berani lawan kite hah.." "jaga bicaramu aku disini hanya kebetulan lewat bukan nyari masalah.." "alah..(dengan muka sinis) banyak alasan Lo.. Lo takut kan sama kite kite.. secara kite ini jawara lorong downlife" ketika itu mereka berteriak"yaa Bani...amir.. fihadji" akhirnya mereka berkumpul bertambah banyak hingga mereka menyerang ku dengan komando "Haaadjaaaaa.." mereka langsung berlari ke arahku, aku semakin terpojok dan terpojok seolah olah mereka bagai tsunami diupuk timur dan barat.

   Saat itu aku terus berjalan mundur hingga mentok tak ada jalan lagi, aku prustasi dan bingung. "hei kalian,, kalian ingin uangku? Heh.. nih (sambil ku lempar uang segepok dalam kantong kemejaku) ambil tuh uang ku..!!!"  Akan tetapi mereka malah tambah marah dan bringas bagaikan harimau yang ingin menerkamku dengan nafsu yang membara..

Apa yang akan terjadi dengan tokoh aku..
Simak terus cerita alamat kehidupan.. selamat membaca..😊😊😊 jangan lupa add dan coment ya..😎😎

Alamat kehidupanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang