Jalan 3 ( Walimah)

11 2 2
                                    

   Suara adzan dikumandangkan dengan merdunya, keheningan berubah menjadi sebuah kebahagiaan yang sangat tergambar dari wajah rakyat , seluruh penjuru kota Istanbul terpenuhi dengan panggilan allah, tak disangka sangka keluarlah para pria di kota itu dari rumahnya menuju ke masjid Aya Sofia dengan penuh bahagia dan kerinduan terhadap panggilan shalat. Saat itu sandi sudah bangun sebelum adzan berkumandang dengan sungguh luar biasa dia melihat pemandangan yang jarang di temui di kota kelahirannya dan pemandangan ini ia temui di Istanbul.

    "Hmm rupanya kau sudah bangun sandi" terang Sultan sambil tersenyum saat sandi sedang memandang keluar

   " Hhh, iya Sultan saya sudah bangun hehe," jawab sandi sambil tersenyum
   " Yuk, kita pergi ke masjid!" Ajak sultan
   " Hmm iya Sultan" jawabnya dengan penuh bahagia

Mereka pun meninggalkan kamar sandi dan pergi menuju masjid Aya Sofia

  " Sultan, sungguh luar biasa rakyat mu" kagum sandi
  " Hmm, luar biasa bagaimana?" Tanya Sultan
  " Rakyatmu sangatlah kompak dalam beribadah dan semangat nya sangat menggelora dalam fastabiqul Khoirot"
  " Hmm, mungkin engkau melihat mereka kompak akan tetapi lihatlah ada beberapa rumah yang didalamnya masih ada pria yang tertidur dan tidak shalat berjamaah" terang Sultan
  " Wah, kok bisa begitu, ?" Tanya sandi
" Sebab tidak semua rakyatku adalah muslim sejati, pasti ada saja diantara mereka yang munafik dan disitulah cobaan untuk kita, apakah kita akan hancur dengan itu atau semakin kuat". Tegas Sultan
   " Hmm, begitu ya "
  " Iya.." Sultan sambil tersenyum

  Tidak terasa merekapun sampai di masjid Aya Sofia sungguh disana shaf - shafnya sudah sangat padat sehingga Sultan dan sandi harus melewati pintu khusus pihak kerajaan, seperti biasa di masjid Aya Sofia ada jeda 10 menit untuk melaksanakan shalat rawatib dan berdo'a. Sungguh kedamaian didalam masjid itu sangatlah terasa dan sangatlah kental dengan persaudaraan sesama muslim.

   Sandi dan Sultan pun berjalan terus ke dalam hingga shaf terdepan, tadinya sandi tidak ingin ke depan akan tetapi ada 1 tempat yang kosong yang dikhususkan untuk sandi, sandi merasa tidak enak akan tetapi Sultan berkata " sandi, itu adalah persembahan dari umat untukmu maka isilah, jangan buat mereka kecewa" tegas Sultan. Akhirnya sandipun menuruti perintah Sultan dan berdiri tepat dibelakang Sultan.

   Setelah shalat dan berdo'a Sultan pun mengisi sedikit khutbah untuk para hadirin

÷°•°÷°•°÷°•°÷°•°÷°•°÷°•°÷°•°÷°•°÷°•°÷°•°÷°•°÷°•°÷°
Wahai Ummat muslim
Kita semua adalah saudara maka ingatkanlah sesamamu, ingatkanlah teman karibmu, ingatkanlah tetanggamu, dan ingatkanlah siapapun yang kau temui selagi ia adalah saudara seimanmu
Saling menjaga lah kalian semua
Tanamkanlah dalam hati kalian kalimat suci kita semua, jadilah kalian muslim yang tangguh, siap berjuang demi tegaknya laailahailallah

Ingatlah sabda Rasulullah shalallahu alaihi wassalam
"Pokok agama adalah Islam , dan tiangnya adalah shalat dan puncaknya adalah berjuang dijalan Allah"
(HR.Muslim)

Maka dari itu mari kita tegakkan warisan panutan kita semua warisan yang diwarisi kepada para alimil ulama dan para Mujahidin
Yakni tegaknya "laailahailallah" diseluruh penjuru dunia dan jadikan islam adalah Rahmat seluruh alam

Allahuakbar
Allahuakbar
Allahuakbar

÷•°•÷•°•÷•°•÷•°•÷•°•÷•°•÷•°•÷•°•÷•°•÷•°•÷•°•÷•°•÷•°

  Setelah mereka mendengar khutbah Sultan, mereka langsung bertakbir dengan penuh semangat yang menggelora, sandi pun semakin kagum dengan sultan akan tetapi sandi pun tahu bahwa dia tidak sepantasnya terlalu mengagumi Sultan dan dia yakin bahwa ini semua anugerah Allah yang Allah berikan kepada Sultan untuk tegaknya kebenaran.

Alamat kehidupanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang