chapter 2

29 3 2
                                    


Namaku laila, aku anak ke dua dari tiga besaudara dari keluarga yang biasa saja mungkin bisa di bilang kurang mampu, untuk masuk sekolah saja, orang tuaku harus bersusah payah agar aku bisa malanjutkan jenjang pendidikan ku, sebenarnya saat masih duduk di bangku smp akan mendapatkan sebuah beasiswa untuk melanjutkan jenjang pendidikan sma di sma favorit yang berada di kota, tapi karena hal ekonomi, jadi aku tidak bisa mengambilnya, karena walaupun mendapat beasiswa tetap saja tempat tinggal dan untuk makan sehari-hari orang tuaku harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit tiap bulannya, belum lagi orang tuaku belum mampu dan belum siap meninggalkanku sendiri untuk tinggal sendiri di kota, akhirnya aku memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ku di sekolah negeri di kampungku yang jaraknya hanya sekitar 3 menit dari rumahku.
Saat ini aku menjalin sebuah hubungan dengan seorang pemuda yang bernama andi, hubungan kami baru saja berjalan, rasa nya biasa saja, hanya sekedar suka, aku tau setelah menjalankan hubungan dengannya dia termasuk pria yang bisa di kategorikan ingin mendapatkan semua namun tidak mau melepaskan salah satu, jadi, aku yakin dia merupakan pria yang
mmmmm.... Bisa di bilang kurang setia, hal ini bisa aku katakan karena dia sudah beberapa kali menghubungi beberapa teman sekolahku, dan sepertinya itu kurang pantas karena tidak mengakui aku sebagai kekasihnya. Dan hal ini masih aku biarkan saja walaupun sebenarnya aku tau, tapi aku hanya ingin tau apa yang mau di lakukannya.

Sudah satu minggu sejak kejadian itu, tiba-tiba aku mendapatkan pesan dari number yang tidak aku kenal.

" ping " .
" asslamulaikum" ,

siapa ini, dan aku membalas pesan tersebut karena tentu saja itu sebuah salam dan itu harus di jawab.

" hai laila , aku gun ".
" maaf gun siapa ya ? " .
" gun , teman dari temanmu ".
" temanku ?" .
" ya, temanmu"
" siapa ? "
" tika , aku meminta number mu darinya " dengan emoticon tersenyum.

Aku tidak membalas pesan nya, karena jam istirahat sekolah sudah selesai. Dan saat berada di dalam kelas, kejadian yang sudah satu minggu berlalu itu aku jadikan topik pembicaraan kembali di hadapan tika, dan banyak yang ingin aku sampaikan padanya.

" tik, aku mau tanya nih".
Ucapku sambil sedikit menahan kesal,


" apaan ? ". Ucap tika santai.
" kamu kenal yang namanya gun ?" tanyaku.
" oh , iya , dia temen smp ku, kenapa la ? .
" ko dia tau number ku ! " dengan nada sedikit kesal.
" he.. iya aku yang kasih, soalnya dia minta. "
" kenapa di kasih ? "
" jadi gini la, udah aku jelasin kamu uah punya pacar , tapi dia yang bilang , baru pacar kan, terus dia tetep maksa, ya udah jadi aku kasih "
Laila : " oh "

Dan pembicaraan itu pun tidak berlanjut, dan akupun mengabaikan pesan-pesan gun yang masih tetap mengirimku pesan. Satu minggu telah berlalu dan dia masih tetap mengirimku pesan, dan menginginkan aku membalas pesannya.

Saat itu aku masih memiliki hubungan dengan andi, walaupun hubungan kami tidak terlalu baik tapi aku masih mencoba untuk memberinya kesempatan, namun dia masih tetap saja seperti dia yang seperti itu, aku merasa ingin mengakhiri hubungan ku dengannya, tapi setiap kali aku mengucapkan selamat tinggal dan aku berharap dia jangan menghubungi ku lagi namun tetap saja dia memaksa, agar aku tidak meninggalkannya dengan sikap dia yang mengacuhkanku namun tidak mau melepaskanku, dan di saat aku ingin meninggalkannya, ya sedikit rumit memang, karena sudah dua kali aku berniat meninggalkannya, dan di saat itu pula dia mengancamku agar aku tidak meninggalkannya, dan dua kali itu juga dia ingin mengakhiri hidupnya di depanku, yang pertama karena aku tau dia berbohong dan aku ingin meninggalkannya , dia mengancamku dan dia berjanji tidak akan mengulangi perbuatan nya lagi, kemudian yang kedua adalah ketika dia ingin pergi ke kota dan ingin tinggal di sana, aku memutuskan untuk mengakhiri hubungan ku, namun saat itu juga di mengambil sebuah pisau dan mengancamku lagi, karena aku tidak ingin memilki hubungan jarak jauh, dan aku juga tau kalau dia mengabaikanku, dengan tidak membalas pesanku, dan membalas pesan dari temanku, dan itu membuat aku semakin ingin mengakhiri hubungan yang hanya mengekangku. Dia hanya ingin aku tidak memiliki hubungan dengan orang lain, sehingga tidak mau melepaskanku.

"goen"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang